Beberapa bulan kemudian.
Nina dan Oliver hari ini menikah. Mengundang beberapa teman terdekat dan keluarga. Tidak terkecuali Indra dan Maria juga. Serta si kembar yang hari ini memakai setelan putih hitam.
Sepanjang acara Indra tampak marah. Karena selain dia yang masih memiliki rasa. Ini juga karena orang tua Nina yang kali ini datang. Bahkan ayah Nina yang menjadi walinya. Tidak seperti saat menikah dengan dirinya yang diwakilkan oleh adik si mertua.
"Setelah ini kita langsung pulang! Terserah kalau kalian masih ingin tinggal!"
Seru Indra pada Maria dan si kembar yang sedang makan es buah. Sebab pernikahan ini berlangsung di hotel. Tidak seperti Nina dan Indra dulu yang menikah di KUA. Resepsi saja tidak ada. Karena mereka masih belum ada uang. Sebab seluruh tabungan terpakai untuk membangun bisnis dan menyewa tempat tinggal.
"Aku belum coba yang itu, Pa!"
Protes Hunter sembari menunjuk piring yang berisi aneka kue lucu warna merah muda. Karena dia yang memilih makanan ini saat diajak Nina tester makanan. Tidak heran jika dia begitu bersemangat mencoba seluruh makanan.
"Ya sudah, Papa tinggal!"
Indra langsung bangkit dari kursi. Diikuti Maria yang tampak bingung saat ini. Sebab si kembar tampak akan menangis.
"Mereka denganku saja!"
Ucap wanita paruh baya pada Maria. Dia adalah ibu Nina. Karena tadi mereka sempat berkenalan, saat wanita ini menyapa si kembar untuk yang pertama kalinya.
Maria akhirnya pergi dari sana. Meninggalkan si kembar yang kini lanjut makan. Sebab Nina mulai melambai ke arah anak-anak.
Hingga tidak lama kemudian acara foto bersama dimulai. Si kembar ikut Nina dan Oliver kembali ke rumah. Sebab mereka sengaja tidak menyewa kamar di hotel agar bisa langsung pulang selesai acara dan tidur panjang setelahnya.
"Besok pagi kalian dijemput Pak Jono. Sekarang kalian mandi, lalu tidur, ya?"
Si kembar dimandikan Nina. Dibantu Oliver yang menyiapkan pakaian mereka. Sebab ini adalah hari pertamanya menjadi ayah.
"Kamu mandi saja dulu."
Ucap Nina setalah Hunter berlari menuju kamar. dengan handuk yang sudah melilit badan.
Sebab River sudah terlebih dahulu selesai dimandikan. Saat ini dia sudah memakai celana. Dibantu Oliver yang sejak tadi tidak berhenti menyunggingkan senyuman.
"Oke. "
Oliver pergi mandi. Meninggalkan Nina yang mulai mengurus anak-anak saat ini. Dengan wajah yang sudah basah karena baru saja menghapus riasan tadi.
"Nanti kita tidur berempat? Di sini?"
Tanya Hunter sembari menepuk ranjang. Ranjang berkurang besar yang baru saja Nina beli kemarin lusa. Sedangkan ranjang yang lama dipindah di kamar yang lainnya.
"Iya. Muat untuk kita semua."
"Horeee!!!"
Si kembar bersorak kegirangan. Sebab mereka jelas merasa senang. Karena bisa tidur ditemani orang tua. Sebab selama ini mereka hanya tidur berdua saja. Sering terbangun tengah malam dan berakhir pindah sendiri ke kamar Maria atau Indra.
"Sambil nonton, ya?"
Tanya River antusias. Sebab dia mulai suka menonton Avatar. Sehingga dia sangat bersemangat sekarang.
"Iya, boleh!"
River berseru senang. Dia melompat kegirangan. Hingga Nina agak kesusahan saat memberikan minyak kayu putih di punggung dan perutnya.
Satu jam kemudian si kembar tertidur. Sedangkan Nina dan Oliver masih terjaga saat itu. Sembari menonton Avatar yang diminta River sebelum tidur.
"Aku pesan roti bakar. Kamu mau juga?"
"Boleh. Kita makan di luar saja."
Oliver mengangguk singkat. Lalu bangkit dari ranjang. Sebab si driver hampir tiba.
Nina juga sama. Dia bangkit dari ranjang dengan perlahan. Lalu mengekori Oliver yang mulai membuka pintu rumah.
"Aku buat minum, ya? Kamu mau apa?"
"Air dingin saja cukup."
Nina mengangguk singkat. Lalu meraih botol minum dari kulkas. Sebab dia memang jarang memiliki stock minuman manis di sana.
"Sudah datang!"
Oliver kembali sembari membawa makanan. Lalu duduk di kursi makan bersama Nina. Karena di sana mereka biasa makan bersama.
"Aku tidak menyangka hari ini bisa terlewati juga."
Ucap Nina setelah memakan satu potong roti bakar. Dia merasa lega. Karena orang tuanya bisa dibujuk datang. Ya, meski dia harus mengeluarkan uang ratusan juta. Sebab mereka jelas tidak mau datang secara cuma-cuma.
"Aku juga. Maaf, ya? Karena Ibuku tidak bisa datang. Padahal aku sudah memberi kabar saudaranya. Tapi tetap saja—"
"Tidak apa-apa, orang tuaku juga datang karena uang. Karena aku mengimingi uang masing-masing 200 juta. Kalau tidak, mana mau mereka datang? Sudah, lah. Tidak perlu dipikirkan . Mungkin ini rezeki kita karena punya orang tua yang kurang baik pada anak. Sekarang janji, ya? Kalau kita tidak akan seperti mereka."
Oliver mengangguk cepat. Lalu memeluk Nina yang duduk di sampingnya. Mereka juga mulai berciuman. Kemudian pindah ke kamar sebelah yang memang sudah dibersihkan.
Tbc...

KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI BARU SUAMIKU [SELESAI]
RomanceNina baru saja bangun dari koma, namun dia harus menerima fakta jika suaminya telah menikahi wanita lain saat dirinya berjuang di antara hidup dan tidak. Menikahi wanita yang sepuluh tahun lebih muda darinya. Wanita yang tidak dia kenal sebelumnya...