Satu bulan berlalu.
Nina sudah semakin dekat dengan si kembar. Ya. Meski tidak sedekat saat mereka bersama Maria.
"Bunda mana?"
Tanya Hunter saat tiba di rumah. Anak manis itu bertanya pada Nina yang sudah menunggu di teras. Karena sejak tadi dia gabut di rumah. Sebab anak-anak sedang diajak ke mall bersama Dina beserta satu ART di rumah.
Sebenarnya Nina ingin ikut juga. Namun si mertua melarang dengan alasan mobil tidak muat. Karna dia berencana belanja banyak.
"Ada di dalam. Ada apa, Sayang?"
Tanya Nina sembari jongkok di depan Nina. Sebab anak itu membawa kotak yang harum baunya. Bau yang tentu dihafal. Karena di dalam ada makanan kesukaannya.
"Aku mau ke dalam!"
Hunter langsung berlari masuk rumah. Sedangkan Nina hanya mengawasi saja. Lalu dipanggil Dina karena River sedang tidur sekarang. Sedangkan supir dan ART yang dibawa sedang sibuk mengangkut barang belanjaan.
"Nina! Bawa River ke dalam!"
Nina langsung menuju mobil. Dia melihat River yang sedang tidur saat ini. Anak itu membuka mulut dan sedikit mendengkur pelan sekali. Membuatnya lekas menggendong dan dibawa ke kamar agar si anak bisa lebih nyaman saat merangkai mimpi.
"Mama ...."
"Iya, Sayang?"
Nina berjalan pelan menuju kamar. Sembari mengusap punggung River yang ada di dalam gendongan. Sebab anak itu masih mengantuk sepertinya. Karena hanya mengigau sebentar, sebelum akhirnya kembali terlelap nyaman.
Setelah membaringkan River di ranjang, Nina mencari keberadaan Hunter sekarang. Sebab anak itu tidak ditemukan di kamar.
"Enak, kan, Bun?"
"Enak sekali. Bunda suka. Terima kasih, ya?"
"Sama-sama, Bunda!"
Nina melihat Hunter dan Maria yang sedang memakan donat di ruang makan. Mereka tampak bahagia. Seperti ibu dan anak sungguhan.
"Hunter makan apa? Boleh Mama coba?"
Nina mulai berbasa-basi. Dia duduk di samping anak ini. Namun si anak justru beringsut mendekati si ibu tiri. Sembari menggeser box donat agar Nina tidak mengambil.
"Tidak boleh! Ini hanya untuk Bunda!"
Nina hanya tersenyum miris. Dia merasa sedih. Karena anak kandungnya lebih memilih ibu tiri daripada dirinya sendiri.
"Hunter, tidak boleh, Sayang. Kita harus berbagi dengan Mama juga."
Maria mengusap rambut Hunter pelan. Membuat anak itu mulai melunak. Lalu memberikan satu potong donat yang tersisa pada Nina.
"Terima kasih, Sayang. Ini untuk River saja."
Nina mengembalikan donat yang baru saja Hunter berikan ke dalam kotak. Lalu menutupnya juga. Sebab dia memang hanya iseng saja. Tidak berniat ingin minta sungguhan.
"Hunter nggak ngantuk? Mau Mama temani tidur?"
"Aku mau ditemani bunda saja. Boleh, kan, Bun?"
"Boleh."
Lagi-lagi Nina hanya bisa menelan kecewa. Dia merasa kehadirannya tidak dianggap. Hingga dia melamun panjang. Sampai tidak sadar jika Hunter dan Maria sudah tidak ada di sekitar.
"Loh, di mana mereka?"
"Sudah ke atas, Bu."
Ucap salah satu ART di sana dengan sopan. Sebab seluruh pekerja di rumah sudah tahu siapa Nina. Sehingga mereka menaruh rasa hormat padanya.
"Aku mau keluar. Untuk makan siang anak-anak tolong siapkan seperti biasa, ya?"
"Baik, Bu."
Nina langsung menuju kamar. Kamar yang ada di depan kamar anak-anak. Sebab dia enggan meniduri kamar utama bersama suaminya. Karena sebelum dia siuman, ternyata kamar utama ditempati oleh si suami dan Maria. Sehingga dia menolak tidur di sana meski Maria sudah pindah di kamar lain sekarang.
"Sudah waktunya aku melihat dua luar."
Nina mulai berdandan. Sebab dia ingin bertemu teman-temannya. Karena selama satu bulan ini dia hanya fokus mengurus anak. Bahkan dia belum membeli ponsel baru karena ponsel lama sudah rusak dan tidak bisa dihidupkan.
Indra juga tidak berinisiatif membelikan. Karena akhir-akhir ini dia sibuk akibat cuti mendadak saat Nina siuman. Selama satu minggu lamanya.
"Aku mau beli Hp dulu, baru menemui teman-temanku."
Nina mulai keluar kamar. Sembari membawa tas yang berisi beberapa kartu ATM dan uang cash. Sisa tiga tahun silam sebelum kecelakaan.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI BARU SUAMIKU [SELESAI]
RomanceNina baru saja bangun dari koma, namun dia harus menerima fakta jika suaminya telah menikahi wanita lain saat dirinya berjuang di antara hidup dan tidak. Menikahi wanita yang sepuluh tahun lebih muda darinya. Wanita yang tidak dia kenal sebelumnya...