Satu minggu kemudian.Maria dan Nina sedang duduk berkumpul di ruang keluarga. Bersama Dina dan notaris juga. Sebab pembacaan warisan baru saja dilangsungkan.
"Ini pasti salah, kan? Mas Indra tidak mungkin hanya memberikan dua mobil yang ada di rumah saja!"
Seru Maria tidak terima. Sebab dia hanya mendapat sedikit warisan dari Indra. Padahal pria itu sangat kaya.
"Mama Dina saja dapat saham perusahaan meski hanya 10% saja! Rumah ini! Seharusnya untukku! Bukan untuk wanita itu!"
"Maria! Dua mobil yang diberikan untukmu bisa laku satu miliar kalau dijual sekarang! Kamu jangan serakah! Sejak awal rumah ini dibangun untuk Nina. Setelah bercerai dia yang menolak tinggal di rumah ini. Agar kamu dan anak-anak nyaman tinggal di sini! Wajar kalau Indra memutuskan seperti ini! "
Maria berkaca-kaca. Dia hampir menangis sekarang. Karena tidak menyangka Dina berkata demikian. Padahal dulu, si mertua lebih mendukungnya.
"Tapi aku sudah banyak berkorban untuk keluarga ini, Ma! Aku merelakan masa mudaku untuk merawat anak-anak! Menikah dengan Mas Indra yang mencintaiku saja tidak!"
"Berhenti omong kosong, Maria! Kalian pernah punya anak! Tidak mungkin Indra tidak cinta!"
Dia menatap Nina yang diam saja. Sebab dia tidak keberatan dengan isi warisan Indra. Sebab pria itu memang memberikan masing-masing 20% saham perusahaan untuk si kembar. Sedangkan sisanya untuk Dina.
Nina? Dia hanya mendapat rumah. Meski sebenarnya dia tidak menginginkan juga. Karena dia berencana membesarkan si kembar di rumah sederhana yang disewa di dekat sekolah bersama suaminya.
"Kalau kamu mau rumah itu, silahkan tinggali saja. Supaya anak-anak bisa pulang kalau kangen rumah."
"Jangan, Nin! Bisa saja dia membawa orang tuanya yang bandar judi tinggal di sini! Lalu merusak property! Aku tidak mau rumah ini dimiliki dia dan keluarganya yang tidak tahu diri! Lebih baik aku saja yang tinggali jika kamu dan suamimu tidak mau tinggal di sini! Karena paling tidak, si kembar bisa nyaman jika kapanpun ingin datang kemari. Kamu juga pasti akan lebih merasa nyaman jika aku yang tinggali, kan? Daripada dia dan keluarganya nanti. "
Nina diam sejenak. Mencerna apa yang diucapkan Dina. Sebab ini masuk akal juga. Bagaimanapun juga si kembar punya banyak kenangan di rumah dan dia tidak ingin Maria merusaknya.
"Ya sudah, Mama saja yang tinggali. Mama bisa ajak teman-teman Mama tinggal di sini. Kalau rumah ini mau dijadikan sebagai panti jompo juga aku akan menyetujui. Maria, kamu juga bisa tinggal di sini. Bersama orang tuamu jika memang mereka ingin."
Dina tampak tidak setuju dengan ucapan Nina. Sebab bagaimanapun juga dia tidak rela jika orang tua Maria yang problematik ikut tinggal. Mengingat mereka sudah pernah bertemu sekali dan rasanya mencekam.
"Sudah, ya? Aku keluar sekarang. Aku mau pulang bersama anak-anak. Aku hanya minta satu hal, jangan utak-atik kamar mereka. Karena itu satu-satunya kenangan yang mereka punya tentang Indra."
Ucap Nina sebelum pergi. Sebab dia tahu jika anak-anak dan Indra lebih sering tidur bersama di kamar mereka daripada di kamar Indra. Sebab kamar utama sering dikunci dari dalam. Karena Indra takut Maria masuk tanpa diundang.
Tbc...

KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI BARU SUAMIKU [SELESAI]
RomanceNina baru saja bangun dari koma, namun dia harus menerima fakta jika suaminya telah menikahi wanita lain saat dirinya berjuang di antara hidup dan tidak. Menikahi wanita yang sepuluh tahun lebih muda darinya. Wanita yang tidak dia kenal sebelumnya...