Nina pulang jam sepuluh tepat. Tentu bersama supirnya. Karena di rumah ada dua supir sekarang. Satu untuk mengantar Indra kerja. Satu lagi untuk si kembar sekolah dan Maria jika ingin berpergian."Ke mana saja kamu? Kenapa pergi tidak bilang padaku?"
Tanya Indra saat melihat Nina pulang. Wanita itu tampak berbeda dari sebelumnya. Tentu karena potongan rambut dan wajahnya yang merah. Sebab dia sempat melakukan banyak perawatan di klinik yang disarankan Eca.
"Pak Jono pasti sudah bilang padamu. Jadi tidak perlu repot-repot tanya aku!"
Nina melewati Indra begitu saja. Karena dia ingin segera istirahat sekarang. Sebab seharian tadi telah berada di luar rumah.
"Kita perlu bicara, Nina!"
Indra menarik tangan Nina. Membuat wanita itu berhenti berjalan dan sedikit tersentak. Hingga tas yang digunakan hampir lepas.
"Aku lelah, Ndra! Besok saja! Tolong jangan buat aku marah!"
Nina bergegas pergi dari sana. Meninggalkan Indra yang masih memakai pakaian kerja. Sebab dia baru saja pulang dan mendapati salah satu supirnya tidak ada.
"Mau aku buatkan kopi, Mas?"
Tanya Maria yang sejak tadi memang mengamati. Namun dia tidak berani mendekati karena takut semakin memperkeruh suasana ini. Karena bagaimanapun juga dia merasa agak bersalah saat ini. Sebab telah menjadi istri kedua saat si istri pertama tidak sadarkan diri.
"Tidak usah, Mar. Aku mau langsung istirahat. Terima kasih."
Indra langsung menuju kamar. Meninggalkan Maria begitu saja. Tanpa bertanya tentang anak-anak seperti biasa. Padahal biasanya, pria itu akan bertanya tentang Hunter dan River setiap pulang kerja. Karena dia tidak ingin tertinggal setiap hal yang dilakukan mereka.
"Apa Mas Indra mulai goyah? Apa dia akan menceraikan aku setalah melahirkan? Seperti yang yang Mbak Nina minta."
Maria mulai menangis sekarang. Dia juga memeluk perutnya. Seolah takut kehilangan si anak. Sebab hanya dia makhluk paling berharga di hidupnya. Selain suaminya.
Karena orang tua Maria tidak bisa diandalkan. Mereka tidak bertanggung jawab pada anak. Karena telah meminta Maria mencari uang sejak sekolah dasar. Menjadi buruh cuci piring di warung tetangga. Hingga berhenti sekolah saat SMA, karena mereka butuh lebih banyak uang untuk mmebayar hutang.
Padahal Maria cukup pintar. Dia bisa saja mengangkat derajat orang tua jika kemampuannya diasah dengan benar. Bukan justru diminta berhenti belajar untuk mencari uang.
Sampai akan dinikahkan dengan pria tua di desa. Demi membayar hutang yang menumpuk tentu saja. Sebab orang tua Maria bekerja sebagai bandar judi di desa. Tidak heran jika uang panas mereka cepat tandas.
Beruntung Maria bertemu Indra. Sehingga hidupnya perlahan mulai terangkat. Dan tidak lagi menderita.
"Aku tidak mau anakku berakhir sepertiku. Aku mau dia mendapatkan keluarga yang utuh."
Maria masih menangis sekarang. Dia langsung menuju kamar. Ke kamar mandi dan memakai mukenah. Guna mengadu pada sang pencipta.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI BARU SUAMIKU [SELESAI]
RomanceNina baru saja bangun dari koma, namun dia harus menerima fakta jika suaminya telah menikahi wanita lain saat dirinya berjuang di antara hidup dan tidak. Menikahi wanita yang sepuluh tahun lebih muda darinya. Wanita yang tidak dia kenal sebelumnya...