"Halmeoni yihat?!" ucap balita cadel yang kini berumur lima tahun.
"Waaa... Apa ini yang Ji-ah buat?!" tanya sang Nenek.
"Ini tu buna, Halmeoni?!" jawab balita perempuan ini.
"Cantik sekali. Kalau Ae-ji membuat apa sayang?!" Tanyannya kepada balita laki-laki di sampingnya.
"Ae-ji gambal Mommy dan Daddy Halmeoni, yihat. Mommy tantik tan, Daddy uga tampan, hihihi?!"
"Iya. Wah cucu Halmeoni pintar menggambar rupanya?!" piji sang nenek.
"Ya dong, tita tan mau cekoyah. Ya tan Oppa?!" dan anggukan sang kakak menjadi balasan.
"Aku pulanggg?!" ucap pria paruh baya yang kini memasuki mansion mewahnya.
"Halabeoji....?!" ucap mereka berbinar ketika melihat sang Kakek baru datang dan mereka berebut untuk minta gendong.
"Atu duyu Oppa/ ndak, Oppa duyu?!" begitulah suara mereka. Dan sang Kakek semakin tertawa lebar sambil merentangkan tangannya.
"Semua akan mendapat bagian sayang. Jangan berlari... Hap?!" di gendongnya kedua cucunya di kanan dan kiri. "Lihat Halabeoji masih kuat menggendong kalian berdua kan?!" di ciumnya pipi gembil cucu nya bergantian.
Lalu mereka semua tertawa sambil berjalan menghampiri sang Nenek yang melihat interaksi merek sedari tadi.
.
.
.
"Silahkan Namjoon Hyung?!"
"Terima kasih Tae. Maaf kami sedikit terlambat?!" jawab Namjoon.
"Tak apa Hyung. Oh ya, bagaimana dengan tawaran kerja sama yang kami ajukan Hyung?!" tanya Taehyung.
"Kami sudah mengevalusi semua Tae. Hanya saja, sepertinya akan lebih baik jika perusahanmu mengajukan kerja sama dengan perusahaan Wang. Aku lihat perusahaan kalian memiliki tujuan yang sama. Dalam artian perusahaan kalian jika di satukan akan semakin berkaitan satu sama lain?!" dan kebingungan Taehyung berikan.
"Aku tidak pernah mendengar nya Hyung. Perusahaan Wang?!" Taehyung mengingat-ingat nama perusahaan yang di katakan oleh Namjoon.
"Ah maaf, aku sampai lupa. Induk perusahaan Wang ada di China, Tae. Dan berkembang sampai ke Jepang juga. Tapi mulai bulan ini semua akan di pindah alihkan ke Seoul, jadi induk perusahaan tersebut akan di Seoul mulai bulan depan?!" jelas Namjoon panjamg lebar.
"Oke baiklah Hyung, ku rasa bukan ide yang buruk?!" ucap Taehyung.
"Minggu depan akan aku kenalkan padanya Tae, bagaimana? Keberatan?!" tanya Namjoon.
"Tentu tidak Hyung?!" balas Taehyung antusias. "Bagaiman kabar Jin Hyung?!" tanyanya lagi.
"Kami baik. Ia sibuk mengurus Namjin yang mengikuti olimpiade, Tae?!" jawab Namjoon dengan senyum merekah mengingat putranya.
Dan senyum sendu Taehyung berikan. Iri sekali pikirnya.
Namjoon pun tau arah pandang Taehyung di sana. Sangat tau arti tatapan sendu itu. Tapi kini ia enggan membahasnya. Bukan urusannya juga, batin Namjoon berkata.
"Mm... Kalau tidak ada lagi yang di bicarakan, saya pamit duluan Tae?!" ucap Namjoon hingga memecah lamunan Taehyung.
"Aaa iya Hyung. Maaf maaf, saya tadi melamun. Baiklah Hyung, terima kasih. Sampai bertemu lagi Hyung?!" ucap Taehyung membungkuk membalas Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐡𝐚𝐧
Random"Nyatanya bukan aku rumah untukmu pulang, bersamaku hanyalah persinggahan, di saat sebuah rumah yang seharusnya kau tempatkan DIA di dalamnya tapi tidak seperti yang kamu harapkan, kamu datang padaku, mengajarkanku arti rumah sesungguhnya, sedangkan...