Dua puluh tujuh

1.1K 78 3
                                    












Di sebuah mansion mewah tengah berkumpul semua anggota keluarga. Menunggu kedatangan seseorang dengan harap-harap cemas.


"Kau ini kenapa sih Tae, sudah Ibu katakan, tahan hormon mu?!" marah Baekhyun.


"Itu kebutuhan Bu. Jadi tidak bisa kalau sehari saja tidak dapat?!" jawab Taehyung santai.



"Tapi tidak setiap hari juga Tae. Hentikan atau kau akan kehilangan semuanya?!"



Kedikan bahu Taehyung berikan. Seperti tidak peduli sama sekali tentang ocehan Ibuhya.



Chanyeol yang sedari diam saja, kini mulai bicara. "Aku akan pergi, Baekhy. Nanti ku jemput setelah pulang dari sana?!" setelahnya ia berlalu begitu saja. Ia enggan sebenarnya menanggapi anak dan istrinya yang berdebat ini. Lebih baik ia pergi ke perusahaan saja. Kesini saja kalau bukan karena rengekan Baekhyun. Sungguh tidak mau rasanya.



"Permisi?!"


Dialihkan atensi merek kepada orang yang di tunggu kedatangannya. "Dokter, akhirnya anda datang. Kami sudah menunggu?!" ucap Baekhyun.


"Maaf tadi ada sedikit kendala. Di mana Nyonya Jihoon?!" tanyannya.



"Ah tak apa. Mari dok. Jihoon di kamarnya?!" ajak Baekhyun kepada Dokter Minki dan di ikuti Taehyung di belakang mereka.



...



"Tidak terjadi apa-apa dengan Nyonya Jihoon. Kandungannya juga baik-baik saja.  Mungkin karena ia kelelahan tadi, sehingga tiba-tiba pingsan?!" jeda Minki. "Saran saya, untuk tidak terlalu memaksa Nyonya Jihoon untuk pelepasan, pasalnya jika berlebihan akan menyebabkan kontraksi pada janin di dalamnya?!" jelas Minki.



"Ini vitamin dan juga obat penguat kandungan dosis sedang tuan. Anda bisa menebusnya di apotik?!" ucap Minki menyerahkan resep obat kepada Taehyung.


"Terima kasih, Dok?!" ucap Taehyung sambil menerima resep obatnya. "Baiklah, kalau begitu saya mohon pamit?!" dan Minki berlalu begitu saja.



"Kau dengar Tae. Di istrimu, bukan pemuas nafsu?!" lagi-lagi Baekhyun marah di sana.


"Terserah Ibu. Aku berangkat?!" Taehyung berlalu begitu saja. Menyisakan Baekhyun dan Jihoon dengan tatapan sendunya.


"Sudah sayang, biarkan saja. Nanti malam kalau Taehyung minta jatah, potong saja burungnya, Ibu akan menginap malam ini?!" ucap Baekhyun menenangkan, ketika melihat Jihoon sepertinya kaget dengan Taehyung yang tiba-tiba cuek padanya.


"Iya Bu?!" jawabnya dengan lembut. Sebenarnya ia ingin sekali mengatakan sesuatu yang mengganjal di pikirannya, tentang sikap Taehyung akhir-akhir ini.


Flashback on....



Berjalan lima bulan usia kandungan Jihoon. Seperti yang mereka katakan sebelumnya. Setiap malam Taehyung tak lelah meminta jatah padanya. Ia pun senang-senang saja. Toh hormon namja hamil, akan lebih mudah terangsang dari pada biasanya. Maka dari itu, mereka tetap melakukan malam panas mereka seolah lupa jika ada janin yang harus mereka jaga.




~Jihoon pov~

Malam itu seperti malam-malam biasanya. Aku akan menyambut suamiku dengan menyiapkan diriku sebaik mungkin untuk melayaninya.

Aku pun iya iya saja. Toh aku juga selalu rindu penis berurat miliknya ketika tertanam di dalamku. Dan Baby juga harus sering di tengok Daddy nya kan, biar dapat gizi nantinya.


𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐡𝐚𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang