Brakkk pyarrr...
"Hyung hentikan?!"
"Diam?!" ditepisnya tangan yang menggapainya, lalu di tarik kuat kedua pipi sang empu dengan sangat kencang.
"Semua ini karena kau, kalau kau tidak datang lagi di kehidupanku, dia tidak akan meninggalkanku, semua karena kau, sialan?!" teriaknya, lalu melayangkan cekikan di leher sang empu."Askkk... Sakit, lep-pass Hyung?!" teriak Jihoon kesakitan, karena cekikan Taehyung.
"Mati saja kau, mati?!"
Baekhyun yang mendengar keributan di lantai atas pun segera menghampiri mereka. "Astaga Taehyung, hentikan?!" di tariknya tangan Taehyung di leher Jihoon. "Kau gila, kau bisa membunuhnya." teriak nya setelah berhasil menarik Jihoon.
"Ya Tuhan Jihoon, kamu tidak apa-apa?!" khawatir Baekhyun."Tid-ak apa-apa, Bu.. Hah hah?!" jawab Jihoon dengan setelah lolos dari cekikan Taehyung.
"Kau gila Tae. Apa yang ada di dalam otakmu Hah. Berapa kali kau menyakitinya, apa kau tidak merasa bersalah sedikit pun. Dia masih istrimu?!" marah Baekhyun.
"Bukan, istriku Jungkook, bukan dia?!" balas teriakan dari Taehyung.
"Plak... Sadarlah Kim. Kalian sudah lama berpisah, hanya Jihoon istrimu, pilihanmu, bukan Jungkook?!"
"Tidak, hikss Jungkook istriku, aku mau Jungkook hikss. Kembalilah Baby, hiks?!" tiba-tiba suara tangis pilu dari Taehyung menggema.
Baekhyun dan Jihoon yang melihatnya pun ikut meneteskan air mata. Ini yang selalu mereka takutkan. Taehyung akan kembali menggila seperti dulu lagi.
flashback 10 Tahun lalu...
'Orang selalu berkata, kadang kamu harus kehilangan seseorang, sebelum akhirnya menyadari betapa berartinya dia dalam hidupmu'
Itulah yang di rasakan Taehyung. Masih ingat saat Taehyung selalu menyebut Jungkook dalam pelepasannya bersama Jihoon. Dan itu benar adanya.
Yang dulu ia bilang tidak mencintai Jungkook dan hanya sebagai pelarian saja, nyatanya salah besar. Cinta Taehyung tubuh seiring berjalanya waktu, bahkan begitu besar di bandingkan rasa yang ia punya untuk Jihoon.
Rasa cinta Taehyung kepada Jihoon tumbuh karena terbiasa, terbiasa bersama dalam waktu yang lama, berawal dari rasa sayang dari Kakak untuk Adiknya. Dan terciptalah rasa takut kehilangan dan saling memiliki.
Sedangkan bersama Jungkook, pertemuan singkat yang mengalir begitu saja, menumbuhkan cinta di benak Taehyung tanpa ia sadari. Rasa yang murni hadir tanpa adanya karena. Jika dia bersama Jihoon karena terbiasa, namun jika bersama Jungkook, dia tidak memerlukan penjelasan, bukankah cinta yang sesungguhnya adalah cinta yang tanpa alasan. Namun sama sekali tidak dapat Taehyung cerna pada saat itu, karena dia masih terbelenggu oleh bayangan Jihoon, bayangan dimana setiap keberadaanya, pasti ada Jihoon di sana.
Taehyung terbiasa dengan kehadiran Jihoon di sisinya, jadi saat Jihoon pergi, tentu ia merasa teramat kehilangan. Lalu hadirlah Jungkook, yang berangsur-angsur menyadarkannya bahwa ia bisa melupakan Jihoon dengan kehadirannya.
Masih ingat saat Taehyung salah diagnosa oleh Dokter yang merawat sebelum Jungkook. Itulah kenyataannya, Taehyung memanglah tidak sakit saat itu. Dia hanya tidak terima saat Jihoon meninggalkannya. Maka dari itu saat Jihoon kembali tidak ada gejala kambuh dari sakitnya, ya karena memang saat itu dia hanya pura-pura.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐡𝐚𝐧
Acak"Nyatanya bukan aku rumah untukmu pulang, bersamaku hanyalah persinggahan, di saat sebuah rumah yang seharusnya kau tempatkan DIA di dalamnya tapi tidak seperti yang kamu harapkan, kamu datang padaku, mengajarkanku arti rumah sesungguhnya, sedangkan...