Empat

930 77 1
                                    





Esok hari....

"Hyung, bolehkah siang nanti aku mengunjungi Hyungku?!" Tanya Jungkook kepada sang suami yang saat ini tengah menyeruput susu hangatnya.


"Boleh saja, Baby, perlu Hyung antar??" Jawab Tarhyung.

"Ah... Tidak perlu Hyung, aku hanya sebentar." Jungkook.

"Tidak biasanya kamu mengunjungi Hyungmu, apa ada masalah di Rumah Sakit mu ?!" Tanya Taehyung lagi, yang merasa aneh pasalnya sang istri tidak pernah keluar rumah bahkan mengunjungi sanak saudaranya setelah menikah, tentu saja karena Taehyung pasti akan melarang ini itu dan berakhir Jungkook menurutinya.

"Tidak, tidak... Aku hanya merindukan Woonie Hyung, mm... Jika Hyung tidak mengizinkannya, aku tidak apa-apa?!" Ntahlah, makin kesini Jungkook makin tidak mengerti kenapa sang suami seperti sedang menjauhkan dirinya dari keluarganya, dan pada akhirnya ia yang mengalah.


"Pergilah, jika ada apa-apa, segera kabari Hyung?" Jawabnya, dan dibalas anggukan ceria oleh sang istri.

Setelahnya, Taehyung pergi ke perusahaan dan Jungkook yang bersiap unthk pergi menemui Hyungnya.

Sebenernya bukan hanya merindukan Hyungnya, Jungkook hanya ingin sedikit mengalihkan tentang masalah rumah tangga yang menimpanya, siapa tau setelah ia menemui Hyungnya, bisa sedikit mengurangi kegundahan hatinya, apalagi sudah lama juga ia tidak mengunjungi Rumah sakit miliknya, sejujurnya Jungkook sangat rindu masa-masa di mana ia berkutat dengan peralatan kesehatan dan bau obat-obatan, tapi apalah daya, dia tidak ingin berlarut dalam sesalnya saat memutuskan untuk berhenti menjadi seorang dokter.


~~



"Selamat siang, Nuna?!" Sapa Jungkook kepada salah satu resepsionis setelah ia menginjakkan kakinya di RS miliknya yang hampir 1 tahun lebih tidak ia kunjungi.


"Omo... Astagaa, Kookieee?!!????" Girang wanita cantik sebut saja Irene namanya.


Segera wanita tadi menghampiri Jungkook dan memeluknya erat.

"Aasss... Nuna, aku tidak bisa bernafas?" Ucapn Jungkook yang merasa Irene terlalu erat memeluknya.

"Oh..Maaf, maaf Kelinciku," Irene, "Aku sangat merindukanmu, astaga kamu kemana saja, kamu pasti ingin menemu Wonwoo kan, kebetulan dia ada di ruangannya, ayo aku antar?!" Semangat Irene, dengan tangan yang sudah menyeret Jungkook menuju ruangan Hyungnya, tanpa menunggu jawaban dari sang empu.

Dan Jungkook yang di seret pun hanya menggelengkan kepalanya, karena sudah hafal betul dengan Nuna satu ini.
Ya, Irene dia masih sepupu Jungkook dari Ayahnya.

Gedrubag... (*anggap saja pintu yang di buka dengan tidak elitnya)

Siapa pelakunya, tentu saja....

"Hehhhh bocah.... Lihat siapa yang aku bawa?!" Ucap Irene tanpa rasa bersalahnya.

"Astaga... Nenek lampir satu ini, kebia.....?!" Sungutnya, namun mereda setelah melihat orang yang Irene bawa dengan tidak sabarnya.
" Ya Tuhannnn.... Eommaaaaa.... Anak mu menemui ku, mimpi apa aku semalam, Aku harus menghubungi Eomma?!" Ucap Wonwoo heboh sendiri dan bukanya menghampiri orang tersebut,
ia malah sibuk mencari keberadaan ponselnya.

pletakkkkk....

Yappzzz, adalah bunyi benturan keras dari hills yang sudah melayang di keningnya.

"Yakkk...." Marah Wonwoo.

Hanya putaran mata jengah menjadi balasan si oknum pelempar sepatu tadi.

𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐡𝐚𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang