Empat puluh tujuh

483 79 17
                                    




𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚛𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐...
𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚋𝚎𝚛𝚝𝚊𝚋𝚞𝚛𝚊𝚗, 𝚑𝚊𝚛𝚊𝚙 𝚖𝚊𝚔𝚕𝚞𝚖...!!!



___________________________________________



6 𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒎𝒖𝒅𝒊𝒂𝒏...



Baekhyun tersedu-sedu di depan batu nisan seseorang. Di bawah sana, ada sosok terbujur kaku akibat keegoisan dirinya di masa lalu.



Jimin yang pula bersimpuh di sampingnya pun turut terisak. Bagaimana akhir tragis sang sahabat, menjadi saksi bahwa semua perbuatan pasti ada balasan.



Semua telah Taehyung terima. Meski bagi mereka tak setimpal, namun Taehyung sudah mendapatkannya. Sebagai orang yang hidup dengan kepalsuan selama bertahun-tahun lamanya, adakah yang peduli dan mengerti, tidak ada.



Sematan pada sosoknya yang beralaskan kata kejam, telah ia sandang sedari dulu. Kalaupun ia jungkir balik mencoba berbuat baik pun tak ada yang mau tau. Taehyung menderita, sama halnya sebuah penyesalan yang ia pendam selama ini mengiringi setiap langkah kakinya. Dan sekali lagi tidak ada yang tau itu.



Terlampau segan untuk berbenah diri, menjadikan dirinya tetap dalam kubangan gelap yang menyesatkan. Hingga di sisa umurnya setengah tahun belakangan ini. Taehyung merenungkan semuanya, bahwa air mata darah pun tak dapat merubah semuanya.



Hanya Jimin sosok teman yang pantas berbangga mendapatkan sematan sahabat sejati. Seburuk apapun Taehyung, dialah yang setia menemani. Terhalang jeruji pun tak mampu menyurutkan niatnya. Jimin akan tetap di sana, menjadi saksi bagaiman penyesalan yang menggerogoti temannya.



Hingga kemarin, hari di mana Taehyung di haruskan untuk pergi. Menutup kisahnya yang di paksa usai sebelum waktunya. Membawa penyesalan dan cinta sebagai penutup kisahnya. Yang mengharuskan semua tak dapat di ulang dan di putar kembali.



Fb eksekusi Taehyung...



Jimin ingin menyembunyikan air matanya. Namun sama sekali tidak bisa, di sana, Taehyung tak henti melunturkan senyuman. Ketika beberapa petugas kepolisian datang untuk membawanya pun Taehyung seolah pasrah.



Hanya sebuah senyuman tanpa kata, namun bak sebuah kalimat yang mengatakan jika ia sudah ikhlas menerima. Hari-hari Jimin lakukan untuk sekedar mendengar bagaimana Taehyung bercerita, tentang cintanya pada sosok yang pula menerima sakit darinya.



"Jim, jika waktu dapat di putar kembali. Mungkin aku akan meminta untuk tidak pernah di pertemukan dengannya!" Jimin yang senantiasa mendorong kursi roda berisikan Taehyung menuju tempat eksekusi pun tak upaya menjawab pertanyaan. "Kamu tidak bertanya alasannya?" katanya lagi ketika Jimin hanya diam saja, Taehyung tau jika Jimin tengah mati-matian menahan isakan.



"Karena kamu menyesal mencintainya, atau kamu menyesal dia mencintaimu!" suara Jimin bergetar.



"Mmm__ karena aku menyesal dia pada akhirnya mencintaiku. Dan aku membalasnya dengan cinta yang berwujud penghianatan. Dia pasti membenciku ya, Jim!" tanyanya pada Jimin lagi.



"__ y-ya. Kamu sudah tau itu!" Jimin menelan ludahnya susah payah.



"Kamu benar, dia membenciku!" lirihnya.



Tak terasa mereka sampai di mana tempat eksekusi berada. Tak sedikitpun raut ketakutan dari Taehyung. Bahkan Jimin yanh mendampingi kini gemetaran. Di depan sana, ada sekitar 6 polisi berjejer rapi lengkap dengan senjatanya.



𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐡𝐚𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang