Satu minggu setelah pengakuan Jungkook, kini semua kembali seperti semula. Tidak ada lagi media yang mengusik ketenangan keluarga Jungkook. Di tambah berita tentang liburan Taehyung dan Jihoon, seolah berita kemarin hanya pemanis dunia maya saja.
Di perusahaan Kai...
"Putuskan segera kontrak kerjasama kalian Kai. Papa tidak ingin di antara keluarga kita masih ada interaksi dengan Taehyung itu?!"
"Sebenarnya tidak masalah jika kerjasama ini masih berjalan Pa. Hanya menghindari tanggapan mereka yang mencampurkan masalah pribadi dengan pekerjaan?!"
"Dan Papa hanya ingin kita menghindari kesehatan mental menantu Papa. Kejadian kemarin seharunya cukup untuk memberimu pelajaran jika tidak ada lagi tempat untuk orang seperti itu. Pikirkan Jungkook, perusahaanmu tidak akan gulung tikar jika kehilangan satu rekan bisnis saja?!" Ucap Yibo. Di akui benar oleh Kai, nyatanya kerjasama ini seperti memberi peluang Taehyung untuk mengobrak abrik rumah tangganya. Sebenarnya jika tidak lagi bekerja sama dengan perusahaan Taehyung, tidak ada pengaruh bagi perusahaannya, hanya saja perusahaan miliknya baru saja merintis kejayaannya di Korea Selatan. Kai hanya ingin citra perusahaannya tidak tercemar oleh kejadian ini dengan adanya kabar putusnya jalinan kerjasama, namun apa mau di kata, Jungkook lebih penting dari segalanya.
"Paman benar Kai. Akan lebih baik jika kita menjauhi segala sesuatu yang akan merugikan kelurga kita nantinya. Sudah cukup kemarin kita di buat pusing olehnya. Anggap saja jika saat ini kita menghindarinya terlebih dulu, tidak usah hiraukan tanggapan mereka, jangan sampai istri dan putramu menjadi korban dari kegilaan yang Taehyung buat lagi?!" kini Namjoon menyahut.
"Baiklah Hyung, aku ikuti saran kalian?!" jawaban Kai pada akhirnya.
"Setelah Taehyung pulang dari liburannya, kita menemuinya untuk membahas masalah ini?!"
Kai memijat pangkal hidungnya pelan. "Aku sebenarnya sangat malas menemuinya Hyung. Setiap kali melihatnya, perasaan ingin meremukkan tulang rahangnya semakin besar. Apalagi mengingat Jungkook yang tergelatak lemah waktu itu?!" Kai membuang nafasnya kasar.
"Dan kamu sudah tau begini, kenapa tidak langsung putuskan kontrak kerja kalian. Apa yang kalian tunggu?!" Yibo.
"Tahan emosimu Kai. Hyung menangkap jika di sini Taehyung juga ada andil melindungi nama baik Jungkook tentang isu perselingkuhan itu. Mungkin dengan cara mengungkapkan pernikahan mereka dulu menjadi alasan Taehyung untuk membungkam rumor ini." jeda Namjoon. "Dan lihatlah sekarang, setelah Jungkook membenarkan itu, rumor tersebut hilang begitu saja. Di tambah dengan liburan yang mereka lakukan. Bisa di simpulkan jika ia juga tidak nyaman dengan rumor itu?!" ucap Namjoon panjang lebar.
"Hyung tidak membelanya Kai. Hanya saja analisa yang Hyung tangkap dari masalah ini adalah seperti itu. Mengingat dari pihak Taehyung juga diam sekarang ini, semua semakin jelas jika secara tidak langsung Taehyung seolah ingin membungkam mereka. Tentang rencana putusnya kerjasama kalian, itu juga hal yang harus segera kita lakukan Kai. Setidaknya itu salah satu cara jika kita tidak ingin lagi berhubungan apapun dari pihak mereka?!" ucap Namjoon lagi.
Dan mendapat anggukan oleh Bapak dan anak di depannya. Semoga setelah ini, Taehyung benar tidak lagi berulah.
Bisa di katakan perkataan Namjoon ada benarnya. Tentang kenapa Taehyung baru mengungkapkan pernikahannya bersama Jungkook setelah isu perselingkuhan mereka menyebar. Mungkin itu salah satu alasan Taehyung untuk mengelak jika kejadian tersebut tidaklah benar.
Namun sekali lagi, hati manusia tidada yang tau. Tidak selamanya yang terlihat di luar, adalah cerminan dari isi hati dan pikiran mereka. Nyatanya saat itu, Taehyung bisa menutup rapat-rapat rumah tangga bersama Jihoon yang sebenarnya sedang sakit, di depan khalayak umum yang mengetahui hubungan mereka baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐡𝐚𝐧
De Todo"Nyatanya bukan aku rumah untukmu pulang, bersamaku hanyalah persinggahan, di saat sebuah rumah yang seharusnya kau tempatkan DIA di dalamnya tapi tidak seperti yang kamu harapkan, kamu datang padaku, mengajarkanku arti rumah sesungguhnya, sedangkan...