Empat puluh enam

645 94 18
                                    




𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚛𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐...
𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚋𝚎𝚛𝚝𝚊𝚋𝚞𝚛𝚊𝚗, 𝚑𝚊𝚛𝚊𝚙 𝚖𝚊𝚔𝚕𝚞𝚖...!!!


___________________________________________


"Ku pikir__ dengan waktu selama ini akan berubah lebih baik Tae, ternyata kamu semakin tak terkendali!"


"Pergilah__ aku tidak butuh ceramah murahan darimu!"


"Apalagi yang kamu sombong kan dengan keadaanmu yang menyedihkan di balik jeruji besi ini. Seharusnya kamu sadar dan memperbaiki semua. Ternyata masih sama. Sadar lah Tae__ lihat bagaimana orang-orang di sekitarmu, orang-orang yang menyayangimu, mereka menyerah karena sikapmu!" Jimin masih berucap tenang. Berharap jika sang sahabat sadar dan mengakui kesalahannya. Memohon ampun selagi masih mendapat kesempatan.


"__ pulanglah__ kepalaku semakin ingin pecah mendengar ocehanmu. Kalau kamu tidak bisa membantuku, lebih baik pergi dari sini!" Taehyung berucap begitu dingin.


"Apa? Kamu minta bantuan apa memang. Sorry Tae, bahkan pengadilan telah memutuskan jika k-kamu ak-kan!" Jimin rasa kelu.


"__ aku tau. Aku tau maksud mu Jim. Tapi bukan itu yang ku inginkan!" Taehyung menunduk, Jimin melihat semua, bagaimana raut mengeras yang Taehyung tunjukkan tadi. Kini hilang entah kemana.


Satu minggu yang lalu. Jimin seketika terbang ke Korea setelah mendapat kabar jika sang sahabat tertangkap akibat kejahatan yang ia lakukan. Kaget, tentu luar biasa kagetnya.


Jimin yang menetap di China setelah menikah pun jarang sekali berkomunikasi dengan Taehyung. Terbentang jarak pun kesibukan masing-masing. Membuat keduanya jauh. Hanya tau dari media kabar masing-masing.


Semua yang Jimin anggap baik-baik saja. Nyatanya menyimpan sebuah kisah tragis yang memilukan. Taehyung hidup dengan sebuah manipulasi. Bertahan hingga sepuluh tahun lamanya, tidak ada yang tau, pun tidak ada yang ingin mencari tau. Taehyung bertahan dengan sebuah kebohongan selama itu, bergelut pada logika dan perasaan demi menunjukkan dia akan baik-baik saja, namun semua hanya intrik.


Hingga kemarin, Taehyung mendapatkan tuntutan dari keluarga Guanlin, ketidak terimaan atas kematian sang putra. Juga bagaimana tentang prostitusi yang ia lakukan pada Jihoon pun tutur memberatkannya. Di tambah bagaimana Jungkook yang menjadi korban penculikan pun ikut bersaksi. Pada akhirnya, masa tahanan 6 bulan penjara dan hukuman mati Taehyung dapatkan.


Taehyung tak berusaha mencari pembelaan apapun. Bahkan pengacara saja tak ia hadirkan. Ketika seseorang yang ia tuju turut mengutuknya, bukankah ini memang akhirnya.


Sang Ibu, Baekhyun, turut hadir meski tak merubah apa-apa. Menyaksikan bagaimana akhirnya seperti ini pun juga campur tangan darinya. Pada akhirnya korbannya tetap sama, sang putra. Dulu Taehyung mengalah karena egonya, dan kini Taehyung berakhir pun karena dirinya.


Bagaimanapun Taehyung, bagi Jimin ia masih sahabat kecilnya. Melawan sang suami demi membantu Taehyung pun ia coba. Bukan membebaskan, hanya berharap ada keringanan dengan tuntutan yang pengadilan berikan. Namun hasilnya masih sama, bukan karena tak mampu, tapi karena sang tuan tak ingin.


Taehyung tak berniat bebas. Jika kelak membusuk di sini pun sudah ikhlas. Namun jangan salah jika ia akan menyesal, semua yang terjadi pada sekitar bak sudah terencana, dan Taehyung sebagai otak di dalamnya.


𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐡𝐚𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang