Tiga puluh empat

1K 85 10
                                    






Sebelumnya...


"Baiklah hati-hat....." /"Tu-tunggu Ju-jungkook?!" hingga panggilan seseorang membuat semua orang yang ada di sana mengalihkan atensi mereka kepada sumber suara.



Jungkook yang merasa di panggil seketika membalikan tubuhnya. Di ikuti semua orang yang memang masih di sana. Terlihat Jihoon perlahan menghampiri Jungkook, hingga perempatan siku-siku Jungkook tercipta.


"B-bisakah kamu menemui Tae Hyung sebentar?!" ucap Jihoon.


"Maaf sepertinya sudah tidak ada la--?!"


"Dia baru siuman Jungkook. Dan, dan dia mencarimu?!" potong Jihoon. "Aku tau kamu enggan Jungkook. Tapi setidaknya dengarkan dia sekali saja. Dia seperti orang gila setelah melihatmu. Dia--?!"


"Jihoon. Katakan padanya jika aku sudah melupakan semuanya dan aku juga sudah memaafkannya sebelum ia meminta maaf. Aku memang enggan menemuinya, bukan karena aku masih menyimpan sakit hati ini, tapi sungguh, aku memang tidak bisa, tolong berikan pengertian padanya?!"


"Pengertian yang seperti apa lagi yang harus kami berikan. Bahkan mendengar apa yang kita katakan saja dia tidak mau Jungkook. Kami harus apa. Ibu benar, seharusnya memang kalian tidak usah bertemu, jika pada akhirnya seperi ini?!" dan semua orang menganga atas apa yang Jihoon ucapkan.


Wonwoo yang mendengar semuanya seketika meradang, ia mencoba diam sedari tadi, nyatanya semakin di biarkan semakin kemana-mana. "Jadi maksud kamu, kau menyalahkan adikku karena keadaan suamimu yang seperti ini, begitu?!" majulah Wonwoo tepat di hadapan Jihoon. "Luar biasa sekali memang kalian semua. Adikku tidak melakukan apa-apa dan kalian selalu menyudutkannya. Apa sebenarnya mau kalian, hah?!" bentak Wonwoo. "Jungkook datang kesini bukan karena suamimu. Dan kamu melarang dia menginjakan kakinya di Negara kelahirannya sendiri memang apa hakmu?!" sarkas Wonwoo.


"A-aku tidak melarang Dok, hanya saja kenapa kalian harus bertemu, kenapa Jungkook harus menampakan diri di depan suamiku. Bukankah dia sudah berkeluarga, kenapa sepertinya ia tidak cukup hanya hidup dengan suami dan anaknya saja. Kenapa, kenapa dia datang di saat aku mencoba memperbaiki hubunganku dengan Taehyung. Kenapa hiks?!"


"Cukup Jihoon. Pantaskah kamu bicara seperti itu. Kesalahan ada padamu dan Taehyung, kenapa kamu membawa-bawa nama Jungkook dalam hubungan kalian. Mereka sudah lama pisah, seharusnya 10 tahun bukan waktu yang singkat untuk memperbaiki hubungan kalian. Jangan limpahkan perbuatan kalian sendiri kepada orang yang tidak bersalah?!" ucap panjang lebar Chanyeol.


"Hiks hiks hiks... Tapi memang kenyataanya seperti itu Ayah, hiks, Taehyung berubah setelah dia datang ke Negara in--?!"


"Ralat, Taehyung berubah semenjak kepergian Jungkook jika kamu lupa. Ayah, Ibu dan kamu menjadi saksinya. Seharusnya kamu bercermin, siapa yang bermasalah di sini, jangan hanya menyalahkan orang lain?!" sarkas Chanyeol, dia terlalu muak dengan silap Jihoon yang 11 12 dengan istrinya.


"Maaf Tuan Kim. Selesaikan masalah anda terlebih dulu sebelum kalian membawa nama istri saya. Dan mm Jihoonshi, benar apa yang istri saya katakan, masa lalu biarlah berlalu, kami sudah melupakannya?!" akhirnya Kai bersuara, dia mulai tidak nyaman dengan keadaan sekitar yang mulai mengerubungi mereka, apalagi ini di rumah sakit, sungguh tidak etis jika harus berdebat di sini.


𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐡𝐚𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang