23. Tidak Sependapat

189 16 0
                                    

mari berteman di ig author = @echanwifeys dm aja nanti di follback kok

~~~~~

Selamat Membaca
Monggo Enjoy

~~~~

Misfit – NCT U

~~~~~

“Bukan lagi tentang mencari yang terbaik tetapi tentang siapa yang menerima dengan baik.”

~~~~~

Meskipun aku sudah mencari pelarian namun sosokmu tidak pernah hilang.

Mungkin seperti itulah kalimat cocok yang menggambarkan keadaan seorang pria yang tengah menggerutu kesal bagaikan anjing yang belum mendapat jatah makan. Kucing akan terus menggonggong jika dia merasa lapar, jika anjing lapar maka dia haus kasih sayang. Alamat Rani sudah dia kantongi tapi tidak dengan cuti yang seakan hilang dalam kalendernya.

Untuk apa alamat ini jika dia tidak bisa pergi menghampiri sang pujaan hati.

“Kapan aku bisa cuti ini Pa?”

Waluya menatap anak sulungnya dengan curgia, kenapa anak ini bertingkah layaknya ABG yang baru kasmaran?

“Kamu ini kayak remaja labil aja orang Rani juga udah sama orang kepercayaan papa, kamu lupa koki yang dibawa Rani itu orang dekat Papa? Kamu tinggal tanya dia apa susahnya sih, jangan pergi sebelum investor papa yang dari Dubai itu sampai,” ucap Waluya memberi peringatan.

Tama mendengus kesal mendengarnya. “Papa punya delapan anak kenapa selalu aku yang menjadi korban?” tanyanya kesal.

“Kamu tahu anak papa tidak sepantaran denganmu Abang Tama, adekmu yang pertama sudah sibuk dengan usaha propertinya, yang kedua pusing dengan tesis dan yang ketiga rambutnya rontok mikir skripsi yang tidak kunjung usai. Abang Tama tahu bukan setelah itu adekmu masih kecil semua.”

“Tapi aku ingin menemui istriku, Papa.”

“Masih calon kali,” ucap Waluya memberikan pembetulan, “lagian minta nikah kok baru sekarang, baru nyadar kalau udah mau kepala tiga?”

“Sudahlah Pa jangan bahas umur yang terpenting di sini kapan investor Papa akan sampai? Aku setengah tiga udah harus drop bagasi, gimana kalau aku sampai ketinggalan pesawat?”

“Sabar aja sebentar lagi paling sampai.”

Tama menghembuskan napas lelah mendengar itu, ia yakin kalimat itu hanya kalimat penenang saja. Bisa saja hari ini dia batal berangkat karena investor menyebalkan ini. “Ini kalau investor Papa belum sampai satu jam lagi pokoknya aku langsung berangkat ke airport.”

Baiklah ini sudah terlalu lama.

“Aku mau ke airport dulu, Pa. Terkadang apa yang sepantasnya dimiliki memang harus diperjuangkan.”

Waluya menatap kepergian sang anak dengan pandangan sulit dijelaskan, apa keistimewaan yang dimiliki Rani hingga Tama begitu tergila-gila kepadanya? Mantra apa yang diberikan perempuan itu?

Sepanjang perjalanan hingga sudan duduk di ruang tunggu VIP pria yang dikenal memiliki mood swing itu selalu menggerutu. Entah kenapa kesialan selalu menghampiri dirinya? Memang seharusnya dia tadi memakai pesawat pribadinya saja, namun sayang dia kalah cepat dengan sang adik yang juga memakainya.

“Bangsat delayed sampe dua jam si pilotnya ngapain sih, dikiran nyari orang malem-malem kayak gini enak?” tanya seorang pria kepada dirinya sendiri.
Pria dengan struktur wajah asia yang sangat kental itu menyeret kopernya dengan malas. Ia menuju hotel yang tidak jauh dengan restoran yang menjadi tempat persembunyian sang pujaan hati. Satu sudut bibirnya terangkat mengetahui hal dimana dia bisa memantau Rani dengan jelas.

Garis LakonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang