32. Lost

249 13 0
                                    

mari berteman di ig author = @evrytanadha dm aja nanti di follback kok cmiww

~~~~~

Selamat Membaca
Monggo Enjoy

~~~~

Open Arm - SZA

~~~~~

“Biarkan diriku selesai berbicara, kau tau aku bukan tipe orang yang baik.”

~~~~~

“Kapan Reno mengatakan hal itu?”

Sebuah fakta yang cukup menguras emosi membuat seorang pria berstatus milyader itu menghembuskan napas kasarnya. Tidak dia sangka seseorang yang dia anggap sekutu kini telah berpindah ke kubu lawan, anak kemarin sore itu telah menyakiti hati istrinya?

“Udah gak usah dipikiran Mas, aku udah maafin dia. Lagian tadi kan mas udah janji buat diem aja.”

Kalimat singkat dari sang istri mengalihkan pandangannya. “Mas enggak, mas belum ikhlas maafin dia.”

Rani melihat ke atas menahan air mata yang akan kembali menetes membasahi pipinya, pria di sampingnya ini selalu saja membuatnya emosional. “Jangan ganggu dia Mas, kasihan dia gak punya Mama. Jangan sakitin anak piatu yang gak punya Mama, kalau Mas kan mamanya ada tiga,” ucap Rani  berusaha mencairkan suasana.

“Gak lucu sayang.”

Setelah mengucapkan itu Tama meminta ponselnya yang dibawa Rani, mengotak-atik ponsel mahal itu mencari sesuatu. Sekian lama menunggu hingga tidak sadar air mata istrinya telah kering.

“Aku aja yang bawa mobil Mas, kayaknya Mas sibuk banget.”

Tawaran Rani hanya didengarkan oleh Tama karena nyatanya pria itu masih diam di tempat tidak ingin bergerak. Mengingat ada hal yang ingin dia lakukan setelah berbelanja, Rani kembali menawarkan dirinya. “Izinkan hamba mengendari mobil anda, Yang Mulia Paduka Raja.”

Tama menyembunyikan senyuman dengan sebuah bersin palsu, Rani selalu saja membuatnya tersipu malu. 

“Udah ini udah selesai, pilih barang apa aja yang sayang mau ya.”

“Semuanya aku mau.”

“Yaudah beli semuanya.”

Tama tersenyum singkat mendengar gerutuan kecil yang keluar dari bibir sang istri. Walaupun dia bisa melihat kebahagian yang keluar dari aura Rani namun dia masih menyimpan rasa tidak senang kepada adik iparnya.

Siapa sangka remaja baru pubertas itu mampu mengatakan hal yang tidak-tidak tentang dirinya. Apa katanya tadi, madu? Oh ayolah dia tidak setega itu hingga mau mempunyai istri lebih dari satu. Walaupun dia memang suka keluar malam namun dia tidak jajan everbody. Kesehatan selalu menjadi nomor satu dalam hidupnya, dengan menyebar benih seperti kebanyakan temannya tidak membuatmu menjadi keren bukan?

Berbelanja kebutuhan sehari-hari seperti ini sudah membuatnya merasa lebih dekat dengan sang istri.

“Ambil aja sayang.”

“Ambil aja sayang.”

“Ambil aja sayang.”

Mungkin jika berbicara Tama akan terdengar normal, namun kali ini yang berbicara justru Rani. Perempuan itu mempersilahkan sang suami membeli semua barang yang dia sentuh dengan syarat dirinya sebagai penentu akhir. Penentu akhir dimana dia akan menyeleksi barang mana saja yang bisa masuk rumah.

Garis LakonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang