20. Use Your Brain

189 9 0
                                    

mari berteman di ig author = @echanwifeys dm aja nanti di follback kok

~~~~~

Selamat Membaca
Monggo Enjoy

~~~~

Drama - aespa

~~~~~

“Masih menjadi misteri, saya tidak bisa mencari topik terhadap orang yang saya suka.”

~~~~~

Banyak orang yang bilang jika senja merupakan hal terindah yang diciptakan Tuhan untuk dunia, tidak ada yang bisa mengalahkan indahnya senja. Senja bisa dinikmati banyak orang dan berbagi kalangan, sinarnya yang redup ditambah dengan angin sepoi-sepoi penambah nikmat tiada tara. Mungkinkah bisa dikatakan jika sekarang ia menjadi anak senja?

“Lama-lama jadi anak senja nih gue,” ujar Rani yang berbaring di hamparan rumput depan vila miliknya.

Rani akui ia begitu lelah setelah bertemu dengan banyak orang di kediaman Ijah sang penunggu villa milik papanya. Ah tidak penunggu bukan kata yang cocok dan terlalu seram untuk menggambarkan manusia yang masih hidup. Mungkin lebih tepatnya sosok orang yang merawat villa milik keluarganya. Siapa sangka di kediaman Ijah terdapat banyak orang yang merayakan syukuran atas kelahiran bayi mungil nan imut itu. Di satu sisi ia begitu senang melihat bayi namun di sisi yang lain dia kesal karena Ijah menanyakan hal yang seharusnya tidak ditujukan kepadanya.

“Neng Rani kapan gelar acara nikahannya?”

Pertanyaan simpel yang mampu merubah mood dalam dirinya.

Rani hanya menjawab seadanya karena tidak ingin merubah suasana dalam dirinya yang ingin fokus refreshing. Berlibur namun masih memikirkan hal yang tidak penting sama saja seperti tidak liburan. “Orang mau healing kok ada aja pantangannya,” cibir Rani dan mendudukan diri menatap beberapa orang di bawah sana yang tengah bermain.

Posisi villa miliknya yang berada di lereng bukit memungkinkan untuk melihat aktivitas orang-orang yang ada dibawahnya. Rani melihat satu keluarga tengah membakar sate yang aromanya tercium di hidungnya, ada juga di villa bagian lain nampak sekelompok remaja yang mengadakan malam keakraban. Bagaimana ia bisa tahu? Simbol jurusan teknik terpampang nyata di bawah sana membuat Rani yakin itu adalah segerombolan mahasiswa baru.

“Ternyata sekarang hampir sama ya komposisi cewe cowo di jurusan teknik,” pikir Rani sembari kembali menatap ke bawah sana, “ah iya udah tahun berapa ini dah, udah pasti kesetaraan gender ga sih,” tambahnya.

Rani mengendikan bahu ke atas membiarkan segala pikiran yang berlalu lalang di otaknya, untuk saat ini lebih baik dia makan cemilan yang dia bawa tadi saja. Makan keripik usus ditemanin aroma sate sudah membuatnya cukup bersyukur untuk hari ini.

“Ada yang ngerekam gak nih? Nanti gue baring disini dijadiin konten video bersyukur lagi.”

Bukan tanpa sebab Rani waspada seperti itu karena setiap orang yang melakukan hal sekecil apapun akan direkam dan dijadikan video bersyukur. Terkesan tidak sopan namun ya begitulah manusia-manusia Indonesia.

“Malam nanti makan apa yah jadi bingung hamba, ah gara-gara keluarga cemara satu tuh jadi pengen sate dah.”

“Eh mie rebus rasa soto juga enak nih.”

“Haduh…. Mau makan apa lu malem ini Ran….” Rani selalu merasa dilema saat dihadapkan dengan kenyataan sulit dimana dia harus menentukan makanan. Dia ingin semuanya namun dia juga sadar akan jika sebagian makanan terbuang sia-sia.

“Apa gue masuk sirkelnya keluarga cemara aja yah siapa tahu diterima baik,” tanya Rani kepada dirinya sendiri.

“SEBLAK ANJAY KENAPA GAK KEPIKIRAN!”

Rani berdecak kesal melupakan makanan sejuta umat yang tidak masuk ke dalam list berpikirnya tadi, bagaimana bisa dia melupakan seblak sebagai makanan pokok para kaum hawa?

Langkah lebar Rani lakukan untuk masuk ke dalam villa dan bergegas mencari hal yang dia inginkan untuk makam malam. Memakai baju tidur dengan lengan panjang dan celana panjang dikombinasikan dengan jilbab instan warna hitam yang dia miliki menjadi outfit-nya malam ini. Rani tidak akan berbohong jika jilbab warna hitam masih menjadi favoritnya hingga saat ini.

Hitam adalah warna favorit sejuta umat.
Rani mengendari mobil dengan tenang karena dia sendiri tidak tahu ada di daerah mana dirinya sekarang. Hanya berbekal ponsel sebagai petunjuk arah sudah membuatnya sampai di tempat tujuan. Jika dilihat dari warungnya ini mungkin memang kecil namun pembeli lumayan ramai, jika pembeli banyak maka dipastikan enak.

“Teh aku mau seblak spesialnya dua porsi dibikin nyemek yah.”

“Iya boleh, ada tambahan lagi?”

Rani melirik toples penyimpanan yang terdapat banyak varian topping untuk seblak dengan seksama. “Emh mungkin es susu low sugar satu sama nambah cuanki lidah dua puluh ribu aja.”

“Cuanki lidah dua puluh ribu?” tanya sang penjual memastikan.

“I-iya Teh ada apa yah? Cuankinya gak dijual satuan kah?” tanya Rani balik dengan malu, dia malu jika cuanki di depannya tidak dijual satuan.

“Ini mah mahalan cuankinya daripada seblaknya.”

Rani tersenyum canggung mendengarnya karena dia ini makannya banyak dan saat menyukai makanan yang dia suka maka dia akan langsung membeli stoknya. Lagipula apa salahnya jika dia maniak cuanki, toh jika tidak merugikan orang lain maka sah-sah saja membeli banyak cuanki.

“Aduh baunya enak banget,” ucapnya saat menerima bungkusan seblak.

“Buruan balik Ran keburu seblaknya gak panas lagi.”

Rani tipikal orang yang tidak suka makanan yang tidak panas, rasanya sudah berbeda. Maka dari itu dia harus cepat sampai di villa sebelum semakin dingin seblaknya ini. Kenapa tidak makan ditempat? Ia ingin mencampurkan keripik usus pemberian Bi Ijah tadi siang. Membayangkan perpaduan kerupuk usus dengan sesuap seblak saja sudah membuatnya ngiler.

“Anjing ini mobil siapa pakai parkir di depan villa segala, dikira tempat parkir apa?” Rani emosi saat melihat mobil seseorang yang parkir sembarang di garasinya.

“Ini pasti booking villa sebelah nih,” ucap Rani yakin dan segera turun dari mobil tidak lupa membawa makanan yang dia beli tadi.

“Permisi Mas bisa pindahin mobilnya gak mobil saya mau ma- ngapain kamu kesini Mas?”

Rani menatap tidak suka sosok pria tampan di depannya, ia begitu kesal kenapa begitu cepat dia kesini? Sebenarnya ia sudah menduga jika Tama akan menyusulnya ke Bandung, namun tidak secepat ini juga kali.

“Mau flexing lagi Mas bawa mobil baru lagi ke aku? Ngapain kesini emang gak ada kerja?”

“Kamu kenapa bawaanya marah-marah terus Rani, sabar dong. Mas gak flexing orang mobil yang ada di rumah itu yaudah dibawa. Besok mas gak ada kerjaan kan besok weekend, gak salah dong kalau mas nemuin calon istri mas?”

Rani memutar bola matanya mendengar gombalan receh Tama, dia dia pria kaku ini bisa merayu juga. “Udah jangan kebanyakan halu Mas, masuk aja sebelum jadi santapan harimau benggala.”
.
.
.

STAY SAFE

save ur money girls, jgn bergantung ke cowo

22 May 2024

Garis LakonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang