17. Awal Semester

39 6 0
                                    

Inarizaki. 09.00
.
.
.
''YEAY!!! ISF!!!''

Anak kelas 2 - 1 berseru usai mendapatkan pengumuman dari ketua kelasnya yang ikut rapat OSIS. Seminggu setelah liburan musim panas usai, ditetapkan jika bulan depan adalah waktunya untuk festival musim panas di sekolah yang bernama 'Inarizaki Summer Festival' atau disingkat ISF.

''Saa! Waktunya membahas topik utamanya! Kita akan mendirikan stan dan tampil pentas seni. Nanti malam puncaknya ada prom night sama api unggun,'' ujar sang ketua kelas, Nakamura Osaka.

''Beuh! Kayak sekolah elite aja ada prom night-nya!''

''Puja pengurus OSIS masa sekarang!!''

''Kayak orang pramuka saja ada api unggunnya''

Banyak komentar dan keriuahan dalam kelas. Namun yang paling riuh lagi saat menentukan stan dan pentas seni. Awalnya membahas stan, mereka sepakat jika akan menjual menu cafe milik Seiya dengan suasana damai, tentu Seiya menerima hal itu dengan lapang dada.

Namun saat membahas pentas seni ...

''Drama aja!''

''Dance aja!!''

Kelas terbelah menjadi 2 kubu. Yaitu tim drama dan dance. Osaka sampai kebingungan mau memutuskan apa. Lagipula jika voting, suara mereka seimbang. Seiya dan Atsumu berada di pihak netral, tak memilih apa - apa.

''Oi, futari tomo! Kalian mau pilih yang mana?!'' Teriak si bendahara yang tak lain adalah Reiya. ''Aku manut,'' jawab Atsumu. ''Sama,'' jawab Seiya. Mereka tidak segera menemukan titik terang.

''Jika tidak ada titik terang, bagaimana kalau minta pendapat mereka yang netral?'' Putus Rina membuat seisi kelas teratensi pada Atsumu dan Seiya. Atsumu menggaruk kepalanya bingung.

''Yah ... aku bingung. Bagaimana kalau disesuaikan dengan bakat teman - teman saja. Misalnya menyanyi, bermain musik--''

''Ide bagus! Kenapa kita tidak menampilkan band? Setelah itu dilanjut dance anak perempuan! Jadi yang naik panggung itu gantian,'' sela anak laki - laki bernama Himenji Yamato.

''Bagaimana? Setuju semua?'' Tanya Osaka. ''Setuju!!'' Seru anak kelas 2 - 1. ''Baik. Jadi kita pilih personil band dengan dance dulu. Kelompok stan, berkoordinasilah dengan Ayakashima- san,'' ujar Osaka memutuskan. Akhirnya bagi kelompok stan nimbrung di bangku belakang. Seiya memandu mereka untuk mencatat barang - barang, sedangkan Rina mengurus dekorasi dan Reiya masuk dalam grub dance.

''Guys! Kita kurang pegang bass gitar, suara sopran sama center dance! Siapa yang disini bisa?!'' Tanya Reiya berseru. Tiba - tiba Rina mengangkat tangannya Seiya dengan iseng, sontak Seiya menepis Rina dan merengut kesal.

''Apaan sih?!'' Desis Seiya. ''Kau 'kan bisa main musik sama nyanyi, kenapa nggak ngajuin diri?'' Ujar Rina dengan watadosnya. ''Lah? Terus stan-nya gimana? Mikirlah anjir!'' Protes Seiya tak terima.

''Ya 'kan bisa double,'' jawab Rina tanpa beban sama sekali. ''Double matamu! Capek gue. Mana gua mesti buka cafe, kapan gua bisa kaya jika dihalangi latihan!!'' Kesal Seiya sambil mengguncang bahu Rina.

''Ayakashima- san bisa main bass?'' Tanya Osaka penasaran. Hendak saja menjawab, Rina dan Reiya menyela. ''Sou! Dia 'kan anak gereja, pasti bisa main bass. Ditambah suaranya bagus, Kaicho!'' Ucap Reiya sambil merangkul Seiya.

''Tunggu--''

''Dan dia juga bisa dance! Aku pernah melihatnya tampil di cafe!'' Imbuh Rina ikut merangkul Seiya.

''Tapi--''

''Dia ini berbakat!!'' Ucap mereka berdua serempak. Seiya sudah naik pitam tak sadar menyentak mereka berdua. ''HURUSENDAYO!!''.

The Barista Girl (M.Osamu × Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang