14. Rencana dan Calon Mertua

49 5 0
                                    

!!BERITA UTAMA!!

SALAH SATU KONGLOMERAT DIDUGA MELAKUKAN PENGGELAPAN DANA DAN MENCURI HARTA DARI SALAH SATU PERUSAHAAN AYAKASHIMA- GROUP!

MISTERI DARI INSIDEN BULAN PURNAMA MULAI TERUNGKAP??

________________________________________

Hyogo. 15.00
.
.
.
Di All Cafe, Seiya menatap laman twitter yang penuh dengan berita hangat mengenai Yamada yang ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup usai Seiya menuntutnya di pihak berwajib.

Ini seminggu telah berlalu setelah dia bertemu Yamada. Ditambah kedatangan pamannya, Jouichiro cukup mengejutkannya. Sekarang koki profesional itu menginap di rumahnya dan membantu membuat dessert saat tidak ada Subaru. Ya, Subaru meminta cuti panjang selama 3 bulan. Pemuda itu bercerita jika dia akan punya banyak tugas sebelum program PKL.

''Yah ... aku terpaksa menggajimu, Ojii- san,'' celetuk Seiya melihat Jouichiro berkutat di dapur. Dia hanya menyunting senyuman tipis. ''Jangan khawatir. Aku sukarela membantumu. Kau mirip Souma jika kuserahkan rumah makanku kepadanya. Penuh tanggung jawab,'' ucap Jouichiro.

Yukihira Souma, putra dari Jouichiro dan sepupunya Seiya. Gadis itu bersandar di gawang pintu sambil bersedekap dada. ''Honmani? Jangan samakan aku dengannya. Aku barista, dia chef. Aliran kami berbeda,'' ujar Seiya menyangkal.

''Oi. Pakai aksen Tokyo. Aku kurang paham jika kau pakai aksen Kansai,'' tukas Jouichiro menengok ke arah Seiya. Sang empu tertawa kecil dan mulai berdeham. ''Ekhem! Wakatta yo. Aku akan pakai aksen Tokyo,'' ucap Seiya mulai mengubah aksen bicaranya.

Krincing!

''Ah! Ada pelanggan,'' guman Seiya langsung beranjak dari sana. Dia mulai mengambil nota, pena dan daftar menu. ''Irashaima ... se ...''. Seiya perlahan memelankan sambutannya kala melihat Sumire yang datang dengan wajah marah. Seiya langsung menarik tangannya dan mengajak keluar kafe agar tak menggangu para pelanggannya. Mereka sedikit jauh dari lokasi cafe.

''Ada apa, senpa-''

Duag!!!

Seiya ditinju tepat pada pipi kirinya. Dia hanya bisa diam sambil meludahkan darahnya di tangan usai terkena bogeman mentah yang kurang power itu. ''Honore ... gara - gara kau! Ayahku dipenjara seumur hidup!! Kau membuat duniaku hancur!!! Dasar tidak punya hati!!!!'' Cela Sumire menunjuk Seiya.

'' ... sudah kuduga akan seperti ini. Asal kau tahu, senpai. Itu masih lebih baik daripada hukuman mati. Ayahmu itu terkena pasal berlapis, terancam hukuman mati. Namun sebagai korban dan pelapor, aku meminta hakim untuk meringankan hukuman ayahmu. Dan juga, berbahagialah karena masih punya ayah,'' ucap Seiya dengan monoton.

''Bahagia?! Kau membuatku menderita, Konoyaro!!'' Umpat Sumire berteriak. Dia menarik kerah Seiya dan menggebrak gadis itu di pagar beton milik tetangganya. ''Oi ... memangnya kau memahami perasaanku?? Apa kau paham rasa sakitku?! Jangan bersikap seolah kau tahu!!!'' Geram Sumire penuh emosi. Seiya memandang lurus mata Sumire lalu menjawab dengan tenang.

''Aku tak mau adu nasib sebenarnya. Tapi yang pasti aku paham perasaanmu. Dan takdirmu sekarang masih lebih baik daripada diriku,'' ucap Seiya.

Jleb!!

Sumire melayangkan cutter yang hampir mengenai mata kiri Seiya. Cutter itu menancap di retakan dinding, menggores ekor mata kiri gadis barista itu. Sumire melayangkan senyuman mengejek.

The Barista Girl (M.Osamu × Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang