18. Berburuk Sangka

32 5 0
                                    

Inarizaki. 09.00
.
.
.
Di hari libur ini, ada beberapa anak yang menjalankan ekskul karena suatu alasan. Contohnya klub voli yang masuk hari itu untuk mempersiapkan Turnamen Harukou saat Januari nanti.

''Are? Tumben datang sendiri,'' celetuk Akagi melihat kedatangan Atsumu. Teman - teman yang lain juga sudah datang, kecuali Osamu. ''Mana Osamu?'' Tanya Ginjima sambil menggiring keranjang bola voli.

''Dia menginap di rumahnya Seiya- chan,'' jawab Atsumu dengan santainya. ''APA?!!''. Gymnasium dipenuhi teriakan kaget. Aran menatap Kita yang santai memasang jaring net lapangan, ada yang aneh dengan kaptennya.

''Shin. Kau tidak marah?'' Tanya Aran. ''Aku percaya Sei- chan tidak apa - apa. Toh dia yang mengajak Osamu,'' jawab Kita dengan nada monoton. ''Heh! Jangan - jangan, mereka malah ena - ena?!'' Pekik Ginjima menghiraukan penjelasan Kita tadi.

''Kemungkinan iya. Biasanya pasangan yang selesai menjalani masalah malah makin mesra. Atsumu. Kembaranmu tidak dicariin orang tuamu??'' Ucap Akagi lalu bertanya. ''Orang tua kami lagi dinas keluar kota. Jadi aku kesepian kemarin,'' ucap Atsumu dengan ekspresi nyesek.

''Hee~ kau kesepian rupanya, kawaisou~''.

Osamu datang dan meledek Atsumu. Semua mata tertuju pada pemuda bersurai abu - abu itu. Akagi langsung menepuk bahu Osamu dan mencengkramnya.

''Osamu! Jujur aja! Lu nggak ngapa - ngapain sama Ayakashima- chan 'kan?!'' Tanya Akagi memberi kepastian. Itu membuat Osamu melongo. ''Ha?? Justru aku yang tersiksa. Tubuhku sakit semua, tapi ... aku senang juga jika menginap di rumahnya,'' jawab Osamu terus terang dengan wajah senang.

JDERR!!

Bagai disambar petir di siang bolong, mereka shock berat dan mulai memikirkan hal aneh tentang mereka.

'Masaka ... mereka benar - benar melakukannya?!' Batin mereka berdua berburuk sangka.

''Samu! Tak kusangka kau bejad ya! Kubilangin Bunda sama Ayah nanti!'' Ujar Atsumu tiba - tiba naik pitam. ''Ha?!! Kau pikir aku menodai Seiya?? Justru aku yang disiksa! Aku tidak bisa tidur gara - gara dia ngelindur terus!!'' Timpal Osamu ikut berteriak.

'' ... Ha?''

Mereka semua melongo mendengar penjelasan Osamu. Sang empu menarik napas pelan dan mulai menjelaskan. ''Dengar ya. Aku tidak melakukan hal aneh dengan Seiya. Aku membantu mengobatinya, aku membantunya memasak makan malam dan kami tidur berbeda futon. Namun aku kemarin tidak bisa tidur, dia kebanyakan tingkah dan tiba - tiba menindihku saat tidur. Dia lebih parah dari Atsumu saat tertidur,'' jelas Osamu.

''Ah ... tabiatnya tidak pernah berubah rupanya,'' celetuk Kita membuat atensi tertuju kepadanya. ''Shinsuke. Kau tahu jika Ayakashima- chan itu ... ''

''Dia tidak bisa diam. Kebanyakan gerak saat tidur. Dulu, orang tuanya pernah menitipkan Seiya di rumahku. Dia menginap dan tidur di kamarku. Padahal jarak futon kami jauh, paginya dia sudah tidur dan menindih kakiku,'' cerita Kita.

''Setuju,'' ucap Osamu menimpali. Atsumu, Suna, Ginjima dan Akagi masih tak percaya jika Osamu tak berbuat aneh - aneh pada Seiya. Mereka menaruh curiga pada Osamu yang terkadang senyam - senyum sendiri.

''Atsumu. Kali ini jadi mata - matanya Seiya saat di kelas. Awasi dia, apakah ada perubahan atau keanehan dengannya,'' bisik Akagi. Atsumu mengangguk setuju. Dia juga berencana seperti apa yang Akagi titahkan.

Hari berganti, minggu berlalu. Sekolah mengadakan jamkos untuk persiapan festival olahraga sekaligus festival sekolah yang akan dirayakan bulan depan. Kegiatan itu akan berlangsung 3 hari dengan hari pertama adalah festival olahraga, hari kedua bazar dan pentas seni dan hari ketiganya prom night dan malam puncak dengan api unggun.

The Barista Girl (M.Osamu × Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang