30. Mencoba Menjadi Ahli Kuliner

30 2 0
                                    

Mansion Nakiri. 15.00
.
.
.
''Selamat datang, Ayakashima- kun. Perkenalkan, mereka berdua cucuku. Alice dan Erina''.

Senzaemon mengajak Seiya ke mansion cucunya, Erina. Kakek tua itu memperkenalkan kedua cucunya pada Seiya. Gadis itu sudah tahu rencana dan tujuan para orang tua(pemimpin yakuza) semenjak bertemu Seiya, termasuk Senzaemon sendiri.

Yaitu menjalin hubungan dengan Seiya. Mereka ingin menjalin hubungan baik dengan wangsa Ayakashima agar bisa memanfaatkan perusahaan transit pelabuhan itu, memanipulasi harga bea cukai dan sebagainya. Oleh karena itu, Seiya meminta Isshiki dan teman - teman Souma lainnya agar menyembunyikan hubungannya dengan sepupunya dari petinggi Totsuki.

''Hajimemashite. Untuk Nakiri Erina- chan. Kita sudah bertemu kemarin 'kan? Dan salam kenal untuk Nakiri Alice- chan. Atashi ga Seiya. Ayakashima Seiya,'' ucap Seiya menyapa dan memperkenalkan diri dengan aksen Tokyo.

''Kalau begitu, panggil kami dengan nama depan saja, Seiya- san,'' ucap Erina dan diangguki oleh Alice. Seiya menyunting senyum simpul dan mengagguk sebagai tanggapan. Kakeknya menepuk kedua bahu cucunya dengan perasaan bangga.

''Aku mengundang Ayakashima- kun karena dia tertarik dengan dunia kuliner. Oleh sebab itulah kalian mengobrollah dengannya, ya. Aku pergi dulu,'' ucap Senzaemon lalu meninggalkan dua cucunya bersama dengan Seiya di sofa tamu.

Dasar. Baik Senjuro maupun Senzaemon tak ada bedanya. Selalu meninggalkan cucunya saat berhadapan dengan 'harta karun' bisa menaikkan derajatnya. Ini sama seperti saat Seiya diajak mengobrol dengan Kaguya.

''Silahkan tehnya. Aku merekomendasi teh Oolong dari Wilayah Fujian. Semoga cocok dengan seleramu,'' ucap Erina sambil menuangkan teh dari teko ke cangkir keramik dengan lukisan sulur bunga emas yang abstrak melingkari bibir cangkir.

Seiya menatap teh itu dengan tak minat. Dia menyeruput lewat bibir cangkir, merasa nikmat dan hangat, mengingat ini awal musim gugur. Teh ini tak cocok dengan lidah Seiya yang suka menikmati pahitnya bubuk kafein. Namun dia mengutarakan komentar yang berbanding terbalik dengan rasa dilidahnya.

''Tehnya menenangkan. Cocok diminum saat musim gugur seperti ini. Arigatou, Erina- chan,'' ucap Seiya meletakkan cangkirnya di tatakan cangkir. Erina tersenyum simpul. Sementara Alice mulai bersaing untuk mengalahkan Erina agar mengatensi Seiya.

''Seiya- kun. Umurmu berapa? Alasanmu mulai tertarik dengan kuliner itu karena apa??'' Tanya Alice sok polos, membuat Erina mendecakkan lidahnya kesal. Seiya dapat menafsirkan keadaan di depannya, mereka tidak akur.

''Karena aku membangun bisnis berbasis kuliner,'' ucap Seiya lalu melanjut dalam batin. Dia meletakkan tangannya di atas pahanya. ''Sebelumnya aku belajar tentang dasar - dasar barista, minuman dan dessert. Kemudian mencoba membuka cafe walau sekarang tutup karena ada 'sedikit' masalah,'' lanjut Seiya.

''Barista, ya ... mungkin aku bisa membantumu dalam memilih biji kopi terbaik,'' ujar Erina menawarkan. ''Dan aku bisa membantumu untuk menjaga biji kopi tetap awet!'' Sahut Alice kembali membuat Erina kesal.

''Terima kasih atas bantuannya. Tapi aku hanya meminta konsultasi saja,'' ucap Seiya secara tak langsung menolak halus tawaran mereka berdua. ''Alasan kedua, indra pengecapku mulai tumpul,'' ucap Seiya membuat Alice spontan menyemburkan tehnya.

''Bruh!! Apa?? Bagaimana bisa-- maksudku, jika kau menjadi barista, lantas seperti apa rasa kopi yang kau jual itu??''. Alice menyemprot Seiya sampai tertohok lawan bicaranya. Dia tiba - tiba menjadi perfeksionis sekali dan mengubah gestur centilnya menjadi tukang roasting.

''Heh! Mulutmu!'' Tukas Erina menabok paha Alice. Seiya tertawa hambar mendengar tanggapan Alice.

''Yah ... begitulah. Lidahku hanya peka jika masalah minuman. Terlebih lagi kopi. Tapi jika masalah makanan, aku sering mengabaikan cita rasanya. Pernah masak Onigiri, tapi keasinan. Kemudian buat karaage, aku lupa ngasih garam. Tapi aku tak peduli, yang penting kenyang. Jadi untuk bagian hidangan, aku selalu mempekerjakan seseorang sekaligus sebagai tester,'' jelas Seiya panjang lebar.

The Barista Girl (M.Osamu × Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang