Seminggu kemudian.
.
.
.
Inarizaki melaksanakan kegiatan Tour seminggu setelah turnamen voli. Seiya tidak ikut Tour. Alasan pertama, dia tidak punya uang tambahan. Alasan kedua, dia dititipi sepupu kecilnya oleh paman bibinya di Kawasaki.Ceritanya, saat Seiya ke Kawasaki, paman bibinya, keluarga dari mendiang ayahnya meminta tolong pada Seiya untuk merawat anak mereka yang masih bayi. Umurnya belum ada 1 tahun, masih merangkak. Namanya Ayakashima Yusuke.
Awalnya Seiya ogah - ogahan merawat Yusuke, dia punya kesan buruk pada paman bibinya yang hendak pergi ke Amerika untuk perjalanan dinas, katanya. Namun setelah dia disogok dengan uang yang nominalnya bisa dibuat untuk lunasin biaya sekolah 1 tahun, Seiya langsung setuju.
Dia terhasut oleh paman bibinya yang tajir melintir bin sombong itu. Awalnya Yusuke masih kalem saat dibawa ke Hyogo, tapi lama - kelamaan, balita itu mulai terbiasa dirawat Seiya dan mudah merengek.
''Ma!!! Huaa!!!''
Kini balita itu menangis mencari ibunya. Seiya sampai stress untuk menenangkan bocah hiperaktif dan gampang merengek itu, bahkan Seiya mendiagnosa dirinya sendiri jika dia terkena babyblues. Walaupun begitu, dia masih menyukai anak kecil.
''Shh ... Yusuke. Yosh - yosh, anak baik ... ''. Seiya menenangkan balita itu dalam dekapannya. Dia tidak tahu apa yang diinginkan Yusuke. Dia sudah makan, dia sudah ganti popok, apalagi yang bayi ini mau?.
''Hiks! ... Ma ...'' rengek Yusuke sambil menarik baju Seiya, menduselkan kepalanya di dada Seiya, mencari kehangatan dalam dekapan orang yang menimangnya. Seiya mengambil dot susu Yusuke dan ditawarkannya pada bayi itu.
Yusuke melihat botol dot itu dan meraihnya. Dia meminum susu itu dengan perlahan. Seiya sampai heran, bayi ini punya nafsu makan banyak. Beruntung dia rewel saat Seiya senggang dan hari ia tidak buka cafe saat libur musim panas. Yaitu Senin. Seiya berpikir jika hari senin adalah hari dimana pelanggannya tidak terlalu banyak yang datang.
Selama Yusuke tinggal disini, Seiya sering membawanya di cafe atau mendudukannya di kursi bayi yang diletakkan di sisi dalam meja counternya. Anehnya bocah itu tidak rewel saat Seiya sibuk melayani pelanggan, kecuali saat dia lapar atau pup.
Yusuke mulai tenang, dia ditidurkan di atas futon Seiya. Gadis itu merenggangkan tubuhnya yang kaku. Dia ingin mandi, mengingat cuaca hari ini lumayan panas. Seiya berpikir jika Yusuke merengek karena suhu udara panas ini.
''Apa nanti kuajak dia ke Tanabata ya? Pasti dia mau. Mengingat dia bisa mencerna makanan kasar dan sudah punya gigi, pasti tak masalah. Toh sebentar lagi usianya 1 tahun,'' guman Seiya berpikir.
Akhirnya ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kemudian ia memakai mini dress musim panas berwarna putih polos. Dia tak selalu mengenakan kaos oblong dan celana pendek, tatkala dia pakai daster saat tidur atau tak ada Harukawa dan Osamu yang berkunjung.
Tok! Tok!
''Seiya!''
Osamu datang, berseru memanggil namanya. Dia mendecak kesal karena suara Osamu membuat Yusuke terusik dan merengek lagi. Akhirnya, Seiya menggendong Yusuke dan menenangkan bayi itu sambil membukakan pintu untuk Osamu.
Cklek!
''Ohayo, Sei-''
''Shh ... pelan saja, Osamu,'' desis Seiya sambil membekap mulut Osamu. Netra abu - abu Osamu terfokus pada seogok bayi yang tidur dalam gendongan Seiya. Dia menggangguk kaku menuruti kekasihnya. Usai dipersilahkan masuk, Osamu berpikir sambil memandang bayi dalam gendongan Seiya. Siapa anak itu? Bagaimana bisa dia bersama dengan Seiya?.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Barista Girl (M.Osamu × Readers)
Fanfic''Cintaku padanya seperti Kafein. Selalu membuatku candu''- Miya Osamu. Inilah kisah Osamu yang jatuh cinta pada si manajer cafe muda di Hyogo. Namun banyak rintangan dan saingan yang tak terduga, ditambah si barista punya hal tersembunyi dalam hidu...