39. Like Animals⚠️

29 0 0
                                    

Warning!⚠

Mengandung kekerasan fisik dan kisah yang dapat membangkitkan trauma. Diharapkan bagi para pembaca yang punya trauma akan kasus kekerasa atau bullying, mohon bijak dalam membaca. Atau langsung skip saja🙏

Terima kasih atas perhatiannya.
_________________________________________

~{SEIYA'S POV}~

''Sekali lagi kutegaskan. KAU BODOH!!''

Hahaha ... ya. Aku memang bodoh. Hinaan yang berbisik dalam otakku mencecarku. Kini aku terjebak dalam mimpi buruk. Seperti mimpi itu, aku dirantai tangan dan kakiku dalam ruangan gelap dan lembab. Tubuhku sakit semua, mungkin banyak lebam dan torehan luka di punggung dan perutku. Pinggangku sakit. Kakiku mati rasa. Aku membenci masa ini. Tidak kusangka Harukawa– bukan. Maksudku Subaru- san melakukan hal ini padaku.

Entah berapa kali aku muntah darah. Entah berapa kali punggungku dipecut oleh si bajingan Takanomi itu sebagai boneka samsak yang bisa melampiaskan emosinya. Entah berapa lama aku tidak makan dan minum. Dan ... entah berapa kali aku dinodai oleh Subaru- san.

Aku ... Aku benci diriku yang lemah ini. Aku berharap mati saja.

''Kau lupa siapa dirimu, Seiya. Lawan saja para bajingan itu!''

Berisik!! Memangnya selama ini kau siapa?! Kenapa kau selalu menghasutku tanpa membantuku?! Apa kau setan sekelas Lucifer atau Satan??.

''Bukan Goblok! Aku ini yang selalu menemanimu! Berikan saja hati kecilmu, akan kuselesaikan penderitaanmu!''

Saat kesadaranku di ambang batas, sekilas aku melihat sosok yang selalu berbisik di kepalaku. Ini halusinatif, tapi terasa nyata seakan itu perandaian dari sosok yang selalu menghasutku. Dia bukan orang, bukan manusia, bukan setan ataupun malaikat.

Dia seekor hewan besar, berkaki empat, berbulu lebat nan legam, punya taring dan mata emas. Dia duduk di antara hamparan salju, lalu melolong dan lenyap di antara badai.

Dan kesadaranku hilang sepenuhnya.

~{SEIYA'S POV END}~
_________________________________________

Subaru membawa senampan roti mocha dan segelas air putih. Dia membuka pintu ruangan gelap dan lembab. Dia menyalakan lentera di setiap sudut ruangan. Duduklah di atas tikar seorang gadis compang - camping yang tertunduk lemah. Kedua tangannya dirantai ke samping atas.

''Sayang~. Bangunlah. Aku membawa sarapan untukmu,'' ucap Subaru membelai pipi gadis itu. Wajahnya yang kusut dan lemah terangkat, menunjukkan rupa Seiya yang menyedihkan. Sorot matanya hampa, seakan segalanya telah berakhir. Subaru mengambil roti mocha dan disodorkan di depan mulut Seiya.

''Ayo makan, Sayang. Kau sudah menolak makan selama seminggu. Kali ini aku membawa makanan yang beraroma kopi,'' bujuk Subaru dengan lembut. Namun Seiya enggan membuka mulut. Subaru jengah menunggu, dia langsung mencengkram rahang Seiya dan membuka paksa mulutnya.

''Makan. Atau kau akan kuhukum lagi,'' kecam Subaru dengan nada baritone. Bibir kering Seiya bergetar, dia membuka mulutnya perlahan. Subaru mengulum senyum dan menyuapi Seiya dengan telaten.

The Barista Girl (M.Osamu × Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang