29. Undangan

28 2 0
                                    

Restoran di wilayah Chiba. 21.00
.
.
.
''Haah ... pengen pulang ... ''.

Seiya benar - benar tak tahan menghadap para orang tua (pemimpin yakuza) yang mabuk dalam satu ruangan jamuannya. Mereka mabuk sake, kecuali Kazuhiko, Senzamon dan pemimpin Geng Ryuju, Ryuju Ohashi.

'Korintus 6 : 10. Pemabuk tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah'. Setidaknya Seiya ingat ayat itu dalam benaknya.

''Sepertinya ini pengalaman pertamamu, Shonen. Jadi nikmati saja. Biarkan para orang tua itu mabuk,'' ujar Ohashi. Seiya memasang wajah tertekan. Selain menghadap orang - orang mabuk, mereka mengira Seiya itu laki - laki. Dan itu yang membuat Seiya agak risih walaupun dia suka menyamar jadi laki - laki.

''Yah ... rasanya aku pengen punya menantu sepertimu. Kau hebat sekali bisa bertahan di situasi seperti ini,'' ujar Senzaemon. Ingin sekali Seiya meluruskan kesalahapahaman ini, tapi dia juga suka jika dianggap lelaki.

''Setelah ini, ayo mengunjungi putri dan cucu kita masing - masing. Kau juga ikutlah, Ayakashima- kun,'' ajak Ohashi pada Kazuhiko dan Senzaemon, dan diangguki oleh sang empu. Benar saja, setelah selesai acara Seiya diajak ke ruang jamuan sebelah, dimana ada beberapa anak atau cucu yang duduk disana. Rata - rata mereka cewek.

Seiya mengatensi keberadaan Kirishima dan Sugihara yang tertekan di antara para cewek. Namun Kirishima sedikit rileks tatkala di samping gadis bersurai merah yang merupakan anaknya Kazuhiko, Sakuragi Yaeka. Sugihara tertekan dengan gadis bersurai aquamarie, Ryuju Momo. Di sebelahnya terlihat judes sambil mengunyah makanan dengan dahi tertekuk, dia cucunya Senzaemon. Nakiri Erina.

''Oh? Oyaji. Sudah selesai?'' Tanya Momo mengatensi mereka semua. Karena hanya mereka bertiga yang tersisa di ruangan ini. Yang lain sudah pergi. ''Sudah. Anak - anak gadis, akan kuperkenalkan. Dia Ayakashima Seiya- kun. Penerus sah dari Geng Ayakashi dan calon suksesor pemegang transit pelabuhan,'' ucap Ohashi mengenalkan Seiya. Sang empu hanya menunduk sejenak sebagai salam.

'Ikemen ... ' batin tiga cewek yang menatap Seiya dengan tatapan terpana. ''Eh? Tapi ... ''. Sugihara ingin meluruskan kesalahpahaman, tapi dicegah oleh Kirishima dengan gelengan, hanya pria itu yang paham dengan situasi. Sugihara hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.

''Gokigenyo, Ryuju- san, Nakiri- san, Sakuragi- san,'' sapa Seiya dengan nada rendah. ''Gokigenyo!'' Jawab mereka serentak. ''Souda. Aku punya undangan untukmu, Ayakashima- kun. Datanglah ke Totsuki besok. Menginaplah 7 hari untuk menjadi tamu kehormatan. Kami ada acara Seleksi Musim Gugur dan Shokugeki,'' ucap Senzaemon mengundang Seiya sambil memberikan amplop coklat dan selembar koran. Seiya menerima benda tersebut dan membaca koran yang merupakan berita liputan.

'Eh? Souma masuk semi final? Ditambah apa - apaan ini?? Kenapa ada taruhannya juga? Ini sekolah memasak atau sekolah judi sih??' Batin Seiya heran. Dia juga penasaran, akhirnya menerima undangan tersebut.

''Wakarimashita. Saya akan datang, Tuan Nakiri,'' ucap Seiya menerima. Senzaemon tersenyum kemenangan dan menatap ejek Ohashi. Sang empu menggeram marah, dia kalah start dari Senzaemon. ''Ikkuzo, Kirishima, Sugihara,'' ajak Seiya menggunakan aksen Kansai. Duo setan itu mengangguk patuh dan berdiri, tapi langkah Kirishima tertahan oleh tarikan kecil tangan Yaeka.

''Kirishima. Kau akan kesini lagi 'kan? Kau akan selalu kesini 'kan??'' Tanya Yaeka dengan tatapan sejuta harapan. Dia tidak ingin berpisah dengan mantan pengasuhnya dahulu. Kirishima menatap nona mudanya sejenak, penuh kebimbangan dalam hatinya. Seiya melirik sejenak Kirishima, lalu beralih pada Yaeka. Dia menghampiri mereka berdua dan bersimpuh di depan Yaeka.

''Sakuragi- san. Aku tahu kau sangat sayang dengan Kirishima. Namun sekarang dia ajudanku,'' ucap Seiya membuat Yaeka murung dan melepaskan tangannya dari Kirishima. ''Tapi ... ''

The Barista Girl (M.Osamu × Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang