10. Pengasuh (2)

41 5 0
                                    

Festival Tanabata. 21.45
.
.
.
''Kau perlu menjelaskan hal ini, Sei- chan. Apa benar itu anak kalian?''

Kita mengintrogasi Seiya usai Osamu membawa mereka bergabung dengan kumpulan anak VBC. Sementara Osamu masih menggendong Yusuke dan dikudang oleh Atsumu, Ginjima, Suna dan Akagi. Yusuke hanya bisa diam sambil membenamkan wajahnya pada dada Osamu.

''Ha? Mana mungkin. Yusuke itu anak kerabatku. Orang tuanya sibuk dan menitipkannya padaku,'' jelas Seiya sedikit jengkel. ''Lalu mengapa dia memanggil Osamu dengan sebutan 'Papa'?'' Tanya Aran ikut memberikan pertanyaan.

''Entahlah. Mungkin insting bayi. Dia bisa saja menganggap orang asing sebagai ayahnya karena nyaman. Jika kalian tak percaya jika dia sepupuku, tanya saja Harukawa- san. Dia saksinya,'' jawab Seiya sambil menyandarkan punggungnya yang lelah di senderan bangku.

''Huaaa!!''- Yusuke.

''Atsumu aho! Dia menangis 'kan!''- Akagi.

''Eh?! Aku salah apa?!''- Atsumu.

''Wajahmu terlalu dekat, dia takut dengan orang asing''- Osamu.

''Ditambah wajahmu kayak pedofil''- Suna.

''Suna teme!! Akan kuhajar kau nanti!''- Atsumu.

Osamu mencoba menenangkan Yusuke seperti yang Seiya lakukan, memeluknya sambil menepuk punggung bayi itu. Namun itu tak berhasil. Sontak Osamu langsung menghampiri Seiya dan duduk disebelahnya.

''Seiya. Bagaimana ini?'' Tanya Osamu dengan wajah melas. Seiya memijat keningnya yang pening, dia mengambil alih Yusuke dari gendongan Osamu dan menenangkannya. Yusuke mulai tenang walaupun terisak.

''Hiks! ... Ma ... Ma ...''- Yusuke.

''Ha'i - ha'i. Kau pasti capek 'kan?'' Tanggap Seiya dengan lembut. Secara tak sengaja, saat Yusuke mencari tempat hangat dalam dekapan Seiya, dia menarik rantai kalung salib Seiya yang disembunyikan dalam yukata, membuat kalung salibnya terlihat. Atsumu, Ginjima, Akagi, Aran dan Omimi melotot melihat kalung salib itu.

'Kristen?!' Batin mereka yang belum tahu jika Seiya adalah umat Kristen.

''Osamu. Bisakah aku ambil botol dot di tasku?'' Pinta Seiya. Osamu segera melaksanakan apa yang Seiya pinta. Dia memberikan botol dot berisi susu itu pada Seiya. Gadis itu segera memberikan susu pada Yusuke, dia tahu jika bayi itu sudah mengantuk dan butuh susu. Yusuke dengan tenang meminum susunya dalam timangan Seiya.

Ckrek!

Atensi mereka semua tertuju pada Suna, dia memotres Osamu dan Seiya. ''Ups. Aku lupa mematikan flash dan suara sistemnya,'' ucap Suna dengan watadosnya. Wajah Osamu memerah marah, dia langsung bangkit dan berusaha merebut ponsel Suna. Terjadilah aksi kejar - kejaran dan rebut - rebutan ponsel milik kang ghibah itu.

''Berikan, Suna! Hapus fotonya!!''- Osamu.

''Tidak mau. Ini aset pentingku''- Suna.

''Aset matamu! Itu aibku! Jangan kau post di FB dan Twitter angkatan!!''- Osamu.

''Oh~ tidak bisa. Ini bisa jadi berita booming''- Suna.

''Berikan saja hp-mu, nyet!''- Osamu.

Osamu berhasil merebut ponsel milik Suna. Dia langsung menjaga jarak dan mengecek galeri. Matanya terbelalak melihat tangkapan gambar sempurna saat Osamu dan Seiya serempak menoleh kepada Yusuke yang minum susu. Mereka seperti pasutri muda yang berinteraksi dengan bayinya.

''Kembalikan,'' sewot Suna sambil mengambil ponselnya. ''Na, Suna. Kirimkan aku foto itu,'' ucap Osamu. ''Tidak mau,'' ucap Suna sinis. ''Ayolah ... fotonya bagus. Bagikan padaku juga,'' pinta Osamu.

The Barista Girl (M.Osamu × Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang