16. Keluarga Yakuza (2)

34 5 0
                                    

Tokyo. 12.00
.
.
.
''Disana kau harus jaga sikap, jaga image, jangan keluyuran dan jangan pegang lenganmu terus - terusan. Jangan terlihat lemah, hapus air matamu''.

Senjuro menasehati cucu pertamanya yang masih marah sambil menatap kaca mobil. Pagi tadi Seiya benar - benar ditekan oleh kakeknya, mau tak mau, suka tak suka, sekarang dia jadi suksesor Senjuro. Tak hanya ditekan, Seiya sempat ditampar oleh Senjuro karena Seiya menolak diukir tato yakuza di lengan kirinya. Sekarang sudah selesai ditato, dia hanya bisa menangis dalam diam atas pemaksaan egois kakeknya.

Mereka sampai di sebuah gedung hotel, tempat pertemuan para konglomerat setiap tahunnya menjelang musim gugur. Kakek - cucu bermarga Ayakashima itu mengenakan kimono abu - abu polos. Seiya memakai masker hitam, menutupi wajahnya agar tak terekspos. Senjuro memakai jubah kimono  yang cuma disampirkan di bahunya.

''Ayo,'' ajak sang kakek pada Seiya. Mereka berjalan menuju ke sebuah ruang aula dalam hotel. Terbukalah pintu tersebut, beberapa dari mereka memakai pakaian formal atau baju tradisional. Seiya tak bisa menebak isi pikiran para konglomerat. Dia hanya bisa fokus mencari dalang dibalik pembunuhan kedua orang tuanya.

'Menurut informasi dari Yamada- san dan Kirishima. Ada empat konglomerat yang masuk dalam rencana ini. Honshu, Shimizu, Suzuki dan Yamitori. Mereka empat keluarga yang kuincar,' batin Seiya berpikir.

Dia hanya bisa diam sambil memandang kakeknya yang bercakap - cakap dengan kenalannya. Sepertinya para konglomerat tidak tahu latar belakang Senjuro yang merupakan yakuza. Atau mungkin tahu tapi tak takut.

''Anu ...''

Seiya teratensi pada orang yang menyapanya. Seorang gadis berambut hitam dengan mata merah. Dia memakai gaun kasual. Proporsi tubuhnya sangat anggun dan penuh rasa optimis.

 Proporsi tubuhnya sangat anggun dan penuh rasa optimis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

''Hajimemashite. Nama saya Shinomiya Kaguya. Anak kedua dari keluarga inti Shinomiya- Group. Saya melihatmu bersama Tuan Ayakashima. Apakah anda cucunya?'' Ucap gadis tersebut bernama Kaguya. Seiya mengangguk sebagai jawaban.

'Dia anak konglomerat teratas kedua di Jepang,' batin Seiya mengingat marga Kaguya saat diceritakan Kirishima. Sebelum pertemuan dimulai, Seiya diajari beberapa hal oleh Kirishima tentang perkumpulan kelas atas ini.

''Atashi ga Seiya. Ayakashima Seiya. Panggil saja Seiya, Shinomiya- san,'' ucap Seiya memperkenalkan diri dengan raut wajah datar. ''Kalau begitu, panggil aku Kaguya saja, Seiya- kun,'' ucap Kaguya.

Senjuro menepuk bahu Seiya, membuat sang cucu menoleh kepadanya. Dia menyunting senyuman bangga entah mengapa, Seiya hanya mengerlingkan matanya malas.

''Terima kasih mau mengajak berbicara cucuku, Nona Muda Shinomiya. Pertemuan ini adalah debut pertamanya. Jadi dia gugup,'' ucap Senjuro membuat kesal Seiya di lubuk hati terdalamnya.

'Kakek siluman ini ...' geram Seiya dalam batin.

''A-Ah ... naruhodo. Wakarimashita wa, Tuan Ayakashima,'' ucap Kaguya menunduk hormat. Dia sedikit takut dengan Senjuro. ''Sore ja, lanjutkan obrolan kalian,'' ucap Senjuro lalu meninggalkan mereka berdua. Kaguya dan Seiya menghela napas lega.

The Barista Girl (M.Osamu × Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang