Haiiiiii!!!
Aku update lumayan cepat nih.
HAPPY READING ❤❤
Setelah acara akad nikah yang dilanjutkan dengan beberapa rangkaian acara adat, Lea akhirnya bisa sedikit merasa lega, setelah bisa melepas sanggulnya yang cukup membuat kepalanya sedikit sakit, dengan dibantu oleh asisten perias, Lea membersihkan riasannya dan mengganti pakaiannya dengan yang lebih nyaman. Rencananya dia ingin istirahat sebentar, sebelum persiapan resepsi siang nanti.
Tok ... tok ... tok, suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Lea yang sedang mengobrol hal-hal random dengan wanita muda itu yang membantunya mengurai rambutnya yang habis disasak.
"Siapa?" tanya Lea tanpa beranjak dari depan cermin.
"Saya," sahut orang yang mengetuk pintu.
"Masuk Mas," ujar Lea, tanpa menyebutkan nama Lea bisa tahu siapa yang datang, tentu saja dia sangat mengenal suara itu.
Dipta yang juga sudah berganti dengan baju yang lebih nyaman, masuk kedalam kamar yang digunakan untuk merias mempelai wanita. Meski bibirnya tersenyum, Lea bisa melihat jika pria yang baru beberapa saat lalu resmi menyandang gelar suaminya itu terlihat begitu lelah.
"Kamu sudah selesai hapus make upnya?"
Lea mengangguk. "Ini tinggal beresin rambut, biar nggak kaya singa."
Dipta tersenyum tipis. "Kamu sudah makan?" tanyanya lag.
"Tadi pagi sebelum dirias makan nasi sama sayur sop dan sebelum hapus make up juga makan kue lupis yang dibawain sama Bunda Mira," jawabnya dengan detail. "Kamu udah makan?"
"Saya makan sedikit sebelum akad nikah," jawabnya. "Saya boleh numpang tidur di sini kan? Di ruangan saya berisik banget."
"Boleh kok."
"Makasih, sayang," ucap Dipta yang membuat Lea langsung salah tingkah. Ini pertama kalinya Dipta memanggilnya seperti itu. Merasa mendapatkan ijin, Dipta tanpa basa-basi langsung membaringkan diri di ranjang berukuran queen size itu.
"Mbak Lea, rambutnya sudah selesai," ujarnya wanita itu setelah berhasil membuat rambut Lea kembali seperti semula. "Saya pamit undur diri, nanti kita mulai make up untuk resepsi jam setengah satu, silahkan istirahat dulu," pamitnya.
"Iya Mbak, terima kasih," ucap Lea.
Tinggal berdua dalam satu kamar dengan Dipta, rasa masih canggung untuk Lea, ya meskipun pria itu secara agama dan negara sudah sah menjadi suaminya, tetap saja masih merasa kurang nyaman. Hingga untuk beberapa saat di duduk diam di depan cermin.
"Kamu nggak istirahat?" tanya Dipta yang membuat Lea, langsung menoleh ke arah Dipta berbaring, tapi dia tak kunjung menjawab pertanyaan Dipta. "Kamu takut saya apa-apain?" goda Dipta, yang menyadari kegelisahan Lea.
"Mana ada," elak Lea.
Dipta tertawa melihat tingkah Lea yang menurutnya menggemaskan. "Udah sini tidur." Dipta menggeser posisinya memberi ruang untuk istrinya. "Tenang aja, saya nggak akan terkam kamu kok sekarang." Dia semakin bersemangat menggoda Lea.
Lea yang merasa tak terima terus digoda oleh Dipta, langsung membaringkan diri di samping Dipta dengan posisi membelakangi pria itu. Dipta tersenyum geli, melihat istrinya yang merajuk, dengan lembut dia memeluk Lea dari belakan dan meletakan dagunya di pundak Lea, hingga Lea bisa mendengar hembusan napas Dipta yang teratur.
"Kamu ngapain Mas?" Lea berusaha melepas diri dari pelukan Dipta.
"Meluk istri sayalah, masa udah punya istri pas tidur yang dipeluk masih guling," jawab Dipta, yang membuat Lea merasa geli, hingga dia memutuskan menganti posisinya menghadap ke pria itu. Namun Lea tak menyangka jika jarak mereka sedekat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your's Profesional Wife
RomanceBerawal niat baiknya untuk membantu sahabatnya, hidup Leanetta yang sudah tenang harus kembali jungkir balik. Semua dimulai saat Anantasia yang berprofesi sebagai pacar sewaan tiba-tiba terserang diare tepat sebelum janji temu dengan klien yang aka...