24. Akhirnya.

4.5K 283 27
                                    

Haiii Gengs! 

Udah seminggu lebih ya? 

Terima kasih udah selalu nungguin. 

Happy reading. 

Musim semi telah tiba, bunga-bunga mekar di taman hati seorang Leanetta, mengundang kupu-kupu yang berterbangan di dalam jiwanya. Menjalani hidup berdua dengan Dipta, membuat dia merasa sangat bahagia, meskipun dia tidak yakin akan selalu sebahagia ini. Selepas solat isya, Dipta kembali melanjutkan pekerjaannya yang memang belum selesai, sementara Lea memilih berbaring di ranjang sambil menonton drama di ponsel pintarnya seperti biasa. Jika dulu, pasti akan ada beberapa cemilan yang berjejer di meja bahkan tergeletak begitu saja di ranjang. Namun sekarang dia tak lagi melakukannya, karena dia tak ingin membuat Dipta merasa tak nyaman.

Lea tahu benar, suaminya itu tipe orang yang rapi bahkan saat bekerja seperti sekarang, dia selalu menolak untuk sekedar di bawakan kopi atau teh. Katanya, itu justru akan mengganggu konsentrasinya. Saat sedang menikmati drama yang ditontonnya, muncul adegan seorang wanita yang berusaha menggoda pasangannya yang sedang sibuk bekerja dan mengabaikan si wanita. Lea langsung merasa jika kondisinya dengan si tokoh wanita sama. Ide gila muncul di otaknya yang selama sebulan terakhir tidak terlalu terpakai dengan benar.

Dia bergegas menuju lemarinya, memilih baju tidur yang sangat seksi dengan belahan dada yang cukup turun terlebih bahannya juga sedikit transparan, jika saja dia tak memakai luaran baju itu.

"Awwww, seksi," gumamnya saat melihat pantulan dirinya dicermin. "Nggak apa-apa kan, kalau gue godain Mas Dipta gini, nggak kaya ani-ani kan?" Dia kemudian merasa ragu.

Terlalu fokus pada bayangan dirinya di cermin, dia tidak sadar ada orang lain yang ikut mengamatinya. Siapa lagi jika bukan Dipta, pria itu bahkan sampai menelan ludahnya kasar, tanpa ragu dia mendekati Lea dan memeluknya dari belakang, menumpukan dagunya di pundak wanitanya itu. Dipta benar-benar mewujudkan imajinasi saat di hotel waktu itu, mengucup leher jenjang milik Lea lalu meninggalkan jejak kemerahan di sana.

"Mas ...."

"Kamu udah siap?"

"Untuk?" tanya Lea pura-pura bodoh, karena tentu saja dia tahu kemana arah pembicaraan suaminya.

"Melakukan kewajiban suami istri."

"Kalau aku bilang belum?"

Dipta melepaskan pelukannya dari Lea, yang membuat Lea langsung berbalik ke arah Dipta. Dia takut Dipta marah, tapi pria itu justru tersenyum, tangannya menyingkap anak-anak rambut yang menutupi wajahnya. Lulu dengan lihai, dia mengikat tali kimono baju tidur Lea, hingga penampilannya terlihat lebih tertutup. "Aku akan menunggu sampai kamu siap," jawabnya.

Namun bukan Lea, jika terima begitu saja jawaban yang suaminya. Tangan nakalnya mulai menyentuh leher Dipta yang membuat pria itu meremang. Hingga tangannya di cekal oleh Dipta, yang mulai takut hilang kendali dan berakhir memaksa istrinya. Dia ingin jika dia melakukan itu, mereka berdua sama-sama menginginkannya.

"Lea tolong jangan menguji batas saya, jika kamu tidak bisa bertanggung jawab, " tegur Dipta tegas.

Lea tertawa, lalu kedua tangannya dikalungkan di leher Dipta. "Saya akan bertanggung jawab hingga akhir Bapak Pradipta Nareswara Dwi Hardjono." Lea juga mengikuti Dipta yang mendadak berbicara dengan bahasa formal.

Mendengar itu tanpa ragu, Dipta langsung menggendong Lea dan membawanya ke ranjang mereka. "Saya harap, kamu tidak menarik ucapanmu di tengah jalan. Kamu bisa berubah pikiran sekarang, tapi jika sudah memulainya saya tidak akan bisa berhenti hingga akhir." Lagi-lagi Dipta memperingati istrinya.

Your's Profesional WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang