Haii Gengs.
Update cepet nih.
Jangan lupa tinggalin jejak.
Happy Reading ^^
Sudah satu minggu Leanetta resmi menyandang status istri dari seorang Pradipta Nareswara Dwi Hardjono. Tak seperti pasangan baru pada umumnya, mereka memutuskan untuk tak pergi bulan madu. Dipta harus menyelesaikan pekerjaannya, sebelum mengambil cuti yang cukup panjang untuk menyelesaikan gelar doktoralnya. Sementara Lea, harus mengurus berkas-berkas untuk ijin tinggal sementara di luar negeri. Tentu saja Lea akan pergi bersama Dipta, karena itu alasan pernikahan mereka dipersiapkan secara buru-buru.
Dipta terlihat sibuk di dapur, menyiapkan sarapan sederhana, saat Lea tiba-tiba datang dengan langkah sedikit sempoyongan dan matanya setengah tertutup.."Kenapa nggak bangunin aku?" tanya Lea dengan suara paraunya. "Maaf, aku lupa kalau kamu ada kelas pagi."
Pria itu tersenyum melihat tingkah istrinya. "Nggak apa-apa, biasanya aku juga bikin sarapan sendiri, kalau di apartemen," jawabnya.
"Kan, sekarang ada aku,"
Dipta merangkul istrinya yang berdiri di sebelahnya. "Dari kemarin, kamu kan selalu nyiapin sarapan, makan siang bahkan makan malam, jadi nggak apa-apa sesekali aku yang nyiapin sarapan."
"Ya udah kamu siap-siap aja, biar aku yang selesaikan, takutnya kesiangan."
"Oke, aku siap-siap dulu." Dia menyetujui saran sang istri, karena jarum jam di dinding apartemennya sudah menunjukan angka enam, sedangkan kelasnya dimulai pukul 7:30.
Lea dengan cekatan, menata roti yang sudah dipanggang oleh suaminya di meja, lalu menyeduh kopi dan tak lupa dia juga membuat telur dadar dirinya sendiri. Setelah itu dia pergi untuk membersihkan diri, karena saat bangun dia langsung mencari keberadaan Dipta yang tak ada disebelahnya, hingga lupa tidak mencuci wajahnya lebih dulu.
Suaminya sudah siap dengan pakaian kerjanya, melihat Dipta memakai kemeja warna biru tua, mengingatkan Lea pada kejadian bulan lalu saat dia mengiyakan ajakan menikah dari pria itu, tapi sialnya ingatan akan kejadian sebelumnya ikut terlintas dalam benaknya yang membuat tubuhnya langsung terasa panas dingin. Meskipun sudah menjadi suami istri, mereka masih melakukan hubungan layaknya suami istri, akibat tamu bulanan Lea yang datang tepat di malam pertama mereka.
"Kenapa liatin aku gitu banget," tegur Dipta yang merasa salah tingkah ditatap terlalu intens oleh sang istri.
"Ya nggak apa-apa, lihat suami sendiri ini," balas Lea dengan wajah tak berdosanya.
"Bener juga, ya udah lanjutin lagi nggak apa-apa."
Lea tertawa dengan reaksi Dipta, lalu dia berjalan mendekati suaminya lalu merapikan kerah baju suaminya yang kurang rapi. "Mas, kok kamu ganteng banget sih. Aku jadi nggak rela ditinggal kerja, gimana dong," ujar Lea menggoda Dipta.
Senyum salah tingkah langsung merekah di wajah Dipta. "Kamu tuh ya, bisa aja." Dipta yang gemas mencubit kedua pipi Lea, lalu mendaratkan kecupan di bibir istrinya beberapa kali. "Kamu juga cantik banget, harusnya aku nikahin dari dulu."
Mendengar itu bibir Lea merekah. "Kalau dari dulu, nantinya cerita jadi beda jalur Mas."
"Bener juga."
"Udah ah, ayo sarapan dulu. Nanti kamu telat. Nggak lucu, kalau dosen killer kaya kamu telat."
"Mereka pasti maklum, kan pengantin baru."
"Apaan sih."
Mereka lalu menikmati sarapan mereka yang dengan menyelipkan candaan yang membuat senyuman tak luntur dari bibir mereka, hingga tanpa sadar waktu berlalu begitu saja dan Dipta harus berangkat kerja. Seperti biasa, Lea mengantar hingga depan unit apartemen mereka. Mencium tangan suaminya, lalu Dipta akan memberikan kecupan di kening nya, sungguh seperti pernikahan yang dia lihat di film-film.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your's Profesional Wife
عاطفيةBerawal niat baiknya untuk membantu sahabatnya, hidup Leanetta yang sudah tenang harus kembali jungkir balik. Semua dimulai saat Anantasia yang berprofesi sebagai pacar sewaan tiba-tiba terserang diare tepat sebelum janji temu dengan klien yang aka...