2. SIAPA?

908 56 4
                                        

Ruangan bernuansakan putih bercampur paduan hitam menawan, dengan desain interior rapi teroganisir memberikan kesan minimalis yang mewah. Dengan bau harum ruangan yang identik, aroma hangat dilapisi dengan aroma kekayaan tanah dan sedikit manis vanilla. Menangkan dan bisa membuat fokus untuk bekerja siapapun yang berada dalam ruangan ini.

Satu orang duduk di kursi kerja dengan kaki sebelah kiri di atas kaki kanannya. Dengan pria jangkung berdiri dengan bertumpu tangan di atas meja, dan satu lagi duduk santai di sofa.

Brakkk

Suara meja di gebrak.

"Anying, bikin kaget," sentak Dimas melempar bantal sofa ke arah Juan. Siapa lagi kalau bukan Juan pelakunya.

"Ih genit banget lempar-lempar ke pantat gue," ujar Juan mengelus-elus bokongnya yang baru saja di daratkan bantal sofa oleh Dimas tadi.

"Pengen banget gue sleding ni anak," gemas Dimas.

***

"Jadi, lo ngapain manggil kita kemari?" tanya Juan tanpa basa-basi pada Jeraldo yang kini duduk di kursi kerjanya dengan pandangan yang bingung. Entah apa yang membuat Jeraldo seperti ini.

Pagi ini Jeraldo tiba-tiba menghubungi Dimas dan Juan untuk ke kantornya. Karena ada hal penting yang Jeraldo ingin bicarakan, dan seperti sekarang ini, Juan dan Dimas sudah berada di kantor Jeraldo lebih tepatnya di ruang kerja pribadi milik Jeraldo.

"Gue mau tanya sesuatu," jawab Jeraldo sambil kini melipat kedua tangannya di depan dada.

"Soal?" tanya Juan penasaran.

Dimas yang sedari tadi duduk di sofa hanya diam, menunggu Jeraldo berbicara.

Jeraldo menarik nafasnya dalam, kemudian menghembuskannya dengan pelan. Menatap Dimas dan Juan bergantian, kemudian berucap "Saran topik obrolan dong," ujar Jeraldo dengan santainya.

"Saran topik obrolan?" tanya Juan.

Jeraldo mengangguk-angguk. "Saran topik obrolan? Ke cewek maksud lo?" tukas Juan, dan Jeraldo kembali mengangguk sebagai jawaban.

Prok prok prok

Juan bertepuk tangan tiga kali. Tidak pernah menyangka bahwa dirinya mambatalkan meeting pagi ini hanya untuk menemui Jeraldo. Tapi apa yang ia dapatkan sekarang, Jeraldo hanya bertanya saran topik obrolan. Sungguh di luar dugaan.

"Gue numpang tidur aja sekalian, deh." Pasrah Juan berjalan ke sofa, dan langsung merebahkan dirinya dengan nyaman.

Dimas juga cukup kaget dengan pernyataan Jeraldo tadi. "Saran topik obrolan ke cewek ya," ujar Dimas sambil menggut-manggut. Entah Jeraldo dekat dengan siapa, tapi yang pasti sepertinya Jeraldo memang dilanda bingung sampe bertanya begini. Wajar sih, Jeraldo tidak pernah sekalipun pacaran sebelumnya. Setahu Dimas demikian.

"Tanyain lagi apa? Udah makan belum? Atau langsung sat-set aja, bawain gofood," terang Dimas mencoba memberikan sarannya.

Juan yang asik rebahan di atas sofa, tiba-tiba langsung melempar bantal ke Dimas. Pembalasan untuk yang tadi. "Basi banget dah. Mana demen cewek begitu," protes Juan. Jaman sekarang apakah topik itu masih berlaku?

"Gue salah ternyata," kini Jeraldo yang bersuara. Berjalan meninggalkan kursinya, kemudian berdiri menyandarkan dirinya di depan meja kerjanya. Menatap ke Dimas dan Juan bergantian yang kini malah perang bantal sofa.

"Nggak ada salahnya mencoba, Ral. Semua butuh proses, coba aja proses itu dulu," timpal Dimas.

"Saran Dimas basi, anying," seru Juan.

Jeraldo-AldaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang