٢٣ || Pujian

2.2K 111 0
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam mengatakan bahwa hak suami atas istrinya adalah seorang istri tidak diperbolehkan keluar dari rumahnya kecuali dengan izin suami. Apabila ia melakukannya maka ia dilaknat oleh malaikat rahmat dan malaikat ghodob sampai ia bertaubat."

(HR. Abu Daud)

🪐🪐🪐

Bukannya aku sudah bilang ke kamu ya, Safar? Kalo kamu nikah sama cewek itu, aku gak akan segan-segan ganggu dia, bahkan aku berani habisin nyawa istri kamu itu.

Jadi, pikir-pikir lagi ya sayang? Aku nungguin kamu lho. Kamu kan tau, aku cinta banget sama kamu. Ceraikan istri kamu itu, ya? Atau, aku bakalan buat istri kamu yang minta cerai?

Dari Reta mu♡

Marwa meremas surat yang ada ditangannya itu. Tidak heran jika wajah Safar tampak kalut, tadi. Tidak bisakah dia meluncurkan semua data yang didapatkannya ke media sosial, agar Reta ini tidak bisa mengganggu rumah tangga nya bersama Safar lagi?

Helaan nafas terdengar. Jika saja Safar mengijinkannya. Namun tunggu, bukankah Safar hanya tidak mengijinkannya, bagaimana jika Awan yang melakukannya? Bukankah itu tidak masalah?

Marwa pun beranjak mengambil ponselnya untuk menghubungi kembarannya itu.

Dengan hati senangnya, Marwa pun segera beranjak untuk menemui Safar yang sekarang entah ada dimana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan hati senangnya, Marwa pun segera beranjak untuk menemui Safar yang sekarang entah ada dimana.

"Lho nduk, cari siapa to?" tanya Ummi Hasna kala melihat Marwa celingukan.

"Anu Ummi, Mas Safar nya kemana ya, soalnya Marwa mau ijin keluar."

"Sepertinya Safar juga keluar nduk. Coba kamu ijin lewat telepon saja, siapa tau dibalas."

Marwa pun mengangguk dan segera menghubungi Safar. Satu dua panggilan tidak terjawab, namun kali ketiga akhirnya Safar pun mengangkat teleponnya.

"Assalamu'alaikum Mas, saya ijin mau keluar dulu ya."

"Wa'alaikumussalam,tunggu sebentar, saya antar kamu."

"Kalo Mas Safar sibuk, mending saya bawa motor sendiri Mas, gak pa-pa kok."

"Saya ndak sibuk, tunggu di pos satpam saja ya. Assalamu'alaikum."

Marwa mengerjapkan matanya, lalu menatap Ummi Hasna. "Ummi, Marwa pergi dulu ya," ujarnya dengan mencium tangan Ummi Hasna.

"Iya, hati-hati ya nduk. Kasih tau Safar jangan ngebut, gitu."

Marwa mengangguk mengerti dan segera pergi untuk menunggu Safar di pos satpam. Entah kenapa suara Safar terdengar khawatir ketika dia ijin keluar tadi, namun kemungkinan besar Safar seperti itu karena surat yang dikirim oleh Reta, kan? Namun, dia kan ingin bertemu Awan untuk membicarakan tentang hal ini. Jika Safar tau, pasti laki-laki itu tidak akan mengijinkannya.

Muallaq (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang