٢٦ || Flashback

2K 96 1
                                    

✨بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ✨

"Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia; dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas."

(QS. Al-Kahf 18: Ayat 28)

🪐🪐🪐

Tiga tahun yang lalu

Hari itu, tepat saat hari kelulusan Safar dan Gale, dan hari itu juga Safar dan Gale mengantar Jaka ke bandara. Yap, laki-laki yang memiliki darah Jawa asli itu melanjutkan pendidikan ke Al-Azhar— Kairo, Mesir.

Lebih tepatnya, Jaka ingin ke tempat pendidikannya kembali setelah mengambil cuti, karena dikabarkan Ibu kandung nya telah kembali ke pangkuan Yang Maha Kuasa.

Sedih? Sudah pasti. Namun satu yang dia ingat, semua yang ada di dunia ini akan kembali kepada-Nya. Entah dalam waktu dekat, atau masih lama, setidaknya yang harus kita lakukan selama hidup hanyalah patuh dan taat akan perintah Allah, dan menjauhi segala larangannya.

"Bang Jaka hati-hati, jangan sedih-sedih terus juga, semua sudah diatur sedemikian rupa sama Allah," cetus Safar

Jaka menoleh lalu berdecak keras. "Iya iya, saya sudah ndak sedih lagi, dan sudah nerima ketentuan Allah yang sudah pasti lebih baik dari rancangan saya. Tapi panggilan mu itu lho ganti, jangan pakek embel-embel bang atau apalah itu, anggap saja kita seumuran, ya?"

Gale berdecih. "Halah, gak tau umur ente," cibir nya.

"Kamu juga, jangan panggil saya aki-aki, masih muda gini masa iya dipanggil aki-aki," gerutu Jaka tak ada habisnya.

Jaka memang selalu mempermasalahkan panggilan yang katanya membuat dia dibedakan sendiri dalam pertemanan itu. Sungguh itu tidak enak, dan berakhirlah dia meminta kepada Safar dan Gale untuk memanggil nama saja, tanpa embel-embel yang membuatnya merasa tua. Padahal memang iya, meskipun hanya selisih satu tahun.

Beberapa saat berbincang, akhirnya Jaka segera pergi untuk melakukan take off. Tak memungkiri perasaan sedih antara Safar dan Gale juga turut hadir melihat Jaka harus berjauhan dengan mereka, namun mau bagaimana lagi, mereka tidak akan memaksa Jaka untuk menetap, apalagi laki-laki itu pergi ingin menuntut ilmu.

Dan selama Jaka masih belum selesai menuntut ilmu, Safar dan Gale berniat untuk tidak melanjutkan kegiatan mulia mereka, dalam bentuk Al-Askar.

"Yasudah yuk mulih, saya mau istirahat," ujar Safar.

Gale merentangkan tangannya, dengan satu tangan memberikan isi chat antara Gale dan Fahmi.

Gale merentangkan tangannya, dengan satu tangan memberikan isi chat antara Gale dan Fahmi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Muallaq (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang