✨بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ✨
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."
(QS. Luqman 31: Ayat 14)
🪐🪐🪐
Tak banyak yang tau perihal kehamilan Marwa, karena Safar sendiri yang melarang memberitahukannya kepada orang luar. Dan untuk sekedar membuat acara syukuran pun hanya kecil-kecilan, itu pun di Ndalem, yang hanya dihadiri oleh kedua pihak keluarga, selebihnya para sahabat Safar dan Marwa.
Memang sengaja Safar merahasiakannya, apalagi ancaman yang dilakukan gadis itu kembali muncul sepulang dia dari rumah sakit. Hal itu menguatkan tekadnya untuk tidak menyebarkan tentang kehamilan istrinya.
Safar sayang, aku sebentar lagi balik lho. Yakin gak mau lepasin istri kamu, atau kamu mau aku yang pisahin kamu sama dia, hm?
R~
Ya kurang lebih seperti itu lah ancamannya, namun karena kesal ditambah mood nya belakangan ini cepat berubah, diam-diam Marwa juga mengirimkan surat ancaman kepada gadis tidak tau diri itu.
Mau bunuh aku? Culik aku? Sebelum itu terjadi mau aku kasih satu kejutan? Dan untuk kamu juga, jauh-jauh deh mending. Mas Safar udah ada berlian, gak mungkin mas Safar mau sama kerikil kayak kamu? Ups, maaf, sengaja wkwkwk.
M~
Puas? Tentu saja.
Belum lagi, Marwa yang mulai mengidam, dan tentunya hal-hal yang aneh. Membuat Safar dan juga keluarganya lelah sendiri. Entah itu, memakan mangga manis dengan bakso, melihat Fahmi salto, bahkan sahabat Safar pun menjadi korban ngidam istrinya itu.
"Neng Marwa sing molek cantik, saya sudah dandan seperti boti dan sekarang saya harus bertingkah gemulai juga?!" Jaka meraup wajahnya kesal, namun ditahan.
"Ayo dong, ini anak saya yang minta," ujarnya dengan mata berkaca-kaca. Mood nya benar-benar tidak bisa ditebak akhir-akhir ini, Marwa yang tidak cengeng pun sering mengeluarkan air matanya karena efek kehamilannya.
"Yasudah, saya harus gimana ini?" pasrah Jaka.
Diujung sana Gale sudah tertawa ngakak, berbeda dengan Safar yang cemberut melihat istrinya yang sepenuhnya menatap Jaka, membuat kesal saja.
"Jalannya itu lho harus cantik, terus suaranya harus manja, jangan lupa tangannya harus mendalami!" ujar Marwa senang.
Jaka ingin menangis rasanya. Jika ada kamera, mungkin dia sudah melambaikan tangannya pertanda tidak kuat.
"JAKA COCOK BANGET ENTE JADI BOTI!" teriak Gale dengan tawa nya, mengundang tatapan tajam dari Jaka.
"Hai adek manis, bisakah aku menyelesaikan akting tidak berguna ini," ucap Jaka dengan suara yang mendayu-dayu, tidak lupa tangannya yang memainkan rambut pendeknya yang sudah diberi pita merah muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Muallaq (End)
Random(Part masih lengkap, dan dalam proses penerbitan) Niat ingin memberikan buku ayahnya yang ketinggalan, malah dituduh ingin kabur dari pesantren, yang benar saja! Gadis yang kerap disapa Marwa ini yang mengalaminya. Dan karena kejadian itu pula dia m...