٢٤ || Pingsan

2.5K 99 1
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ✨

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan keturunanku orang-orang yang tetap mendirikan salat, ya Tuhan Kami perkenankanlah doaku."

(QS. Ibrahim: 40)

🪐🪐🪐

Dua bulan berlalu tenang, sama sekali tak ada gangguan yang berarti. Namun, ada satu berita mencengangkan yang sudah mereka lewati. Gale yang menikahi Geby, dan tentu saja hal itu adalah hal yang mengejutkan, bahkan tak henti-hentinya Jaka mengejek Gale yang sering berkata sinis terhadap Geby, kini menggunakan bahasa yang baik.

Marwa pun sudah mengetahui hal itu, karena waktu itu Geby sempat memberitahukan hal ini. Awalnya gadis itu juga tak menyangka jika laki-laki yang dijodohkan dengan Geby adalah Gale, namun alur yang sudah ditetapkan Allah tidak akan pernah meleset, bahkan jauh lebih baik daripada apa yang kita harapkan.

Bahkan, Geby pun kini sering menjumpai Marwa, sekedar menanyakan bagaimana menjadi istri yang baik kedepannya untuk Gale. Dengan senang hati pula Marwa memberikan sedikit nasehat terhadap Geby, bagaimanapun dia juga masih belajar untuk menjadi istri yang taat kepada suaminya.

Seperti saat ini, Geby dan Amara sudah duduk dengan pembahasan tentang Luar angkasa. Bukankah itu pembahasan yang random? Tapi tetap saja itu hal yang menyenangkan bagi mereka.

"Alien itu warna nya hijau tau!" bantah Marwa kala Amara mengatakan bahwa Alien itu berwarna biru.

"Salah woy, ungu!" balas Geby dengan anggukan kepala.

"Biru!"

"Hijau!"

"Ungu!"

Ketiganya terus berdebat, sampai tiba-tiba Marwa memegang perut dan menutupi mulutnya, dengan tergesa-gesa pula dirinya meninggalkan dua temannya itu.

Melihat gelagat Marwa yang aneh, mereka berdua pun berinisiatif untuk mengikuti nya.

Huek!

Mendengar Marwa dari arah kamar mandi, segera mereka menyusul. Terlihatlah Marwa yang sedang memuntahkan isi perutnya, namun hanya cairan bening yang keluar.

Badan Marwa lemas, bahkan wajahnya pun sudah pucat pasi.

"Duduk dulu," interupsi Amara dengan menuntun Marwa yang dibantu oleh Geby.

Namun baru dua langkah, pandangan Marwa mengabur bersamaan dengan tubuhnya yang ambruk ke sisi Geby.

"Astaghfirullahaladzim, Ra tolongin, Ra!"

"Lo seret aja Geb, gue panggil Gus Safar dulu!" Segera Amara meninggalkan Geby yang mengumpat menatap kepergiannya itu.

☄️☄️☄️

Mendengar istrinya pingsan, Safar yang awalnya sedang mendengarkan hafalan anak-anak santri bersama Fahmi pun bergegas untuk membawa istrinya ke rumah sakit, meninggalkan Fahmi bersama santri yang kini menatap penuh rasa takut kearah Fahmi, bukankah sudah dikatakan bahwa Fahmi lebih disegani daripada Safar?

Kini kedua pasutri itu sudah berada di rumah sakit. Dan tentu saja tatapan khawatir Safar tunjukkan kepada istrinya. Safar hanya tidak terbiasa melihat Marwa yang seperti ini, setelah selama ini melihatnya bergerak aktif.

"Bagaimana Dok?" tanya Safar yang kini sudah duduk di kursi tepat di dekat ranjang istrinya.

Dokter perempuan tersebut tersenyum. "Puji syukur, anda akan menjadi seorang Ayah."

Muallaq (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang