٢٨ || Gadis lemah (End)

3.3K 98 0
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Dalam hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, ”Tidak ada seorang muslim yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berdoa, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.”

(HR. Muslim)

🪐🪐🪐

"Buat file nya, nanti kirim ke gue aja. Kalo gitu, gue duluan ya," ujar Amara pada teman satu kelompoknya, lalu tergesa-gesa karena waktu yang dijanjikan dengan Marwa sudah sangatlah terlambat.

Tapi sampai ke tempat yang dijanjikan, dia tidak menemukan Marwa. Tak tinggal diam, Amara mencoba untuk menelepon Marwa, dengan langkahnya yang tak diam dan pandangan mengedar ke segala arah.

"Ck, lo kemana sih, Wa. Pinter banget bikin orang khawatir," gerutu nya kala teleponnya tak kunjung di angkat.

Netra nya terus mengedar, namun bukannya Marwa yang dia dapatkan, tapi Safar dengan langkah tergesa-gesa menghampirinya.

"Assalamualaikum, istri saya masih didalam?" tanya laki-laki itu dengan nafas yang terputus-putus.

Amara meringis dengan tangan yang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Anu Gus, Marwa udah selesai kelasnya dari tadi, tapi saya gak nemuin dia dimana-mana," jelasnya membuat Safar pias.

Suara langkah kaki lain terdengar membuat keduanya menoleh. "Marwa diculik, tadi bawahan saya ingin menyusulnya, tapi dia dipukul dan sekarang masih gak sadarkan diri. Kita kehilangan jejak," ucap Awan tanpa basa-basi lagi.

"Saya sempat sambungin lokasi masing-masing di hp kami. Jadi, saya bisa lacak secepatnya lokasi Marwa saat ini." Safar mengeluarkan ponselnya, lalu mengutak-atik nya, berusaha memindai lokasi Marwa.

☄️☄️☄️

Leher diikat oleh tali dengan posisinya yang berdiri diatas kursi. Geser sedikit saja kursi itu, bisa-bisa dua nyawa akan melayang detik itu juga.

Yap, itu Marwa. Decakan malas kembali terdengar. Hei, ayolah dia lapar sekarang! Bahkan soto yang dibelinya sudah menyatu dengan tanah, gara-gara orang tidak ada kerjaan ini menculiknya. Setidaknya jika mau membunuhnya, berilah dia makan terlebih dahulu!

"Oy bang, bos lo kapan dateng sih? pegel nih," keluh Marwa tidak ada takut-takut nya.

"Lo bisa diem gak sih? pengang telinga gue dengerin cerocosan lo dari tadi."

Mata Marwa memutar malas. Lalu meringis lirih, membuat dua orang yang salah satunya sempat Marwa tendang itu menoleh kompak kepadanya.

"Kenapa lagi, lo?" tanya orang yang Marwa tendang tadi— Dandi.

"Sakit," lirih Marwa, menunduk seakan menahan rasa sakit yang menjalar disekitar perutnya.

Dandi saling tatap dengan temannya yang lain— Eka. "Gimana nih, kata bos, jangan sampek dia sakit, soalnya dia sendiri yang mau buat dia sakit," ucap Dandi terlihat gelisah.

Brak!

Terlihat disana Reta yang berjalan dengan langkah anggun, bahkan senyum tipis pun turut hadir menghiasi wajahnya. Matanya memindai, menatap Marwa dari atas sampai ujung kaki. Dan satu yang menarik perhatiannya, Marwa yang meringis namun tak bisa apa-apa.

Muallaq (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang