Sejak pagi Elise sudah sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk mereka bertiga, saat makanan siap untuk dihidangkan Charlie yang sudah rapi dengan pakaian polisinya datang untuk membantu.
"Charlie aku ingin bertanya, apa kau mengenal dr. Carlisle Cullen?"
"Hm? Tentu, semua orang di kota ini mengenalnya. Bagi kami dr. Cullen adalah aset yang sangat berharga. Dia masih muda namun kemampuannya dalam bidang kedokteran tidak perlu diragukan lagi. Dia bisa saja bekerja di rumah sakit mana pun di dunia, mendapat gaji sepuluh kali lipat dari gaji yang didapatnya di sini. Kami beruntung memilikinya."
Elise menganggukkan kepalanya tanda mengerti, penjelasan Charlie membuat prasangka buruknya terhapus.
"Ada apa?"
Elise menceritakan kejadian kemarin di rumah sakit, dari awal ia menunggu di ruang pemeriksaan umum sampai akhirnya bertemu dengan Carlisle dan resep obat yang lebih tampak seperti daftar belanjaan.
Charlie yang melihat resep obat Elise mengerutkan kening, dia ingin bertanya namun karena dia sama sekali tidak mengerti tentang kedokteran jadi dia tidak berani mengatakan apapun. Jika itu memang ditulis langsung oleh Carlisle harusnya itu resep yang bagus.
Tak lama setelahnya Bella turun dan mereka menikmati hidangan dengan khidmat. Raut wajah Bella tampak senang, Elise menebak karena di luar tidak turun hujan walau langit telah gelap oleh mendung.
Selama perjalanan ke sekolah Bella menghidupkan radio yang masih menyala dengan suara jernih menurut Elise itu merupakan berkah bagi sebuah truk tua.
Mereka tiba di sebuah bangunan yang membuat kening Elise langsung mengkerut melihatnya. Bangunan di depannya tampak seperti bangunan serasi yang dibangun dengan batu bata merah maroon. Jika bukan karena papan nama yang menyatakan bangunan itu sebagai SMA Forks, Elise ragu akan mengenalinya sebagai sekolah.
Bella memarkir mobilnya di bangunan pertama, Elise bisa melihat papan tanda bertuliskan Tata Usaha di atas pintunya. Elise yang telah siap turun terlebih dahulu, kehadirannya sontak membuat banyak pasang mata menatapnya dengan kagum.
Beberapa orang yang mengenali Bella menyapanya dengan ramah. Kemudian bertanya tentang Elise jadi Bella memperkenalkannya.
Saat mereka akan masuk, ruangan itu terbuka dari dalam seorang siswa menatap Elise terpaku, Elise yang merasa ditatap memberikan senyumannya yang membuat orang itu salah tingkah.
"Berhentilah tersenyum, kau hanya akan membuat mereka serangan jantung," tegur Bella yang kini sudah berdiri di sisinya, ia kemudian masuk lebih dulu menemui seorang wanita berambut merah.
Wanita itu menyapa Bella dengan ramah, Elise hanya memperhatikan dari belakang ia bahkan membiarkan Bella yang mengurus keperluannya.
Tak lama setelah keduanya mengobrol, Bella memberikan Elise jadwal pelajaran dan peta sekolah, ia menjelaskan dengan baik beberapa rute terbaik menuju kelasnya. Penutupannya diakhiri oleh lembaran kertas yang perlu ditandatangani oleh masing-masing guru. Pada akhir jam pelajaran nanti Elise perlu menyerahkannya kembali.
Hal menyenangkannya mata pelajaran mereka sama jadi Elise hanya perlu mengekori Bella; Terima kasih banyak untuk segala usaha ayahnya. Kelas pertama mereka adalah bahasa Inggris. Dalam perjalanan mereka menuju kelas Mike datang menyapa dan mengajak Elise berkenalan.
Sepanjang perjalanan Elise hanya diam, ia bahkan tidak repot-repot mendengarkan percakapan mereka. Bella duduk dengannya di kelas bahasa Inggris begitupun juga di kelas berikutnya.
Saat makan siang Eric mengajak mereka untuk bergabung, Elise berkenalan dengan beberapa anak lainnya. Mereka terus mengobrol sepanjang jam makan siang. Kebanyakan Elise hanya diam tidak tertarik dengan obrolan mereka. Dia hanya akan bersuara jika ada yang bertanya padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWILIGHT SAGA X OC
Fanfiction[Carlisle x OC] Sejak kehidupan pertamanya sekalipun Elise tidak pernah takut akan kematian namun saat sebuah van melaju kencang ke arahnya saat itulah untuk pertama kalinya dia takut tidak bisa hidup di hari esok. Membayangkan bagaimana terlukanya...