Carlisle mencium kening gadisnya lebih lama sebelum beranjak perlahan dari tempat tidur. Dia baru menurunkan kedua kakinya ketika tangan Elise melingkar di pinggangnya, beringsut memeluknya dengan erat. Carlisle menyibak surai yang menghalangi wajah Elise, mengusap pipinya perlahan. Tubuhnya menunduk mencium bibir Elise sekejap.
"Selamat pagi, sayang," bisiknya.
Elise tersenyum malu, Carlisle selalu bisa membuat kupu-kupu menggelitiknya. Dia bangun, mendekap tubuh Carlisle dari belakang. Menaruh kepalanya diceruk leher pria itu.
"Biarkan aku seperti ini sebentar saja, aku perlu mengisi energi," suara serak Elise menggelitik tengkuknya. Carlisle menahan napas sebelum akhirnya mengubah posisi tubuh mereka berhadapan. Dia memangku gadisnya. Memeluknya, membiarkan gadis itu bersandar pada dadanya.
Mereka terdiam cukup lama, tidak ada yang bersuara. Hanyut dalam pikiran masing-masing. Tangan dingin Carlisle mengusap surainya dengan sayang.
Waktu berlalu. Di ufuk timur sana, matahari semakin meninggi. Carlisle menggertakkan gigi, dia harus pergi sebelum Charlie menyadari keberadaannya.
Dengan helaan napas Elise membiarkan Carlisle mengganti pakaiannya. Satu ciuman mendarat di bibir Elise sebelum akhirnya Carlisle menghilang dalam kedipan mata. Elise menatap jendelanya yang telah terbuka lebar, di sana Carlisle telah masuk ke dalam mobilnya. Tatapan mereka terkunci sesaat, Elise berpikir sinting untuk membiarkan Charlie melihat mereka tidur bersama semalam. Senyumannya luntur bersamaan dengan menghilangnya mobil Carlisle dari pekarangan. Tak lama setelahnya Elise bisa melihat Charlie keluar masih dengan piyamanya.
Menyembulkan kepalanya Elise melambai pada Charlie, "Selamat pagi, Charlie!" Teriakannya cukup kuat, Charlie sampai tersentak.
Pria itu melambaikan tangannya, dia berpikir akan memeriksa Elise tapi melihat gadis itu baik-baik saja dia berpikir dirinya mulai berlebihan.
Charlie menunjuk pintunya, "Aku akan pergi membangunkan Bella," dia meninggikan suaranya namun tidak sampai berteriak.
Matahari bersinar, terlalu rendah daripada yang seharusnya namun itu lebih baik daripada hari-hari biasanya. Ramalan cuaca benar, hari ini cerah berawan.
Toko Olympic Outfitters milik keluarga Newton terletak di utara kota. Di lapangan parkir sudah ada Suburban Mike dan Sentra Tyler, anak-anak yang berkumpul di depan mobil Mike bersiul begitu motorhome Elise tiba. Eric dan Mike ada di sana, bersama dengan Steven dan Zac.
"Kurasa kita semua muat di dalam sana," kata Mike begitu Elise dan Bella turun.
Elise memukul Mike kesal, "Kan sudah kubilang motorhome-ku itu besar!"
Lalu pandangannya mengarah pada anak perempuan yang berdiri di depan Sentra Tyler, ada Jessica di sana diikuti Angela dan Lauren. Elise tidak begitu mengenali tiga perempuan lainnya, tapi yang pasti pandangan mereka ke Bella sangat buruk. Tatapannya semakin buruk setelah mereka berbisik-bisik dengan Lauren. Menerjemahkan dari pergerakan mulut, mereka sedang menilai fashion Bella. Lauren mengibaskan rambut pirangnya, menatap Bella mengejek.
"Kau menantangku?" Pertanyaan Elise membuat mereka terkejut namun saat mereka melihat kearah mana Elise memandang kini mereka menatap Lauren dengan beragam ekspresi.
Lidah Lauren seketika kelu, dia membuang pandangannya ke bawah. Ketiga gadis lainnya juga melakukan hal yang sama membuat Elise berdecih.
"Oke, mungkin ada kesalahpahaman di sini," Eric berjalan maju mencoba melerai, "Kuharap kalian bisa menghentikannya sampai di sini, kita mau pergi," dia melirik Elise dan Lauren bergantian, "La Push," dia mengingatkan.
Sambil berdecak Elise pergi ke sisi Mike, ada Steven, Louis dan Zac, setidaknya di sana dia tidak harus melihat orang-orang menyebalkan.
Bella yang mengikuti kemana Elise pergi berbisik, "Mereka tidak menantangmu, mereka hanya membenciku," dia memberitahu target mereka yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWILIGHT SAGA X OC
Fanfiction[Carlisle x OC] Sejak kehidupan pertamanya sekalipun Elise tidak pernah takut akan kematian namun saat sebuah van melaju kencang ke arahnya saat itulah untuk pertama kalinya dia takut tidak bisa hidup di hari esok. Membayangkan bagaimana terlukanya...