Elise menatap Bella dengan tidak percaya, Charlie menundukkan pandangannya berjalan mundur perlahan. Tatapannya rumit. Bella segera menarik tangan Elise untuk dibawa ke kamarnya. Bella tidak mengatakan apapun dia hanya diam di atas kasur sampai sebuah dering telepon mengejutkan mereka.
Itu Jessica, Bella ragu menjawabnya namun Elise menganggukkan kepala meminta Bella untuk mengangkatnya. Elise tidak begitu tahu apa yang mereka bicarakan jadi dia memutuskan untuk turun ke bawah menemui Charlie.
Di sana Charlie masih di posisi sebelumnya, tidak bergerak satu incipun. Charlie yang merasakan kehadiran Elise mengangkat kepalanya, "Maaf jika aku terlalu ikut campur,"
"Tidak masalah, aku mengerti. Daddy juga sering melakukannya," hibur Elise. Jujur dia merasa buruk melihat ekspresi rumit Charlie.
"Aku hanya berpikir..." dia diam sebentar menyusun kata apa yang perlu ia sampaikan terlebih dahulu sebelum akhirnya dia menghela napasnya kasar.
"Aku takut kau patah hati seperti wanita-wanita lainnya," aku Charlie, "Jadi kupikir akan lebih baik jika kau memikirkan lagi pilihanmu,"
Elise melongo melihat Charlie, dia bertanya-tanya rumor macam apa yang telah didengar olehnya, "Apa kau menyadari aku menyukai Carlisle?"
"Ya,"
"Kau takut aku akhirnya patah hati karena ditolak?"
"Ya," Charlie menatap Elise, matanya menyorot kekhawatiran, "Kau sangat cantik dan masih muda, dokter Cullen mungkin punya kriterianya sendiri..." Charlie diam bingung memikirkan kata selanjutnya yang cocok, "Kurasa patah hati bisa berdampak buruk pada kesehatanmu,"
"Charlie apakah kau berpikir alasan aku stress hari itu karena Carlisle?"
Charlie tampak bingung menjawabnya namun pada akhirnya dia mengangguk.
Saat itu kilas balik kehidupan sebelumnya muncul, melihat Charlie saat ini sama seperti melihat George di masa itu. Jadi dia tanpa berpikir panjang memeluk tubuh Charlie, hal yang harusnya dia lakukan juga pada George di masa lalu. Harusnya sekali saja mereka meluangkan waktu untuk saling mendengarkan apa yang mereka pikirkan dan apa yang mereka rasakan satu sama lain mungkin semuanya tidak akan berakhir buruk seperti itu.
Charlie yang terkejut mendapat pelukan dari Elise tidak tahu harus mengatakan apa namun dia tidak menolak pelukan Elise.
"Carlisle tidak pernah membuatku patah hati, tidak pernah sekalipun," Elise memberitahu setelah melepas pelukannya.
"Lalu kenapa kau begitu depresi hari itu?"
"Aku selalu menjadi emosional setiap kali bertemu ayahku,"
Charlie diam untuk sesaat sebelum akhirnya mengangguk mengerti, "Kau bisa menghubunginya jika kau rindu,"
Sebelum beranjak pergi Elise tersenyum cerah pada Charlie, "Terima kasih," tulusnya.
Di kamar, Bella telah menutup sambungan teleponnya dengan Jessica. Dia kemudian memejamkan matanya, Jessica menghubunginya untuk meminta ijin akan mengajak Mike ke pesta dansa musim semi. Meski dia sudah mengatakan tidak masalah namun Jessica masih mencoba membujuknya, mengatakan bahwa itu akan menjadi malam yang menyenangkan. Memang akan menyenangkan jika kau tidak punya masalah terhadap keseimbangan, dia paling tahu dansa bukanlah kemampuannya.
Bella membuka matanya ketika melihat Elise yang kembali ke kamar, ia melihat Elise yang sedang sibuk dengan telepon genggamannya. Berpikir Elise akan menghubungi Carlisle membuatnya memilih untuk cepat tidur, dia sejujurnya bahagia melihat Elise bersama Carlisle. Namun mengingat Carlisle tentu membuatnya teringat juga pada Edward dan itu menyebalkan. Jadi dia memilih untuk tidur lebih awal malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWILIGHT SAGA X OC
Fanfiction[Carlisle x OC] Sejak kehidupan pertamanya sekalipun Elise tidak pernah takut akan kematian namun saat sebuah van melaju kencang ke arahnya saat itulah untuk pertama kalinya dia takut tidak bisa hidup di hari esok. Membayangkan bagaimana terlukanya...