Kayesa menangis sesenggukan. Entah mengapa hal yang dilakukan Denan sungguh menyentuh perasaannya. Ia benar-benar tidak pernah menaruh harap bahwa fotonya lah yang memenuhi galeri ponsel milik Denan. Selama ini dirinya telah berprasangka buruk. Ia telah terlalu banyak mencurigai Denan tanpa bertanya terlebih dahulu.
Denan menyimpan semua foto Kayesa yang bahkan Kayesa pun tidak tahu mengenai foto itu.
Denan menyimpan semua foto Kayesa lengkap bersama aib-aibnya.
Kayesa tambah menangis. Mengingat bahwa Denan lebih banyak menyimpan foto jeleknya dibanding foto yang cantik. Namun, jika dipikir-pikir, Kayesa memang tidak fotogenik. Jadi, wajar saja jika wajahnya tidak sesuai harapan ketika tertangkap kamera.
"Kay...."
"Denaaan...."
Denan yang mulanya ingin turun dari tempat tidur, kini justru kembali terbaring saat Kayesa menerobosnya dengan pelukan yang tidak ia sangka.
Kayesa memeluk Denan erat disertai wajah yang basah ia jejalkan di dada bidang milik sang suami.
Masih belum bisa menormalkan keterkejutannya. Denan berusaha mengangkat tangannya dan mengusap kepala Kayesa.
"Kay, kenapa?"
"Ng-nggak apa-apa."
"Nggak apa-apa, tapi kenapa kamu nangis?"
"Nggak apa-apa, Denan..."
"Kay, kenapa?"
"Nggak apa-apa! Denan jangan tanya-tanya terus!"
Denan akhirnya mengangguk dan memilih diam. Bertanya-tanya di dalam hati, entah apa lagi yang menganggu hati istrinya itu.
Lama diam sampai akhirnya tangis Kayesa mereda. Kini keduanya bersitatap dengan tubuh yang berbaring menyamping saling berhadapan.
Salah tingkah ditatap terus-menerus oleh sang suami, Kayesa menarik selimut dan menutupi separuh wajahnya.
"Denan jangan lihatin Kay teruuus," rengek Kayesa terdengar manja.
Denan tersenyum, sepertinya Kayesa telah kembali ke setelan normal. "Kenapa? Ga boleh?"
"Ga boleh, jangan lihatin Kay terus!" Kayesa menutupi seluruh wajahnya dengan selimut saat Denan justru memusatkan tatapan ke arahnya.
"Yang aku liatin juga istri aku sendiri." Denan mencoba menarik selimut yang menutupi wajah Kayesa.
"Ihhh, Kay ngga mau diliatin!"
"Kenapa?"
"Nanti Denan sadar kalau Kay jelek."
"Hahahaha."
Mendengar tawa menyebalkan dari sang suami, Kayesa langsung berganti posisi membelakangi Denan. Seharusnya Denan sadar sejak dulu bahwa dirinya ini tidak cantik, mengingat foto-foto yang ia anggap aib telah bersarang lama di dalam galeri ponsel milik suaminya itu.
Berarti, selama ini, Denan selalu mengambil fotonya secara diam-diam. Kejadian-kejadian yang bahkan Kayesa tidak ingat pun telah terabadikan dalam bentuk foto. Denan seniat itu? Mengapa kesannya Denan jadi seperti penguntit?
Kayesa membulatkan mata sempurna dan mengibaskan selimut yang menutupi wajahnya. Ia menyadari sesuatu dan mulai merinding. Denan memiliki fotonya sejak ia lahir dan bahkan foto pada masa-masa sekolah. Itu berarti... Kayesa sontak menggerakkan kepala ke samping dan mulai menatap Denan serius.
Denan yang tiba-tiba ditatap seperti itu oleh Kayesa mengerutkan kening. "Kenapa, Kay?"
"Kay pengen nanya sesuatu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Syuamitonirrajim
Spiritual-Spiritual~Romance- Menikah dengan seseorang yang merupakan sahabat sejak kecil mungkin masih bisa keduanya toleransi, tetapi bagaimana jika menikah dengan seseorang yang merupakan musuh sejak kecil? Kayesa tidak pernah membayangkan hal itu akan ter...