09-Jodoh Sejak Zygote?

12.4K 1.2K 31
                                    

Kayesa melemparkan tubuhnya di atas ranjang dengan posisi tengkurap, lalu berguling-guling dan berhenti di posisi telentang setelahnya. Mata Kayesa terpejam. Gadis itu sungguh senang menikmati empuknya pulau kapuk. Nuansa kamar berwarna lembut sangat memanjakan matanya. Entah mengapa di seluruh ruangan rumah baru ini semuanya didesain dengan interior berwarna lembut, tidak ada warna gelap atau pun terang yang menyelinap di dalamnya.

Jika dibandingkan dengan kamar yang menampungnya semalam di rumah mertuanya, kamar tersebut maskulin sekali cocok dengan karakter Denan yang memang lelaki. Serba hitam. Dinding tembok serta perintilan lain semua diwarnai dengan warna gelap, bahkan bedcover dan perintilan yang berada di kamar mandi semuanya berwarna hitam. Kelam sekali, 'kan hidupnya Denan?

Namun, setelah menginjak rumah ini. Matanya kembali dapat melihat kesejukan. Berada di kamar Denan sebelumnya seperti berada di tempat yang mistis. Aura gelapnya terpancar begitu kentara, tetapi ia tidak bisa protes karena bukan kamarnya.

Mata yang tadinya terpejam, kini mendadak terbuka saat merasakan ranjang yang ditempatinya bergoyang. Kayesa menoleh ke samping kiri dan menemukan Denan yang kini berbaring menyamping menghadapnya.

"Lo ngapain di sini?" tanya Kayesa tidak santai.

"Apa?" Pertanyaan dibalas dengan pertanyaan. Denan menatap Kayesa bingung.

"Lo ngapain di kamar gue? Kita, 'kan beda kamar, lo sendiri yang bilang kalau kamar gue di sini." Kayesa berbicara dengan nada sinis. Menatap Denan lengkap dengan plototannya.

"Gue gak pernah bilang kalau kita bakalan beda kamar." Denan menjawab santai. Laki-laki itu menggeser tubuhnya lebih mendekat ke arah sang istri.

Kayesa memasang tatapan siaga. "Maksud lo apa, hah? Lo bilang kamar gue di sini."

Denan terkekeh. "Oh, iya, gue lupa bilang."

Kayesa menatap Denan tajam tanpa melawan saat satu tangan laki-laki itu berhasil menarik pinggangnya mendekat. Dalam waktu singkat tubuhnya telah berpindah ke dalam rengkuhan Denan yang kini memasang senyum lebar.

Kayesa diam membatu. Akhir-akhir ini Denan seperti sengaja melakukan kontak fisik dengannya. Laki-laki itu pernah mengatakan tidak akan pernah bernafsu dengan tubuhnya. Awas saja jika ia berani menjilat ludahnya sendiri. Kayesa akan tabok!

Namun, sayang, menabok suami itu dosa.

"Ini kamar lo bareng gue," bisiknya tepat di telinga Kayesa.

Jantung Kayesa berpacu dengan cepat. Tangannya mengepal. Ingin cepat-cepat meninju wajah Denan yang telah mempermainkannya.

"Ish! Gue gak mau satu kamar bareng lo!" Protesnya. Meskipun ia dan Denan adalah suami istri, tetapi untuk tidur satu kamar di rumah yang banyak kamarnya, rasanya akan sia-sia kamar lain yang kosong. Lebih baik dihuni manusia, dari pada dihuni makhluk gaib.

Sebenarnya itu hanya alasan saja. Lebih tepatnya, Kayesa memang tidak ingin satu kamar dengan Denan. Bahaya.

Denan laki-laki, dan dirinya adalah perempuan. Coba kalian pikir, apa yang akan terjadi jika laki-laki dan perempuan tidur satu kamar? Meskipun Denan mengatakan tidak bernafsu, tapi kan bisa saja lain di mulut lain di hati.

Memang, sebelumnya ia sudah dua kali satu kamar dengan Denan, tetapi untuk mengulang kejadian itu Kayesa tidak mau.

"Yakin gak mau sekamar sama gue?" Denan kini menopang kepalanya dengan satu tangan sembari menatap Kayesa, sementara tangan lain ia gunakan untuk memeluk pinggang gadis itu.

"Gue gak perlu mikir buat gak sekamar sama lo!"

"Gue gak izinin!"

Gadis itu meradang. "Atas dasar apa lo gak izinin? Mau macam-macam lo sama gue? Lo sudah bilang, 'kan gak bakalan nafsu sama gue!"

SyuamitonirrajimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang