"Abah, Kay pengen makan martabak."
"Memangnya boleh?"
"Memangnya enggak boleh?"
"Bukan begitu, maksudnya kamu sudah boleh makan yang aneh-aneh?"
"Martabak itu makanan yang aneh-aneh, ya, Abah?"
Adnan menghela napas menghadapi Kayesa yang justru balik bertanya. Ia menatap sekeliling dapur mencari sang istri yang saat ini tiba-tiba lenyap dari jangkauan matanya. Sepertinya saat ini Kayesa sedang mode rewel. Terbukti dengan wajahnya yang meminta belas kasihan.
Baru satu minggu ini putrinya itu keluar dari rumah sakit dan setahunya untuk sementara waktu ini putrinya itu tidak diperkenankan untuk mengkonsumsi makanan tertentu.
Me:
Denan, Kay boleh makan martabak enggak?Kayesa memutuskan untuk mengirim pesan kepada Denan. Hari sudah sore, Denan pasti telah selesai dengan urusan kampus atau mungkin suaminya itu sedang dalam perjalanan untuk pulang.
Syuaminya Kay👻:
Kamu udah sehat? Ada keluhan enggak karena efek kecelakaan kemaren? Kalau ada, kamu belum boleh makan yang macam-macam. Aku sudah sediain banyak makanan yang sehat. Makan itu aja duluKayesa berdecak. Denan sudah seperti dokter yang memberinya wejangan.
Me:
Keluhan Kay saat ini cuma pengen makan martabakSyuaminya Kay 👻:
Tunggu kamu benar-benar sehat dulu, Sayang...Me:
Kay sudah benar-benar sehat, Sayang...Syuaminya Kay 👻:
Aku tanya dokter dulu kalau gituMe:
Okey
Denan di mana?Syuaminya Kay 👻:
Lagi di depan gerobak martabakMe:
Kok cepet banget?Syuaminya Kay 👻:
Aku cuma berhenti, tapi belum beli
Masih nunggu respon dokter kamu duluMe:
Kalau dokternya bilang enggak boleh berarti Denan enggak bakal beli?Syuaminya Kay 👻:
Demi kesehatan kamuMe:
Kok gitu, sih?
Kay kepengen banget loh, Denan
Harus beli pokoknya
Denan...
Oyy...
Denan, uyy...
😭😭😭Syuaminya Kay 👻:
Martabak apa? Manis atau telor?Kalau Denan sudah bertanya seperti ini berarti Kayesa sudah boleh makan martabak 'kan?
Me:
Dua-duanya
Coklat Keju, ya...
Beli banyak, ya..Syuaminya Kay 👻:
Siap, Sayang 😘
Tunggu aku pulang❤️Me:
Terima kasih
Love you, Syuaminya KaySyuaminya Kay 👻:
Emot lovenya kok enggak ada?☹️Me:
❤️ (1000×).....
"Denan beli banyak 'kan?" Tanya Kayesa seraya menerima bungkusan berisi pesanannya.
"Iya, aku beli banyak sampai perut kamu penuh itu nanti," ucap Denan sambil menarik kepala Kayesa lalu menjejalkan banyak kecupan di pipi.
Kayesa kini duduk bersila di ruang tengah sembari membuka kotak martabak manis yang segera ingin ia cicipi. Sementara Denan duduk diam di samping Kayesa, memperhatikan sang istri dengan gelengan kepala heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syuamitonirrajim
Espiritual-Spiritual~Romance- Menikah dengan seseorang yang merupakan sahabat sejak kecil mungkin masih bisa keduanya toleransi, tetapi bagaimana jika menikah dengan seseorang yang merupakan musuh sejak kecil? Kayesa tidak pernah membayangkan hal itu akan ter...