51-KDRT

4.9K 504 27
                                    

Syuaminya Kay👻:
Gak usah masak
Aku bawa makanan

Me:
y

Syuaminya Kay👻:
Mau nitip nggak?

Me:
g

Syuaminya Kay👻:
Mau martabak?
Seblak?
Cotton candy?
Es Boba banyak cincaunya?
Salad buah?
Mau apa?
Aku turutin

Me:
Berisik!

Anda telah memblokir kontak ini. Ketuk untuk membuka blokir.
....

Setelah memblokir kontak sang suami beberapa waktu lalu, kini Kayesa duduk di tengah ranjang dengan selimut yang menutupi seluruh punggung hingga puncak kepalanya. Ia berkutat dengan tugas-tugas perkuliahannya yang setiap hari memang selalu mengisi kesibukannya.

Sampai sekarang bokong hingga punggung masih terasa nyeri, rasa sakit hati yang disebabkan oleh Denan juga tidak mereda justru semakin bertambah parah, ditambah lagi dengan tugas perkuliahan yang menumpuk. Kayesa tidak tahu lagi mana yang harus dipikirkan untuk ia redakan terlebih dahulu.

Yang ia lakukan saat ini adalah membiarkan lelehan air matanya mengalir sembari mengerjakan tugasnya yang tak kunjung selesai. Kalau Denan benar-benar menduakannya, ia akan meminta langsung dikembalikan saja kepada Abah dan Uminya. Kenapa Denan bisa setega itu?

"Denan ini sudah umur berapa, sih? Harusnya dia sudah bisa mikir kalau memang suka sama Inneke!"

"Mana Inneke cantik banget. Denan beneran sama Inneke, ya?"

Kayesa mengusap air matanya dengan selimut yang menutupi kepalanya. Saat ini isi kepalanya dipenuhi oleh pemikiran buruk terhadap Denan. Suaminya itu tidak menghubunginya lagi sejak ia memblokir kontaknya. Melihat hasil jepretan kamera yang tersebar di akun gosip membuat Kayesa sangat enggan membalas pesan Denan, menatapnya saat ia pulang nanti pun rasanya tidak ingin.

Jika Denan pulang nanti, Kayesa akan berpura-pura tidur saja agar tidak berinteraksi dan menatap wajah Denan yang sungguh demi apa pun pasti akan membuat Kayesa dirundung rasa sakit hati. Namun, terlambat. Ekspektasi memang tidak sesuai dengan realita. Denan telah masuk ke dalam kamar dengan tatapan datarnya yang menyorot Kayesa. Sementara Kayesa mengerjap kaget, ia sontak menarik selimutnya yang berada di atas kepala agar menutupi sebagian wajahnya. Ia kembali fokus kepada tugas-tugas perkuliahannya di atas tempat tidur, berpura-pura sibuk agar tidak menatap Denan.

Denan melangkah mendekati sang istri disertai aroma parfumnya yang tercium memenuhi rongga hidung Kayesa. Wangi sekali. Tanpa sadar Kayesa mendengus. Mengapa Denan bisa sewangi ini? Apa jangan-jangan Denan baru saja bertemu Inneke?

Kayesa menggenggam erat penggaris besi di tangannya. Berusaha menenangkan dirinya dari pemikiran yang belum sepenuhnya benar. Namun, belum sepenuhnya bisa tenang, kini Kayesa melirik pergerakan tangan Denan yang menggapai ponsel miliknya di atas tempat tidur. Kayesa sontak mendongak dan menatap sang suami dengan tatapan protes.

"Ngapain pegang-pegang hp Kay?!"

Denan tersenyum sinis. "Sudah pintar, ya, sampai bisa blokir kontak suami sendiri. Siapa yang ngajarin?"

"Hng!" Kayesa mendengus. "Ngapain pake diajarin segala, cuma blokir aja, kok, nggak ada susahnya!"

"Ngejawab mulu kalau dikasih tau."

"Kalau nggak mau dijawab, jangan ajak Kay ngomong!"

"Siniin mulut kamu."

Kayesa menatap Denan heran. "Mau diapain mulutnya Kay?"

SyuamitonirrajimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang