Assalamu'alaikum 🫶🙏
Happy Reading 📖
🌷🌷
"Gus?!"
Degh!.
Hening, setelah Nara memanggil nama Gus Zizan. Nara melihat kedua tangan Gus Zizan yang di pegang oleh Ustadzah Laras.
"Kalian ngapain pegang-pegangan tangan?"
Tanya Nara, matanya mulai berkaca-kaca menahan butiran air mata yang akan turun membasahi pipinya.
Gus Zizan langsung melepaskan tangannya dari Ustadzah Laras "sayang aku bisa jelasin kok. Ini ngga seperti apa yang kamu lihat"
Nara terdiam, melihat kearah Gus Zizan dan ustadzah Laras sekilas. Lalu Nara memilih untuk pergi meninggalkan keduanya di taman ponpes.
Gus Zizan menyusul Nara dengan meninggalkan ustadzah Laras sendirian di taman ponpes, ustadzah lalu memilih untuk pergi.
Nara menghapus air matanya namun, ada seseorang memegang tangannya dari belakang membuat langkah Nara terhenti.
Gus Zizan membalikkan tubuh Nara, sehingga Nara sekarang saling berhadapan dengan Gus Zizan Nara terdiam dan menundukkan pandangannya.
"Kenapa kamu pergi tanpa mendengar penjelasan saya, hmm?" Gus Zizan mengangkat dagu Nara sehingga Nara menatap kedua manik mata milik Gus Zizan, dan Gus Zizan menatap manik mata milik Nara.
Nara mengulum bibir bawahnya dengan kedua mata yang menahan air mata lalu memalingkan pandangannya kearah lain.
"Kamu cemburu, ya hmm?" Gus Zizan menarik pinggang Nara sehingga tubuh Nara dan tubuh Gus Zizan sangat dekat.
"Enggak, aku nggak cemburu" Nara berbicara sambil melihat kearah lain, Gus Zizan tersenyum kecil dan mencium pipi kiri istrinya.
Cup!.
Deg!.
Detak jantung Nara berhenti sejenak, dan berpacu lebih cepat membuat Gus Zizan menggulum senyumannya karena melihat wajah istri kecilnya yang merah bak tomat.
Nara melihat kearah Gus Zizan yang sedang menggulum senyumannya "Gus nakal! Main cium-cium Nara benci Gus Zizan! Dasar nakal!" Kesal Nara menahan malu dan langsung pergi dari hadapan Gus Zizan.
"Benci itu artinya benar-benar cinta, Nara." Ucap Gus Zizan terkekeh saat melihat ekspresi Nara, jujur rasanya menyenangkan membuat Nara salah tingkah seperti itu. Nara menghentikan langkahnya dan malah tersenyum lebar langsung berlari masuk kedalam rumah.
Sekarang Nara duduk di kursi meja rias memakai skincare malamnya, Gus Zizan masuk kedalam kamar.
"Zaujati" panggil Gus Zizan menghampiri namun Nara mengacuhkan Gus Zizan. "Suami manggil itu di Jawab mau dapat dosa, hmm?" Lanjutnya.
"Gus juga pegangan tangan sama ustadzah Laras, apa nggak takut dosa? Padahal itu kan bukan mahram" ucap Nara melihat kearah Gus Zizan sambil duduk.
Gus Zizan duduk di lantai di dekat Nara yang sedang duduk di kursi di depan meja rias. "Sayang, itu tidak sengaja. Ustadzah Laras mengutarakan perasaannya kepada saya tapi saya tolak karena saya punya kamu. Cuma kamu istri kecil saya yang gemes dan cantik" Gus Zizan mencubit pipi Nara pelan.
"Bener, nggak bohong?" Nara memastikan sambil menatap suaminya itu.
Gus Zizan berdiri dari duduknya lalu berdiri tepat di belakang Nara yang sedang duduk menatap pantulan dirinya di cermin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidayah Cinta Gus Zizan {END}
Teen FictionNara Aqilla Putri, seorang gadis cantik yang dipaksa bekerja untuk melayani pria hidung belang oleh Osman Oberoy sang ayah, Nara yang bertekad untuk kabur dari sang ayah akhirnya berhasil. Osman Oberoy sang ayah gila akan uang dan harta sehingga rel...