1

1.6K 59 12
                                    

*┈┈┈┈*┈┈┈┈*┈┈┈┈

Di pulau yang sangat indah, bernama lautan Lou tempat dengan suhu yang dimana tempatnya di penuhi salju.

Anak laki-laki yang berusia 12 tahun itu di apit oleh kedua orang tuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak laki-laki yang berusia 12 tahun itu di apit oleh kedua orang tuanya.

"Itu sangat indah Ayah." ucap anak berusia 12 tahun itu menatap kagum pada salah satu bunga berwarna  kristal kaca di salah satu tempat tinggi di sana.

"Itu adalah pertanda, nak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu adalah pertanda, nak." ucap pria dewasa yang menatap benda kristal tersebut.

"Tanda apa itu, Ayah?" ucap anak laki-laki itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tanda apa itu, Ayah?" ucap anak laki-laki itu. Sementara wanita cantik yang berada di sisi sang anak ikut menatap sang pemimpin.

"Di kota, di pulau seberang. Waktu penerimaan anak muda berbakat telah terjadi." arti lain beberapa ilmu tentang ilmu pertahanan diri yakni bela diri dengan berbagai tingkat telah menanti.

"Tyun sudah cukup untuk masuk keperguruan itu sayang." ucap wanita cantik yang menatap suaminya.

Pria itu mengangguk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu mengangguk. "Iya." jawabnya.

"Bagaimana kalau kita kembali? Kita sudah cukup disini, dan Tyun juga sudah besar. Dia harus segera belajar agar tidak tertinggal jauh." ucap Ibu.

"Baiklah. Berkemaslah." ucap Ayah.

"Apa kita akan pergi Ayah, Ibu?" tanya si anak laki-laki tersebut bersemangat. Namun fokusnya masih pada bunga tersebut, begitu cantik dan mempesona.

"Iya sayang. Kita akan pergi menemui Kakekmu," ucap Ibu yang mengusap wajah tampan putranya, yang mana ketampanannya itu lebih mirip wajah cantiknya.

"Ayo." ajak Ayah.

Keluarga kecil itu berjalan bersama meninggalkan halaman indah tersebut.

𖢇

Di atas kapal itu mereka bertemu dengan berbagai orang yang akan berpindah, lebih tepatnya ke sebrang. Kota dengan tempat penduduk paling banyak dari beberapa pulau di daerah Asaes.

Pasangan suami istri itu saling merangkul menatap ke depan, sementara si anak menatap pada seorang anak perempuan dengan ibunya yang terlihat lemah. Anak laki-laki itu bangun dari duduknya di sisi sang Ibu, berjalan ke tempat anak gadis itu berada.

"Kau jangan menangis." ucap anakn laki-laki itu dengan wajah datarnya, namun jelas terpancar rasa perhatiannya.

Gadis itu menatap lamat pada anak laki-laki tersebut sembari menangis dengan sedih.

Ayah, dan Ibu anak laki-laki itu segera bangun, terlihat Ayah sedang memeriksa lengan wanita tersebut.
"Luka yang di miliki Ibumu sangat parah, nak." ucap Ayah.

"Ibu... Hiks.. Ibu.." ucap tangis sedih anak gadis itu memeluk tubuh wanita tersebut.

"Uhuk.. Ibu tidak apa-apa, sayang.." ucap lemah wanita tersebut mengusap pipi putrinya.

Sementara ibu, menyentuh pundak Ayah, tanpa pasutri itu sadari sejak awal kedatangan mereka, sudah begitu lamat di pandangi wanita yang terlihat lemah itu.

Anak laki-laki itu mendekat, berusaha menenangkan tangis si anak gadis. Menundukkan pandangannya, tersadar jika ia memiliki benda cantik yang selalu di punyanya.

Dengan cepat ia menarik gantungan yang tersemat pada pinggang depannya. Menepuk pelan dengan telunjuknya pada pundak si gadis.

Anak gadis itu menoleh.

"Aku punya hadiah untukmu," ucap anak laki-laki itu sembari menyerahkan benda itu kepada si anak gadis, seketika tangis anak gadis itu berhenti dengan menatap pesona pada benda di tangannya.

"Kau suka?" tanyanya.

Anak gadis itu menganggukkan kepalanya.
"Eung!"

"Milikmu." mendengar itu anak gadis tersebut langsung tersenyum, begitu manis.

"Terimakasih Kakak.." ucap anak gadis itu sangat senang.

Sementara anak laki-laki itu mengangguk kecil.

Perahu tersebut berhenti di dermaga, seketika semua penumpang mulai bangun dan beranjak.

"Tyun, ayo nak," panggil Ibu pada sosok anak laki-laki tersebut.

"Aku duluan." ucapnya berpamitan. Di angguki manis oleh anak gadis tersebut.

Tangan ibu terulur begitu anak laki-lakinya sampai pada sisinya. Anak laki-laki itu sekali lagi menengok pada sosok anak gadis tersebut, kemudian benar-benar berlalu bersama keluarganya.

Begitu mereka pergi, tak berselang lama sekelompok para wanita datang. Salah satu wanita dengan pakaian yang lebih senior, tak lain adalah pemimpin pasukan wanita tersebut mendekati tubuh kulai si wanita dengan si anak gadis yang kembali menangis.

"Guru.." ucap pelan wanita tersebut begitu pemimpin wanita itu berjongkok.

".. Barusan aku bertemu dengan, Xiu Jungkook bersama Suaminya Chen Taehyung Aer" ucapnya ibu si anak gadis tersebut.

Wanita yang di panggil guru itu mengangguk. Kemudian bangun dari jongkoknya.
"Sekarang kamu bisa pergi dengan tenang, San Sua." ucapnya dengan tangannya yang terulur menangkup kepala atas wanita yang lemah tersebut.

"Aku akan membesarkan, San Isa untukmu." lanjutnya berucap, seketika wanita tersebut tersenggal membuat anak gadis tersebut semakin menangis.

"Ibu.. Ibu..!!" ucap anak gadis yang bernama Isa itu sembari memeluk tubuh ibunya yang sudah terkulai, tak bernyawa tersebut.

"Ayo." ucap pemimpin wanita tersebut menarik tangan Isa. "Sekarang kamu menjadi putriku," ucap pelan wanita tersebut.

Dengan menurut, anak gadis itu menganggukkan kepalanya dengan patuh, mengikuti langkah sang pemimpin wanita dari belakang.
















T. B. C

𝐊𝐞𝐭𝐮𝐚 𝐃𝐚𝐫𝐢 𝐒𝐞𝐠𝐚𝐥𝐚 𝐏𝐞𝐦𝐢𝐦𝐩𝐢𝐧✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang