𝐊𝐞𝐭𝐮𝐚 𝐃𝐚𝐫𝐢 𝐒𝐞𝐠𝐚𝐥𝐚 𝐏𝐞𝐦𝐢𝐦𝐩𝐢𝐧✔

38

＊┈┈┈┈＊┈┈┈┈＊┈┈┈┈

Pagi Hari di kamar Beomgyu.

"Hatchim..!"

Suara bersin itu terdengar sangat lucu di telinga, semua keluarga Beomgyu berdiri menatap datar pada si bungsu. Dari kakak sulung yang duduk tepat di atas kasur, bersandar sementara pemiliknya tengah duduk dengan di bungkusi selimut tebal di atas kasur membelakangi sang kakak sulung. Dirinya tengah di berikan alat pengukur suhu badan oleh sang Ibu. Di samping wanita cantik itu ada sang suami yang memegang wadah air dengan kain kecil.

Sementara si anak tengah, Jeno Jia dan Sungchan Jia bersandar di tembok dan lemari nakas.

"Sudah tau akan langsung sakit begini kalau kedinginan, malah adu ketahanan. Dasar!" cibir Jeno Jia menatap si bungsu.

"Hatchim hatchim hatchiiim.."

"Meler tuu.." ejek Sungchan Jia.

Er Taeyong langsung membersihkan hidung Beomgyu yang mengeluarkan cairan bening yang sedikit kental tersebut.

"Awalnya Beomie cuma mau menghirup sedikit.. Tapi tiba-tiba di datangin teman," ucap Beomgyu.

"Iya, tapi tidak lama juga. Kalau sudah cukup ya masuk jangan bertahan di sana. Tidak saling bicara jugakan?" ucap Sungchan Jia.

Beomgyu mengangguk sebagai jawaban.

Tangan besar Raja Sayap Kanan menyentuh kepala Beomgyu kemudian mengusaknya dan berganti mengusap dengan lembut.

"Dedenya jangan di hardik terus dong Kak, kesian.." ucap Er Taeyong.

"Salah sendiri, cari penyakit." tambah Jeno Jia.

"Ya, dedenya sakit kalian giniin. Giliran Dedenya tidak kelihatan sedetikpun di cariin." ucap Raja Sayap Kanan.

Membuat Jeno Jia dan Sungchan Jia terdiam.

Ya, semalam Beomgyu dan Soobin memang masih bersama, mereka berdua sama-sama terdiam setelah percakapan ringan tersebut, dan bertahan sampai 4 jam di luar. Soobin baru beranjak kala ia mendapatkan panggilan dari Raja Elang, karena ada pembicaraan serius. Setelah kepergian Soobin Beomgyu baru membuka mulutnya yang mana napasnya sudah menghasilkan asap sangking dinginnya yang ia rasakan.

"Istirahatlah, nanti Ibu bangunkan lagi untuk minum obatnya ya?" ucap Er Taeyong.

Segera Minhyung Jia membantu adiknya untuk berbaring.
"Kak Minmin jagain dulu Dedenya. Yang lain ayo keluar" ajak Raja Sayap Kanan lebih tepatnya mengusir.

Seperginya mereka, Beomgyu menatap sang Kakak.
"Kenapa?" ucap Minhyung Jia menunduk menatap adiknya yang sedikit mendongak menatapnya. Beomgyu benar-benar terbungkus layaknya anak bayi, hidung kecilnya berwarna merah akibat sering di tekan menyeka ingus.

"Dede kecilnya Kakak Minmin kenapa hm?" ucap lembut Minhyung Jia merubah nada bicaranya yang tadi terdengar ketus.

"Kakak.. Beomie mau di pukpuk.." ucap Beomgyu manja, Minhyung Jia tersenyum kemudian tangannya terulur menepuk-nepuk pelan punggung atas Beomgyu.

"Nyanyiin~"

"Jangan melunjak! Kakak sedang marah dengan Beomie." Beomgyu terkekeh kecil kemudian menyamankan posisinya yang mendapatkan tepukan pelan di punggungnya.