14

141 19 0
                                    

*┈┈┈┈*┈┈┈┈*┈┈┈┈

Di perjalanan mereka ke perguruan, tiba-tiba dua dari anggota murid Meirem yang berkawal langsung di serang jurus tapak suci, membuat kedua senior Meirem membeku kaku. Sama halnya dengan di bagian belakang mereka di serang secara tiba-tiba.

"Siapa... Kalian?" ucap ragu Yeji maju kedepan. Sementara Isa masih memapah Ketua Meirem yang terluka.

"Haha.. Kalian tidak perlu tau," ucap salah satu pria yang menggunkan jubah tudung berwarna putih mereka langsung menyerang hampir sebagian dari anggota yang ikut mengawal. Salah satu dari teman pria tersebut mengambil pedang Phoenix milik Ketua Meirem, satu teman yang lain menyerang Ketua Meirem bersamaan dengan Isa, mereka terhempas seraya memegang dada.

Seketika dua pria itu langsung melesat pergi, Yeji mendekati Ketua Meirem di susul murid Meirem yang lain, juga membantu Isa.

𖢇

Dua hari telah berlalu, kini Paman Guru dan Beomgyu sudah kembali pulih mereka melanjutkan perjalanan. Lebih tepatnya mengantarkan Wakil Mairam kembali. Kuda Beomgyu berada pada barisan kedua, bersisian dengan kuda milik Raja Sayap Kanan. Sementara paling depan ada Katua Muda bersama Raja Elang, di bagian paling belakang Raja Kelelawar bersama Paman Guru.

Tanpa sadar kedu orang di belakang terus menatap lamat sosok Satu-satunya gadis dan yang paling muda di antara mereka semua. Masing-masing pandangan begitu rumit, tak sengaja kuda keduanya sama-sama saling bersentuhan membuat penunggang ikut berdekatan, tersadar akan kesalahan itu Raja Kelelawar dan Wakil Mairam saling menatap.

Dalam pandangan keduanya berbicara dalam keheningan seakan bertelepati.

Raja Kelelawar, "Apa kau berpikir sama denganku?"

Wakil Mairam, "Iya, gadis itu benar-benar sesuatu bukan?"

Keduanya sama-sama mengangguk, lalu kembali menatap ke depan.

Sementara di bagian barisan kedua, Raja Sayap Kanan mengulurkan tangannya pada Beomgyu membuat gadis itu berpaling.

Kepalanya sedikit miring menatap uluran tangan sang Ayah angkat. "Ayah?" ucap Beomgyu

Seketika telapak tangan yang mengepal itu berputar, menengada terlihat tiga bungkus manisan berbentuk bola, itu adalah coklat. Manisan kesukaan si gadis merah.

Senyuman terpantri di wajah cantiknya, membuat Raja Sayap Kanan tertegun kembali ia merasa familiar dengan kecantikan putrinya namun segera ia tepis.

"Ayah membelinya?" bisik Beomgyu, di angguki Raja Sayap Kanan.

"Wuah! Bagus.. Makasih Ayah.." ucap senang Beomgyu mengambil manisan tersebut dengan kedua tangannya kemudian mengantonginya di sakunya, untuk pertama kalinya pria itu melihat gantungan yang entah sejak kapan tergantung di pinggang putrinya.

"Itu.." cicit Raja Sayap Kanan cukup mengenali gantungan tersebut. Karena sangat jelas gantungan itu hanya ada dua pasang, satu di tangannya dan satunya di pegang istrinya yang memimpin lautan.

Mungkin aku salah lihat? Batinnya.

Karena dengan cepat tangan gadis kecil itu ikut memasukkan gantungannya ke dalam kantongnya. Mereka berjalan dengan santai tidak ada bandit atau orang jahat yang suka menahan orang di tengah perjalanan.

𝐊𝐞𝐭𝐮𝐚 𝐃𝐚𝐫𝐢 𝐒𝐞𝐠𝐚𝐥𝐚 𝐏𝐞𝐦𝐢𝐦𝐩𝐢𝐧✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang