𝐊𝐞𝐭𝐮𝐚 𝐃𝐚𝐫𝐢 𝐒𝐞𝐠𝐚𝐥𝐚 𝐏𝐞𝐦𝐢𝐦𝐩𝐢𝐧✔

Bonchap Three

꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚૮꒰˵•ᵜ•˵꒱ა‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷

"Kenapa kamu ikut?!" ucap panik dan marah Jano Jia mana kala melihat adik bungsunya ikut.

Beomgyu tidak terintimidasi akan tatapan kakak keduanya, justru dengan santai tangan kecil itu menegada pada Jeno Jia.

"Kain Veil Beomie dong.." ucap Beomgyu.

"Ck! Kan bisa kakak berikan di Hail." ucap Jeno Jia merogoh sakunya lalu memberikan kain Veil milik Beomgyu.

"Kalau begini siapa yang mau kawal kamu?" ucap Jeno Jia. "Kakak ogah ya kawal kamu, cil" lanjut Jeni Jia.

"Iya ih, Beomie juga tidak ganggu ko." ucap Beomgyu.

"Apa maksudmu Dede?" ucap Minhyung Jia menatap sang adik bungsunya.

"Beomie cuma mau jajan, nanti setelah selesai akan pulang sendiri." ucap Beomgyu.

Minhyung Jia menggeleng. "Nanti di antar Kakak Uchan." perintah Minhyung Jia mutlak.

Sungchan Jia pun tidak berdaya dengan kata yang sudah di ucapkan si sulung.

"Oke, pergilah. Tapi jangan terlalu jauh. Kamu masih menjadi incaran," ucap Sungchan Jia.

Mereka berpisah dengan pasangan masing-masing, minus Beomgyu. Sebenarnya Beomgyu hanya beralasan, ia ingin mengikuti Ayahnya lebih tepatnya ingin berada disisi sang Ayah, mengingat Eunho memberikannya kabar buruk, membuat Beomgyu sesegera mungkin mencegah kejadian itu terjadi.

"Ayah Beomgyu tidak boleh meninggal, tidak.." gumam Beomgyu merasa ngilu pada dadanya.

Taehyun, setiap kali merasa resah di tempatnya. Ia beberapa kali tidak fokus, tangannya menyentuh dadanya.

Apa yang sebenarnya di lakukan gadis kecil itu. Batin Taehyun mengerutkan alis.

Namun Taehyun masih bertahan, karena orang yang ia utus untuk menjaga Beomgyu belum menemuinya, itu tandanya Beomgyu masih dalam keadaan aman.

𖢇

Raja Sayap Kanan kini tertunduk lemah, dirinya bersandar pada bebatuan memegang perutnya yang merasakan sakit.

Sosok Lai Guanlin berdiri kokoh di depannya, terpancar wajah datarnya di sana. Raja Sayap Kanan yang menemani Lai Guanlin ke rumah anak laki-laki itu, keduanya cukup baik bahkan Lai Guanlin memberikan hidangan ringan untuk Raja Sayap Kanan. Mereka terlihat alami, dan Raja Sayap Kanan tidak merasakan ada hal yang aneh pada sosok di depannya.

Namun begitu semua selesai, mereka berjalan bersama keluar pondok obat pun bereaksi, membuat Raja Sayap Kanan menjadi lemah tak berdaya.

"Ka-kau.. Memberikan.. Aah~!"

Senyum licik terlihat pada wajah Lai Guanlin. "Ya. Aku memberikan obat pada minumanmu, Tuan."

Raja Sayap Kanan menatap tak percaya dengan sosok di depannya.

"Aku baru tau ternyata sosok Raja Sayap Kanan yang terkenal tidak bisa di sentuh ternyata selemah ini..?"

"Hentikan perbuatan mu—"

"Tidak! Nyawa harus di bayar nyawa. Kau.. Kau adalah pria kejam, berpenampilan suci. Menutup semua perbuatanmu.. Kau.. Kau kan yang membunuh Putri Mahkota kedua,"