Merelakan

425 52 0
                                        

"Kali ini lo udah kelewatan! Lo celakain Sana! LO SADAR GAKKK?!!"

Gadis itu lagi-lagi menutup telinganya, dia cukup stres dengan kejadian yang gak terduga kayak gini. Apalagi orang di depannya ini terus nyalahin dia.

Tangis penyesalan tak kunjung usai sejak tau gadis yang di cintainya terkena tembakan.

Jelas itu adalah kesalahan.

Itu salah Miyeon.

"Gue tau lo cinta dia, tapi jangan pake cara kayak gini untuk rebut Sana dari Tzuyu."

"Terus gue harus gimana Naya?!"

Nayeon menghela nafasnya dengan kasar. Jauh-jauh terbang dari Eropa ke Jepang ternyata dirinya malah di libatin kasus yang merepotkan.

"Lo harus relain Sana. Biarin dia bahagia sama pilihannya."

Miyeon tersenyum miring, dia ingat kalo sebenernya hati Sana bahkan udah jatuh sejatuh-jatuhnya untuk Tzuyu sejak kecil.

"Dia bahkan gak pernah ada diantara dua pilihan, Nay."

"Dari awal hatinya emang udah buat Tzuyu, gue cuma mainan."

"Tapi lo juga mainin dia tolol."

Nayeon yang tadinya iba, jadi kesal sendiri karna teman semasa sekolahnya ini masih aja gak sadar diri.

"Gue bakalan lakuin sesuatu, kali ini gue jamin gak akan gagal dan gak akan ngelukain dia lagi."

"Apa gue bisa pegang omongan lo?" tanya Nayeon karna masih merasa ragu.

"50:50"

"Terserah, yang penting gue gak mau ikut campur dan jangan sampe lo apa-apain Tzuyu!"

"Tenang aja, anggep itu ucapan terimakasih gue karna lo udah kasih tau kalo Tzuyu anak dari keluarga Chou yang dulu sempet bikin perusahaan keluarga gue ancur."

"Cih, padahal gue gak sengaja nyebut marganya."

"Itu aja udah cukup buat bikin gue tertarik bales dendam, karna Papa dia udah bikin Mama gue meninggal."

Nayeon memejamkan matanya, dia berusaha menahan emosi yang udah gak sanggup lagi dia tahan.

"Lo tuh harus relain semua yang udah berlalu, Miyeon! Mau sampe kapan lo kayak gini?"

"Entah." ucap Miyeon dengan entengnya.

"Posisi Mama gue emang bisa di gantiin dengan Mama yang sekarang, tapi posisi Sana di hati gue kayaknya gak akan pernah ada yang bisa gantiin."

"Terserah."

Merasa kesal, Nayeon langsung pergi meninggalkan kediaman keluarga Miyeon.

"Saiko nih cewe!"

*

5 Tahun kemudian.

"Ka, masih mau disini?"

"Iya sebentar lagi ya Hye."

"Yaudah gue sama Minju tunggu mobil ya."

"Loh ka, tapi gue kan pengen nem—"

Hyewon melotot, memberi kode kalo mereka berdua harus memberi waktu untuk perempuan itu sendirian sekarang.

Dengan berat hati Minju pergi meninggalkan kakaknya.

Setelah kejadian 5 tahun lalu, semuanya terasa sangat berbeda.

Hal yang menjadi sumber bahagianya menghilang.

"Aku kangen banget."

Perempuan itu masih menatap sedih sebuah makam yang sekarang terlihat segar dengan banyak taburan bunga.

Wild [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang