Belajar Peka

419 53 6
                                    

"Hai, tumben sendirian aja nih?"

Sana yang lagi asik menikmati burger nya menatap cewe seksi di depannya dengan heran. "Lo siapa?"

"Kenalin, Bona. Lo Sana kan?"

"Iya, kok tau?"

"Gue temen ngegame nya Mina, lo tumben gak sama kembaran lo?"

Alis Sana terangkat, dia heran kok bisa kesannya cewe ini tau banyak tentang dia. Gak mungkin kalo Mina yang cerita kan?

"Sorry, gue gak kenal lo siapa walaupun temennya Mina. Lo dari kelas mana? Kok gue gak pernah ya liat lo."

"Gue sekelas Jihyo."

"Oh anak kelas unggulan."

"Gue duduk disini boleh?"

"Boleh kok, kebetulan gue udah selesai."

Senyum di bibir Bona langsung mengghilang, benar ternyata rumor tentang Sana. Dia playgirl kalo memang dia sendiri yang nargetin, kalo di deketin duluan tuh susah banget.

"Tunggu San." Bona menahan tangan Sana sebelum beranjak pergi

"Kenapa lagi?"

"Pulang bareng gue yuk."

Sebisa mungkin Sana tersenyum ramah ke cewe ini. "Gimana yaa, soalnya gu—"

"Ka Sana? Aku baru pengen cari kamu."

Tzuyu melirik ke arah tangan Sana yang lagi di pegang cewe lain. Sementara itu Sana salah tingkah karna tumben banget Tzuyu nya nyariin duluan.

Padahal niat Sana setelah makan, dia baru mau nyamperin Tzuyu ke lapangan basket.

"Bisa tolong lepasin tangan ka Sana gak?"

"Hah? oh iya, sorry."

Sekarang Tzuyu menatap Sana dengan tatapan datar, bisa-bisanya dia gak nepis pas tangannya di pegang cewe lain. "Ka Sana ternyata masih uler."

Sana hanya bisa nyengir, suasana nya sangat canggung dan kesannya malah Sana abis kegep selingkuh.

"Ayo pulang, yang lain udah di mobil."

Melihat Tzuyu pergi duluan, Sana langsung gelagapan. Dia yakin pasti Tzuyu nya lagi kesal.

"Gue duluan ya. Istri gue serem kalo marah."

Mendengar Sana terang-terangan menyebut Tzuyu istrinya, Bona mengangguk paham. Rumor tentang Sana yang naksir Tzuyu ternyata juga benar.

"Sesekali lah ya gakpapa akuin Tzuyu kek gitu, walopun dia gak ada tuh nembak gue." Dia masih bisa tersenyum memikirkan hal itu sambil menyamakan langkahnya dengan langkah Tzuyu.

"Tzuu kita jadi ke Perpusnas?"

"Jadi." jawab Tzuyu singkat.

"Hyewon sama Minju juga ikut?"

"Enggak, kita pulangin mereka dulu. Soalnya Hyewon ada kerja kelompok di rumah, kalo Minju temennya pada mau dateng nginep."

"Jadi kita ngedate nih?"

"Hmm."

Sana senang bukan main, kalo di pikir-pikirr ini pertama kalinya ngedate sama Tzuyu, cuma berdua. Tanpa ada dua bocil kematian yang ikutin mereka.

Hari jumat ini adalah hari terakhir untuk Sana belajar seperti biasa, karna senin nanti kelas 12 udah harus ngambil nilai ujian prakrek dan minggu depannya masih harus ujian-ujian lain.

"Ka Sanaaaa yah kita gak bisa makan bareng di kantin lagi deh." Minju histeris mengingat Sana akan di sibukan dengan ujian.

"Loh Nju, kamu kan kelas 9. Kamu juga senin nanti ujian praktek kan?"

"Eh iya juga. Yess berarti masih bisa bareng ka Sana."

Hyewon dalam hatinya berusaha untuk gak ngatain Minju dengan kata-kata mutiaranya.

"Padahal di rumah juga masih bisa ketemu kali dek, kan ka Sana tetangga kita."

"Iya sih ka Tzu, tapi kan momen di sekolah itu gak akan bisa keulang ka. Apalagi abis ini ka Sana lulus. Oiya ka Sana mau kuliah dimana?"

"Paling di Jepang, aku mau kuliah bisnis."

"Jauhhh, kenapa gak di sini aja sih ka?"

Pertanyaan Minju sangat mewakili perasaan Tzuyu sekarang, dia malas ngomong karna masih kesal dengan kejadian tadi. Dia gak suka Sana nya di sentuh orang lain.

"Aku ikut otousan Nju, kan Papa juga punya perusahaan disana. Ya kalo disini bisa sih, pokoknya salah satu dari aku sama Momo harus ada yang ke Jepang."

"Kalo gitu ka Momo aja, ka Sana tetep disini."

"Dihhh jangan, kalo ka Momo pergi gue gak punya temen kulineran bareng dong Nju." seru Hyewon gak terima.

"Jadi lo maunya ka Sana aja yang pergi?"

"Gak gitu ish, lo mah mau adu domba gue ya Nju?"

Sepanjang perjalanan akhirnya diisi dengan perdebatan antara Hyewon dan Minju. Dua-duanya gak rela kalo kakak kelas favoritnya harus kuliah di Jepang.

Padahal yang mau kuliah kan Sana sama Momo, yang berantem malah Hyewon sama Minju.

*

"Anjir tinggi banget." Sana berusaha menggapai salah satu buku di rak atas, tapi tetap gak sampai.

"Ck, makanya jangan pendek. Nih."

Tzuyu masih diam seperti batu, tapi dia tetap perhatian ke Sana. Itu yang bikin Sana sekarang berbunga-bunga.

"Makasih sayang, kalo di rumah udah aku ciumin kamu." Tzuyu hanya bisa pasrah saat pipinya jadi sasaran empuk cubitan gemas Sana.

"Hmmm. Mau di ambilin apa lagi sebelum aku duduk?"

"Kamu duduk aja, aku mau cari jurnal lain."

Sebenarnya tugas ini adalah tugas yang berat untuk Sana, karna di akhir masa sekolahnya. Semua murid wajib membuat satu karya tulis ilmiah, bebas tentang apapun asalkan gak copas.

Dan Sana memilih untuk mengambil tentang pengaruh pergaulan bebas. Berdasarkan pengalaman pribadi yang sempat sering mabuk-mabukan, Sana cukup percaya diri angkat tentang itu.

Bukannya dapat jurnal, Sana malah liat salah satu buku yang cocok untuk Tzuyu. Dia tersenyum puas dan membawa buku itu ke Tzuyu.

"Kamu baca ini biar gak gabut."

"Tapi aku kan lagi kerja, gak gabut."

"Pokoknya baca, aku mau lanjut cari jurnal."

Setelah Sana pergi, Tzuyu mengambil buku itu dan membacanya berulang kali. "Cara jitu nembak gebetan."

"Cara. Jitu. Nembak. Gebetan."

"Ini tutorial apa gimana sih?"

Tzuyu terus bermonolog sampai dia lupa kalo lagi di tempat umum.

"Lagian kan gue gak punya gebetan, terus mau nembak siapa anjir." Pikir Tzuyu.

***

Yang satu udah terang-terangan, tapi satunya gak peka. Sukses deh kalian berdua🥰

Wild [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang