Nasib Sana

445 38 5
                                    

"Minjuuuu Hyewon cepetan dongg, gue harus piket nih."

Tidak seperti biasanya, huru-hara terjadi di kediaman keluarga Chou pagi ini.

Itu semua karena kemarin sepulang sekolah Tzuyu dan Hyewon harus ke kantor Papa untuk mengecek perusahaan bersama Om Park sampai malam.

Sementara tadi malam Minju pergi main bersama teman-temannya entah kemana, dan pulang di atas jam 12 malam. Tzuyu dan Hyewon yang khawatir dengan si bungsu terus menunggu di ruang tamu, karena Minju juga gak bisa di hubungi.

"Gue tinggal pake sepatu." Hyewon langsung masuk ke dalam mobil untuk memakai sepatu, kali ini dia memilih untuk menyetir karena takut Tzuyu mengomel lagi.

"Adekkkk, lama banget sihh." Tzuyu gelisah, dia terus melihat antara jam tangannya dan Minju yang belum juga keluar rumah.

Akhirnya Minju keluar rumah, dia berjalan dengan gontai. Pakaiannya juga belum rapih. "Astaga, udah cepetan deh rapihin baju lo di mobil."

Minju hanya mengangguk, dia duduk di samping kemudi saat Hyewon memberi kode untuk dia duduk di sebelahnya.

Gerbang otomatis terbuka, saat mobil baru saja keluar Tzuyu melihat Sana di depan rumahnya sedang mondar-mandir.

"Temen lo kenapa tuh ka." Tanya Hyewon yang juga penasaran.

"Bukan temen gue pliss."

"Itu kan kakak kelas yang nitip minuman ke gue ka, kayaknya mobilnya bermasalah. Ajak aja boleh gak ka?"

Jujur Minju menyesal ikut berkomentar tentang Sana, karena sekarang mata Tzuyu hampir keluar memelototinya.

"Yaudah, bentar."

Dengan berat hati Tzuyu keluar dari mobil, dia udah pasrah kalo sampe Dahyun ngoceh terus karena Tzuyu gak dateng pagi untuk piket.

"Ah kenapa sih anjir, masih pagi loh padahal."

"Mobil lo kenapa?"

Sana tersentak, baru banget dia mau menendang mobilnya sebelum mendengar suara Tzuyu.

"Eh, pagi Tzu. Hmm ini kayaknya mobil gue mogok, mana Momo udah berangkat duluan lagi."

"Ayo bareng."

Mata Sana berbinar, dia gak percaya Tzuyu ngajakin dia berangkat bareng. Sana mengangguk antusias lalu mengikuti Tzuyu ke mobil.

"Maaf ya ka berangkatnya bareng adek gue."

"Gakpapa, yang penting ada lo nya."

Sana duduk di kursi belakang bersama dengan Tzuyu, Minju diam-diam tersenyum geli. Dia tau kalo tetangga sekaligus kakak kelasnya itu naksir Tzuyu.

Minju menoleh ke belakang lalu mengulurkan tangannya. "Kita belum sempet kenalan waktu itu ka. Gue Minju, nama lo siapa ka?"

"Oh iyaa, halo Minju. Gue Sana."

Senang rasanya, hari ini gak cuma dekat sama Tzuyu tapi Sana langsung bisa dekat dengan adik-adik Tzuyu. "Mantap, progres gue semakin berkembang pesat buat deketin si kulkas ini."

"Madep depan Nju, emang gak pusing lo posisi kayak gitu?"

Minju langsung memutar bola matanya, kayaknya hari ini kedua kakaknya kompak cuekin dia karena kelakuannya semalam.

"Ka Sana kelas berapa?" Tanya Minju lagi, entah kenapa dia tertarik sama Sana yang gak se kaku dua kakaknya ini.

"12, Minju kelas berapa?"

Ini pertama kalinya Sana berbicara selembut ini selain sama Tzuyu.

"Oiya."

Sana merogoh sesuatu di dalam tasnya. "Kalian udah sarapan? Gue ada roti bakar nih ambil aja."

Wild [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang