Saksi Bisu

417 47 2
                                    

Tzuyu dengan mudahnya melewati tembok belakang sekolah, dia biasa menghabiskan waktunya disana sendiri untuk menjernihkan pikirannya.

Tapi tidak kali ini.

"Bangkee tolongin gue napa."

"Pendek sih lo."

"Ngaca jing."

Biarpun begitu Dahyun tetap membantu Chaeyoung untuk menaiki tembok.

"Hah anjir akhirnya, lagian ngapain kesini sih Tzu?"

Chaeyoung mendarat dengan mulus, tapi dia gak percaya kalo ternyata Tzuyu milih tempat kayak gini untuk cabut.

"Ya lo ngapain ngikutin gue?"

"Gue males matematika minat, orang gue gak minat."

"Gue juga hehehe."

Gak perduli dua temannya ini mau apa, Tzuyu melanjutkan langkahnya menuruni sedikit anak tangga.

"Oh ya pantes sekolah kita sering kebanjiran."

Mereka bertiga sedang ada di belakang sekolah, di pinggir sungai yang lumayan dekat dengan pemukiman warga.

Tzuyu sering menghabiskan waktunya duduk di pinggir sungai, kadang dia hanya melihat kegiatan orang yang sedang memancing atau kadang hanya melamun melihat aliran sungai.

Tzuyu dengan rasa penasarannya tanpa sengaja menemukan tempat ini, dulu dia sangat penasaran kenapa bisa sekolah se keren ini, sekolah internasional malah sering terendam banjir.

"Heh lo beneran mau duduk disini?" Dahyun kaget karena Tzuyu sudah mengambil posisi yang nyaman duduk di atas bebatuan besar.

"Gue mau jernihin pikiran gue, lo sana deh berdua kalo gak betah."

"Udah Hyun biarin aja Tzuyu sendiri, kita agak geser yuk."

"Tapi nyet, kita mau kemana?"

Chaeyoung menarik lengan Dahyun, membawanya kembali menaiki anak tangga.

"Tuh ada tukang bakso."

"Lo yakin mau makan itu disini?"

"Ya emang kenapa?"

Jujur Chaeyoung bingung kenapa Dahyun tiba-tiba jadi seperti ini.

"Chaeng lo gak takut kalo itu bakso pake daging tikus? Kalo itu gak di bikin dengan bersih gimana? Apalagi ini pemukiman keliatan kum—"

"Bacot, balik lo sana."

"Lohhh, woyy pendek tungguin gue."

Dahyun berusaha mengejar Chaeyoung, temannya itu benar-benar membeli bakso.

"Cebanan 2 bang, satu jangan terlalu pedes. Tolong bawain ke pinggir sungai ya bang."

"Gue gak us—"

"Diem lo."

Merasa frustasi, akhirnya Dahyun hanya bisa mengikuti Chaeyoung yang sekarang kembali duduk tidak jauh dari tempat Tzuyu melamun.

"Hyun, lo rasain dikit deh coba. Ini bikin tenang, ya walaupun ada bau-bau sedikit dari limbah warga sini."

"Tenang pala lo. Gue gak bisa Chaenggg, gue terlalu bersih untuk main di tempat kayak gini."

"Udah lo diem aja, nikmatin."

"Bakso dua porsi nya neng, nanti mangkoknya tinggal aja."

"Makasih bang, sekalian bayar deh biar gak lupa."

Chaeyoung mengeluarkan selembar uang berwarna merah.

Wild [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang