(Beberapa tahun kemudian.)
Seiring dengan dibukanya lembaran baru, Bia tak luput membuat gebrakan baru pada penampilannya.
Sesuai dengan janji dan keinginannya, Bia kini telah berhasil menjadi salah satu Chef ternama di negrinya.Penampilannya begitu anggun. Surainya terurai panjang, tubuhnya ramping dengan kulit eksotik yang dimiliki menambah cantik parasnya.
Balutan Blazzer biru yang dikenakan menambah kesan anggun dirinya.
Ia tampak agak buru-buru keluar restoran kala netranya menangkap sosok yang tak asing dalam ingatannya.Pria bertubuh tinggi dengan hoodie abu yang membalut tubuh kekarnya. Kulit putih, hidung tajam dan dagu yang terpahat sempurna. Sebuah mahakarya Tuhan yang begitu indah.
Rambut hitamnya dibiarkan jatuh menutupi telinga dan tengkuknya. Bia berlari mendekatinya.“PAPA!?”
Ceplosnya spontan tanpa berpikir panjang.
Sosok itu menoleh.
Krik.. Krik... Krik..
Suasana mendadak canggung luar biasa.
Pria itu tertegun. Menaikkan satu alisnya menatap pada Bia. "Eh?" Satu kata penuh tanya dari pria itu.
DEG!
Bia tercenung. Ia tak bisa berpikir jernih. Debar terasa dibalik dada Bia. Memompa darah untuk dialirkan keseluruh tubuh dua kali lebih cepat dari biasanya.
Bia merasa pening. Yang ia tahu, Papa tak lagi ada. Tak mungkin pula sosok yang telah meninggalkannya bertahun-tahun tiba-tiba saja bangkit dari kubur dan menjalani kehidupan lagi. Sangat tidak masuk di akal.
Sosok yang ia rindukan, sosok yang selalu ia doakan, hari ini, detik ini pula berdiri dengan gagah di hadapannya persis seperti beberapa tahun lalu.
Tak ada yang berubah, wajah itu, sorot mata itu, tubuh itu, semua masih sama. Hanya surainya yang jauh lebih panjang dari sebelumnya.
Bagaimana semua bisa terjadi?“Tidak. Tidak mungkin papa memanjangkan rambutnya dalam kubur lalu bangkit dari kubur?!” Batin Bia seorang diri. Ia menggeleng.
Ini seperti mimpi.
Lalu, siapa sosok itu?
Tampaknya semesta benar-benar menjawab tantangannya. Sebuah kejutan yang ia inginkan. Semesta ingin kembali memulai permainan dengannya. Dan semesta selalu mendengar suaranya.
Suara Bia.
💌💌💌 Terimakasih untuk yang sudah menyempatkan waktu membaca. Semua yang ditulis di sini hanya khayalan penulis. Mohon maaf bila ada banyak kesalahan tulis. Jangan lupa berikan vote dan komen. Terimakasih banyak ^_^💌💌💌
KAMU SEDANG MEMBACA
SUARA BIA (TAMAT)
Teen Fiction"Bia, Ibu tahu, ini semua hanya keisenganmu untuk lari dari hukuman. Tapi hukuman tetaplah hukuman, Bia. Kau tidak bisa lari dari itu." Lanjut sang Guru menyadarkan Bia dari lamunannya. Sorot matanya penuh kekecewaan. Tangannya mengepal, mencengkera...